Tiga hal penting dalam hidup: kesehatanmu, misimu, dan orang yang kamu cintai
-KEYNAL-••••
Lima belas menit kemudian, Keynal tiba di apartemen—nya. Dia memasuki kamar dan merebahkan tubuhnya di atas kasur. Sesaat Keynal mengamati langit-langit kamar dengan tatapan hampa.
Veranda lagi ngapain, ya?
Meskipun dalam keseharian seorang pria merayu banyak wanita. Tetapi ketika akan tidur, mereka hanya akan memikirkan wanita yang mereka sukai.
“Gue harus telpon dia sekarang!” Keynal lalu melirik jam tangannya. “Tapi udah jam satu malam, dia pasti udah tidur. Besok aja deh gue temuin dia. Lagian gue juga hoaammm,,, ngantuk banget.”
Keynal menarik selimutnya. Sebelum tidur, dia lebih dulu menyetel alarm jam wekernya di samping ranjang. Setelah itu membaca doa, lalu menepuk batalnya tiga kali. Keynal tidur dengan posisi menghadap dinding sebelah kanan.
❖❖❖❖
Esoknya di tempat kerja Veranda.
“Ve, kita balik dulu, ya.”
“Hati-hati, Shan.”
Shania menarik sudut bibirnya secara bersamaan. “Iya, lo juga.” Setelah motor Boby pergi, Veranda lalu berjalan kaki menuju rumah kontrakannya.
Saat sejak asyik menyusuri jalan raya, ekor mata Veranda tak sengaja menangkap mobil Keynal yang berhenti tepat di persimpangan lampu merah. Veranda dengan cepat menyetop ojek sepeda motor yang melintas di depannya.
“Kemana neng?” Tukang ojek itu menepi di kiri jalan.
“Mas, tolong kejar mobil merah di depan itu, ya.”
“Oke, siap!” Si tukang ojek itu menyodorkan helm ke arah penumpangnya itu.
Veranda memakai helmnya dan langsung naik ke atas motor. Si supir ojek menstater kendaraannya dan membuntuti mobil yang dimaksud Veranda.
Tak lama mobil yang dikendarai Keynal berstanasi di depan sebuah gedung. Veranda turut berhenti tak jauh di belakangnya. Veranda turun dari motor dan melepas pelindung kepalanya. “Mas, makasih, ya.”
“Sama-sama, Neng.” Tukang ojek menerima helm ongkos kendaraan dari tangan Veranda, lalu melanjutkan perjalanannya.
Lho, inikan rumah susun yang waktu itu, ngapain Keynal kesini?
Veranda melihat Keynal masuk gedung itu, tak pikir panjang Veranda membuntuti Keynal dengan sangat hati-hati. Sebelumnya, Veranda sudah beberapa kali datang ke apartemen Keynal. Tetapi tidak menemukan siapa, sebab sat itu Keynal menjalani rawat inap di rumah sakit.
Namun, ketika hendak menaiki menuju lantai dua. Veranda tak sengaja berpapasan dengan komplotan preman yang pernah mencoba untuk melecehkankanya tengah mengobrol di dekat tangan. Veranda pun tak ingin mengambil risiko dan memutuskan untuk pergi.
Veranda perlahan melangkah mundur, tetapi saat ingin berbalik sekumpulan preman itu justru melihatnya. “Woi jangan lari lo! Kalian cepat tangkap cewek itu!”
“Baik, Kang!” Anak buah Acil hendak mengejar Veranda. Tetapi seseorang justru menahannya.
“BERHENTI! DIA CEWEK GUE.”
“Boosss!” Sekumpulan preman itu seketika menoleh ke sumber suara.
Di lantai dua tampak sosok Keynal menuruni undakkan tangga dengan perlahan. Veranda mengangkat kedua alias dan terkejut ketika para preman itu memanggil Keynal sebutan, ‘bos’
Sebenarnya ada apa ini? Dan siapa Keynal sebenarnya? Berbagai pertanyaan terlontar di hati Veranda.
“Kalian boleh pergi!” Kelima preman itu mengangguk dan segera meninggalkan keduanya.
Keynal menghentikan langkahnya di hadapan Veranda seraya berkata, “ngapain lo kesini?”
“Key—Keynal, kamu kenapa?”
Mata Veranda mengerjap beberapa kali, dia tak menyangka jika Keynal akan menanyakan kalimat seperti itu. Terlebih Keynal membentaknya dengan suara tinggi, sorot matanya yang tajam seolah mengintimidasi Veranda.
Melihat gadisnya yang ketakutan Keynal dengan cepat mengubah ekspresinya dan terkekeh. “Bercanda sayang, ayo kita pergi!” Keynal merangkul pinggang Veranda dan membawanya menuju mobil.
❖❖❖❖
Di dalam mobil, keduanya sama-sama terdiam, seolah larut dalam pikiran mereka masing-masing. Keynal memilih menghidupkan audio mobilnya.
Di samping itu Veranda memberanikan dirinya memandang wajah kekasihnya. Tak lama Keynal menyadari sepasang mata yang terus bergulir memperhatikan dirinya, refleks dia pun menoleh ke kiri. Dan tatapan keduanya bertemu di satu titik yang sama.
Veranda tidak tahu mengapa, rasanya ada sebongkah magnet yang menarik tubuhnya untuk bergerak maju. Kini wajah keduanya berada sangat dekat. Dia bahkan bisa merasakan gemuruh napas Keynal menyapu wajahnya.
Berada dalam jarak sedekat itu, membuat Veranda memiliki kesempatan untuk memperhatikan detail kecil di wajah Keynal. Veranda tersenyum ketika mendapati bintik cokelat kecil di leher Keynal yang serupa dengan tanda lahir.
Cukup lama Veranda mengagumi paras wajah di depannya. Pontongan rambut quiff yang berdiri dan menebal di bagian atas dahi semakin mempertegas bentuk wajah oval Keynal. Serta bibir yang berwarna merah cerah menjadi titik pusat pandang Veranda.
Keduanya tidak berbicara sepatah kata pun. Hanya mata yang saling bercengkerama. Baik Veranda dan Keynal sama-sama tersenyum. Seolah mengerti apa yang dirasakan oleh hati mereka.
Keynal memiringkan kepala, dia menarik tengkuk leher Veranda mengulum bibirnya. Lumatan bibir Keynal seketika mengalirkan sengatan listrik yang meggetarkan hati Veranda. Tekstur bibir Keynal yang kenyal dan lembut langsung dirasakan Veranda.
Veranda bergerak cepat dalam menerima serangan bibir Keynal, mengindikasikan kerinduan dan gairah yang intens. Bercumbu di tempat parkir yang gelap dan kosong menciptakan atmosfer yang lebih intim.
Aliran darah mengalir deras menuju perut dan otot-otot di tubuh Veranda. Gadis itu mengalungkan keduanya lengannya di leher Keynal, membuat pupil hitam pemuda membesar hingga telapak tangannya perlahan mulai berkeringat. Keynal itu juga dapat merasakan ratusan kupu-kupu yang terbang dan menggelitiki perutnya.
Tanpa sadar Keynal mengirimkan hormon testosteron melalui air liurnya, dan mengaktifkan bagian otak Veranda untuk memberikan dorongan seksual.
Audio musik yang menggelegar membuat jiwa mereka kian bergelora. Percikan gairah semakin mengaburkan pandangan keduanya. Erangan kecil terdengar di mulut Veranda sejalan dengan durasi ciuman yang begitu lembut. Aroma parfum yang berbeda melebur menjadi kesatuan yang hangat.
Veranda menutup matanya ketika Keynal mulai berkelana dengan lidahnya. Veranda merasa semakin panas saat cuping hidung Keynal menekan pipi di bawah kelopak mata kirinya. Sementara tangan Keynal kemudian bergerak naik membelai rambut belakang Veranda dengan sayang.
Langit yang kelam tampak semakin indah dengan taburan bintang. Kerlap-kerlipnya seolah menyambut kasih dalam dekapan. Membiarkan titik sinar dalam balutan hitam yang gemerlap. Menyaksikan cinta yang begitu kuat dan mendalam.
Keduanya tenggelam dalam nyanyian malam. Decakan bibir memberikan kesan romantis dalam lingkaran kemesraan. Berbagai sensasi yang dirasakan mengahntarkan kehangatan pada jiwa dan raga.
Keynal mengigit dan mengisap bibir Veranda. Membuat gadis itu sedikit kewalahan, saat Keynal menjadi lebih agresif dan berhasrat untuk menciumnya. Veranda tidak dapat menebak apa akan terjadi selanjutnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
BIDADARI TERAKHIR [END]
Misterio / Suspenso17+ Gιмαηα Rαѕαηуα Jιкα Kαмυ Cιηтα Sαмα Cσωσк Sιмραηαη Tαηтє-Tαηтє Dan itu dialami langsung oleh Veranda. Bidadari tak bersayap yang berprofesi sebagai kasir minimarket di kota Jakarta. Ve, begitu sapaan akrabnya jatuh hati sama seorang pemuda yang...