Aku berharap bayanganku di matamu tetap sama seperti pertama kali kita bertemu.
-YONA-
••••
Suasana sesak mulai kerasa, ketika Keynal dan Veranda menjejaki lantai keramik monokrom hitam—putih. Suara denting sendok—garpu dan piring pembeli saling bersahutan, menciptakan irama ritmis yang ramai.
“Di sana aja.” Veranda menunjuk satu meja.
“Oh, oke.” Keynal memilih meja sebelah pojok kiri gerobak. “Duduk, Ve!” Keynal engan cekatan menarik kursi kayu untuk Veranda.
“Makasih.”
Veranda duduk di hadapan Keynal. Keduanya saling bertatapan muka. Dengan gugup Veranda meletakkan kedua tangannya di atas meja persegi panjang.
Di sampingnya tersedia kotak sendok, sumpit, sambal, saus tomat, kaleng kerupuk, kotak tissue dan air mineral dalam kemasan gelas yang disusun berbentuk kerucut. Veranda mengangkat kepalanya ketika mendengar bunyi kursi yang terdorong.
“Pak Haji, mie ayam baksonya dua, seperti biasa, ya.”
“Iyaaa, tunggu sebentar!” Keynal mengangguk kembali ke tempat duduknya.
Pak Basir langsung menjatuhkan gulungan mie kuning dan sawi hijau ke dandang yang berisi dalam air mendidih, menggunakan saringan dari bahan stainless steel dengan gagang berwarna hitam.
Sembelah tanganya sibuk dengan kegiatan mengaduk kaldu ayam di dalam panci. Buih-buihnya yang berwarna kuning mulai bermunculan.
“Oh iya, Ve, jadi kamu sering ke sini?” tanya Keynal sembari menghirup aroma kaldu ayam dan bawang putih bertebaran di udara. Sementara sang penjual, mulai menyiapkan mangkuk berlogo ayam jago, untuk meracik bumbu.
“Hm, iya dua kali dalam sebulan.”
“Sendiri?”
“Sama teman.” Keynal mengangguk paham.
Sementara itu Pak Basir memasukkan dua sendok makan minyak ayam, sejumput garam, seperempat sendok teh merica, kaldu bubuk, bumbu mie ayam kecap yang sudah tumis, beserta seperempat sendok teh kecap asin, satu sendok kecap manis ke dalam mangkuk.
Mie kuning dan sawi hijau dimasukkan paling akhir kemudian diaduk bersama dengan bumbu hingga merata.
“Mau kerupuk?” Keynal menyodorkan sebungkus kerupuk udang untuk telah bukanya ke hadapan Veranda.
“Makasih.” Veranda menjamah satu lalu mengigitnya dengan anggun.
Selama menunggu pesanan tiba, mereka berbincang-bincang ringan, sembari menikmati kerupuk yang sudah habis dua bungkus.
Di meja dapur Pak Basir mulai menyusun topping di atas gulungan mie, pangsit berisi ayam yang sudah diberi bumbu dan dicincang halus, daun bawang dan taburan bawang goreng.
Sementara bakso uratnya disajikan terpisah dengan porsi yang cukup besar. Pak Basir meletakkan dua mangkuk mie dan berserah mangkuk bakso berserta kuah kaldunya di atas nampan plastik hitam.
KAMU SEDANG MEMBACA
BIDADARI TERAKHIR [END]
Misterio / Suspenso17+ Gιмαηα Rαѕαηуα Jιкα Kαмυ Cιηтα Sαмα Cσωσк Sιмραηαη Tαηтє-Tαηтє Dan itu dialami langsung oleh Veranda. Bidadari tak bersayap yang berprofesi sebagai kasir minimarket di kota Jakarta. Ve, begitu sapaan akrabnya jatuh hati sama seorang pemuda yang...