43. Akhir Kisah Cinta Veranda dan Keynal

3.6K 211 49
                                    

Sebelum Keynal ke ruangan Keysha. Dia lebih dulu singgah ke minimarket depan membeli susu, roti aneka rasa dan juga buah-buahan untuk malaikat kecilnya.

Keynal paham dengan kondisi Keysha. Jadi dia ingin Keysha mendapatkan asupan nutrisi yang seimbang. Setelah semua Keynal dapatkan, dia pun kembali ke rumah sakit.

Keynal menghentikan langkahnya tak jauh dari ruangan Keysha dan terkejut melihat sosok wanita yang berjaga di sana.

Astagfirullah, kenapa harus ada Shania di situ?

Gimana kalau dia nanya macam-macam? Jangan sampai Shania melarang gue buat ketemu Keysha?

Ga. Ga. Gue ga boleh ketahuan. Putar otak Key! Putar otak!

Dan pucuk dicinta ulam pun tiba, Keynal melihat Dokter Hartawan yang kebetulan melintas di depannya—dia pun memanggilnya.

Dokter Hartawan! Dokter itu pernah menangani persalinan Yona. Jadi, otomatis Keynal juga mengenalnya.

Dokter itu berbalik—menatap Keynal dengan penuh tanda tanya. Iya Pak Putra, ada apa?

Keynal hanya menyeringai penuh misteri. Saya butuh bantuan Bapak.”

❖❖❖❖

Kreeek

Keynal keluar dari ruangan Dokter Hartawan dengan setelan jas putih, kaca mata minus, juga masker biru khas rumah sakit yang menutupi separuh wajahnya.

Keynal melewati Shania yang tengah tertidur. Dia membuka pintu pelan-pelan dan menutup kembali—tanpa meninggalkan jejak suara. Laki-laki itu meletakkan plastik buah dan beberapa makanya yang dia beli di atas meja kecil samping ranjang.

Keynal menarik kursi, duduk di samping putrinya yang kini terbaring lemah—dengan selang infus yang tertancap di tangan kirinya.

Beberapa bagian wajah Keysha terlihat lebam, dan kepalanya yang terlilit perban berwarna putih. Keysha bangun sayang! Keynal berusaha pelan untuk membangunkan putrinya.

Keysha bangun! Ini Papa, Nak! Keynal terus mengulangi hal yang sama—hingga putri kecilnya itu membuka mata.

Keysha terbangun di tempat yang tidak dikenalinya. Ruangan itu serba putih. Seragamnya pagi tadi sudah berganti baju khusus rumah sakit dengan kancing di bagian depan.

Om, siapa? Hal pertama yang Keysha liat adalah wajah tampan Keynal yang menyapa dengan senyum manisnya.

Keynal lalu menurunkan masker wajahnya. Ini Papa sayang!

Papaaa!

Keysha berteriak, hingga membuat Shania terbangun dari mimpi indahnya. Shania bangkit dengan segera—lalu mengintip di balik jendela besar yang ada di depannya.

Di dalam dia melihat Keysha yang terlelap ditemani seorang dokter yang tidak dia kenal. Merasa tidak ada mencurigakan—Shania pun kembali ke tempat duduk lalu menghubungi Boby, suaminya.

Keynal menghela napas. Huft syukurlah, untung Shania ga curiga.

“Keysha, bangun sayang. Kita aman, Tante Shania udah pergi.” Keynal sengaja menyuruh putrinya pura-pura tidur agar Shania tidak curiga.

Pandangan Keysha buram. Lampu neon di tengah-tengah ruangan membuat matanya perih. Bau alkohol dan antiseptik menyengat hidung mungilnya. Keysha lalu memanggil ayahnya. Papa Doktel!

BIDADARI TERAKHIR [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang