P L A G I A T O R M I N G G I R 💢
Cerita ini mengandung bahasa kasar⚠
•
•
•
"Lo bener-bener tolol! "
"Lo bener-bener goblok! "
"Stop! Bisa gak kalian tuh sehari aja gak usah ada kata kasar! "
Rekaza Syahputra. Hidup dengan seorang ibu yang penyaya...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Gue yakin itu adalah First kiss lo.
'Reka'
Bogeman terus menerus di layangkan pada lengan dan juga bahu Reka. Bahkan sekarang sang penyebab yaitu rokok sudah diinjak oleh Ghea. Meninggalkan rasa dingin akan kecupan bibir milik Reka diatas permukaan bibir nya.
“Dasar cabul! ” Ghea terus menerus melayangkan bogeman pada lengan Reka.
“Aw, sakit.. Ghe, sakit.. Aw! ” ringis Reka sembari mencoba mengambil tangan Ghea yang sedari tadi memukul nya tanpa henti.
“Sakit, gak denger? ” tanya Reka saat ia sudah mencekal pergelangan tangan gadis itu. Ghea menatap Reka dengan tatapan tajam seakan ingin membunuh saat ini juga.
Entah rasa apa yang muncul dibenak Ghea saat ini. Antara senang, takut, jijik. Ah, entah lah ia tak mengerti. Yang pasti lelaki sialan itu mengambil ciuman pertama nya yang ia jaga selama ini.
“Ghea, ” panggilan seorang gadis dari luar aula terdengar jelas dirungu kedua nya. Ghea menoleh ke arah belakang ternyata ada Wiyah yang menimbulkan kepala dipintu.
Ghea menatap Reka lalu mencubit lengan lelaki itu sampai sang empu meringis sebelum berjalan menuju teman nya didepan pintu sana. “Kenapa, Yah? ” tanya Ghea saat sudah sampai tepat didepan Wiyah.
Wiyah menggeleng, “Gak papa, ayok ke kelas bareng gue. ”
“Oke, bentar. ” Ghea berbalik badan menghadap ke lelaki yang sedang duduk itu, “Gue ke kelas, kan udahan. ”
“Hmm, ”
Setelah itu Ghea menggandeng lengan Wiyah dan berjalan menuju kelas. Ada sedikit perubahan sikap dari Wiyah, Ghea bisa merasakan nya. Biasanya Wiyah bersama Hana, namun kali ini? Kemana Hana?
“Hana mana? Tumben gak bareng lo, ”
“Dia tugas nya selesai duluan, jadi dia udah ke kelas. ” ujar Wiyah berbohong. Ya, tentu saja.
Ghea mengangguk mengerti. Gadis itu melihat Ifan, Naumi, Rico dan Asya keluar dari ruangan OSIS. “Fan! ” panggil Ghea.
Yang dipanggil menoleh ke arah sumber suara, “Eh, kenapa? ” tanya Ifan namun manik nya melirik sinis ke arah Wiyah.
