Part 14

168K 5.5K 268
                                    

Happy reading, readers ^^

Eveline meraih tas tangannya dan menutup pintu mobil kemudian berjalan masuk ke dalam Han Studio’s. Ia melihat Hezeriel sedang mengobrol dengan beberapa gadis yang tersenyum malu-malu padanya.

“Pagi Mbak Eve,” Sapa pria itu dengan senyuman lebar.

“Pagi Heze. Boleh saya minta laporan pekerjaan kita hari ini?”

Heze mengangguk, “Baik Mbak.” Kemudian ia berpamitan pada model-model baru itu dan membawa sebuah map mengikuti Eve, “Bos tidak masuk ya Mbak?”

Eveline menggeleng dan tertawa, “Tidak. Jadi kau boleh bermain-main dan kenalan dengan para gadis imut itu dengan catatan, jangan sampai pekerjaanmu terbengkalai.”

Heze mencibir dan tertawa, “Saya nggak main-main kok Mbak. Oh ya, ada artis dari Mercusuar Agency yang akan melakukan pemotretan pagi ini.”

Eveline mengernyit bingung, “Apa Bos belum memberitahu kalau jadwal Mbak Hara dicancel semuanya?”

Heze menggeleng, “Bukan Mbak Hara, Mbak. Ini Mbak Kania. Dan dia sangat menyebalkan.” Ucap Heze dengan wajah cemberut.

Eveline tertawa melihat ekspresi pria itu, “Ayolah Heze, masih terlalu pagi untuk menjadi orang yang berwajah masam. Aku akan membuat minuman, kau ingin minum apa?”

Heze langsung mengusap kedua tangannya dengan bersemangat, “Capucinno?”

Eveline mengangguk, “Oke.”

Heze terkikik ketika berkata, “Seperti dibuatkan kopi di pagi hari oleh istri.” Dan ia tertawa semakin keras ketika Eveline melotot padanya.

            Lima belas menit kemudian Eveline dan Heze berdiri dengan wajah kaku di hadapan wanita cantik yang mengomel tanpa henti. Kalau sebelumnya Heze berpikir kalau Hara adalah gadis yang menyebalkan karena sering mengerjai Eveline, maka Kania adalah ratu dari segala macam iblis yang paling menyebalkan. Mendadak Hara terlihat seperti malaikat yang baik hati sedangkan Kania menggantikan posisinya sebagai ratu iblis dimata Heze. Eveline yang biasanya tersenyum sumringah pun kali ini sudah menekuk wajahnya dengan sebal.

“Dan studio macam apa sebenarnya tempat ini? Kotor sekali!” Ucap Kania sambil melirik sengit pada Eveline seakan karena salah gadis itu bila ruangan itu tidak sebersih harapannya.

“Calvin, panggil petugas pembersih dan minta dia membersihkan ulang ruangan ini.” Perintah Heze sambil menatap sengit pada Kania dan gadis itu balas meliriknya dengan tajam.

“Aku tidak mau bila bukan Han yang menjadi fotografernya. Fotografer cadangan tidak akan bisa mengambil sebagus Han dan aku tidak punya waktu untuk mengulang pemotretan!” Ucap Kania masih dengan wajah yang menyiratkan kekesalan.

“Kami menyiapkan fotografer terbaik kami, Mbak. Dan Bapak Han sedang sibuk…”

“Tahu apa kau soal terbaik?” Potong Kania dengan tajam.“Kau hanya asisten biasa yang beruntung karena Han mempekerjakanmu!” Lanjutnya tanpa berusaha mengurangi nada sinis dalam suaranya.

Eveline menarik nafas dan mencoba bersabar, “Mbak, di studio ini bukan hanya Bapak Han yang bertugas menjadi fotografer. Dan semua muridnya merupakan asuhan Pak Han sendiri, jadi mereka tahu cara kerja yang baik. Apa Mbak meragukan hasil didikan Pak Han?”

“Hasil didikan atau bukan sudah pasti memiliki perbedaan dengan Han. Pokoknya saya tidak mau kalau bukan Han! Perlu berapa kali aku mengulangnya!” tandas Kania setengah berteriak.

“Tapi Pak Han sedang sibuk, Mbak. Dan..”

“Selain bodoh, ternyata kau juga tuli! Apa tidak ada orang lain disini yang bisa melayaniku selain gadis menyebalkan ini? Kalian bisa kehilangan banyak job kalau terus mempekerjakan gadis tidak berpengalaman seperti dia!!” Potong Kania dengan kesal sambil menunjuk Eve tepat diwajahnya, menunjukkan kuku jari tangannya yang termanicure rapi.

Glamorous MessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang