Aku golongan orang yang ngga suka video call sama telepon, tapi kalau aku mau berarti you're my priority
-KEYNAL-“Aku Hamil!”
Veranda menyetuh pundak kekasihnya. “Key, kamu kenapa diam?”
Keynal terkonjak dari kursinya. “Ah, gapapa, kok.”
“Kamu nggak niat nyuruh aku buat gugurin kandungan ini, ‘kan?” Veranda menatap tajam ke arah Keynal. Membuat pemuda itu menggeleng dengan cepat.
“Kita rawat bayi itu sama-sama.” Keynal menggenggam erat tangan Veranda dan meyakinkan hatinya.
Pilihan Keynal memiliki dasar yang kuat. Meskipun dirinya bukan orang baik, tetapi dia tidak ingin menambah dosa dengan membunuh darah dagingnya sendiri. Bayi itu tidak bersalah, melainkan dirinya yang berdosa. Karena sebagai laki-laki, Keynal memang suka menebar benih sembarangan.
❖❖❖❖
Tak lama mereka tiba di pusat perbelanjaan. Keynal mengandeng Veranda menuju toko mas di lantai tiga.
“Brandon!” teriak Keynal, menyapa penjaga toko yang berdiri di balik etalase. Dengan setelan kemeja berwarna merah yang dibalut tuxedo hitam, dan celana jeans semi fomalnya.
“Weis Devin! Teman SMP gue, piye kabare, Bro? Apik?”
“Alhamdulillah, sae.” Keynal menghampiri Brandon, kemudian melakukan tos dengan membenturkan kepalan tangannya.
Veranda menyusul di belakangnya, perlahan mendekati etalase kaca yang menampilkan deretan cincin-cincin mewah yang menyilaukan matanya.
“Oh iya, ada yang bisa gua bantu?” Brandon menatap Keynal kemudian Veranda.
“Gue mau cincin.”
“Okay, cincin nikah atau—”
“Cincin buat calon istri gue.”
“Oalah, baru lagi, toh? Betewe si Yona, lu kemanain?” Brandon mencondongkan kepalanya ke Keynal, kemudian berbisik pelan tetapi tajam.
“Ada di saku, masih gue simpan.”
“Weh, lu emang nggak pernah berubah ya, Dev. Dari zaman SMP udah punya cewek sebaik Yona masih aja demen melipir. Ati-ati kualat lu ntar.”
Keynal hanya menggeleng dan tersenyum. “Ga. Ini yang terakhir.”
“Khhmmm!” Interupsi Veranda membuat dua jantan itu terkejut dan segera menjaga jarak. “Maaf, kalian ngomongin, apa?”
“Oh, ga. Don, bisa kasi gue rekomendasi cincin yang paling bagus?” Keynal mengalihkan perhatian dengan berpura-pura memperhatikan deretan cincin di depannya.
“Oh, lu mau model apa? Di sini semua tersedia.”
“Kalo bisa yang simpel, tapi berkesan.” Keynal kembali menguasai dirinya dan bertingkah tenang seperti biasa.
KAMU SEDANG MEMBACA
BIDADARI TERAKHIR [END]
Mystery / Thriller17+ Gιмαηα Rαѕαηуα Jιкα Kαмυ Cιηтα Sαмα Cσωσк Sιмραηαη Tαηтє-Tαηтє Dan itu dialami langsung oleh Veranda. Bidadari tak bersayap yang berprofesi sebagai kasir minimarket di kota Jakarta. Ve, begitu sapaan akrabnya jatuh hati sama seorang pemuda yang...