Part 20

155K 5.2K 272
                                    

There I was, way off my ambitions, getting deeper in love every minute. - F. Scott Fitzgerald on The Great Gatsby.

***

Han berlari sepanjang lorong rumah sakit. Hara menyusul di belakangnya dengan wajah pucat pasi.

“Dimana Vendra?” Tanya Han dengan suara bergetar begitu ia menemukan Heze.

Heze menatapnya dengan sedih, “UGD boss. Kondisinya kritis.”

Han mengepalkan tangannya yang mulai ikut gemetar, “Bagaimana dengan Eve?”

Heze menggeleng tanda tak mengerti, “Entahlah. Dokter mengatakan hal aneh. Katanya Mbak Eveline keguguran. Ia juga kritis.”

            Hara yang baru sampai menabrak Han dalam pelukan ketika dilihatnya tubuh pria itu lunglai. Airmata Hara mengalir begitu saja, membasahi dada Han. Mereka masih di kantor polisi ketika mendapat berita mengenai kecelakaan itu dan segera menuju rumah sakit. Namun terlambat. Semua sudah terlanjur kacau. Di salah satu kursi, Gerald tertunduk menutupi wajahnya dengan tangan. Kemejanya berlumuran dengan darah, begitu pula tangannya. Namun sepertinya Gerald tidak menyadari semua itu.

“Apa yang dilakukan Vendra di kantorku?” tanya Han dengan suara lirih.

Heze menunduk, “Pak Vendra bilang, dia ingin mengunjungi Mbak Eveline. Dia datang membawa beberapa buku. Tapi Mbak Eveline terlambat pagi ini. Karena buru-buru, beliau langsung pergi dan menitip pesan kalau ia akan datang pada jam makan siang.” Heze menghela nafas dengan berat, “Saya mengantar Pak Vendra keluar. Saat itulah dia berlari tiba-tiba berusaha menyelamatkan Mbak Eveline, tapi…” Heze terdiam dan menggeleng. Tidak sanggup melanjutkan ucapannya.

“Han, semua akan baik-baik saja.” Ucap Hara ketika dirasakannya tubuh Han semakin kehilangan tenaga setelah mendengar penjelasan Heze.

“Aku gagal melindungi mereka.” Ucap Han dengan hampa.

Hara menggeleng dan semakin terisak-isak, “Kau tidak bisa menyelamatkan semua orang, Han. Jangan menyalahkan dirimu lagi. Tolong. Kami tau kau sudah berusaha semampumu.”

            Han terdiam. Pelan lengannya memeluk tubuh Hara dan menenggelamkan wajahnya pada pundak gadis itu sementara pundaknya bergetar menahan tangis. Dua orang yang disayanginya meregang nyawa di dalam sana, dan tidak ada yang bisa dilakukannya. Han sungguh membenci dirinya sendiri.

“Kau ingat ucapanmu padaku? Cobaan datang pada mereka yang mampu melewatinya. Jadi aku yakin kalau kau pun mampu.” Ucap Hara sambil mengelus punggung pria itu perlahan.

Han menggeleng, “Aku tahu kalau Vendra berpikir aku membencinya karena dia memperkosa Eveline. Tapi aku tidak pernah memberitahunya kalau aku sudah memaafkannya. Demi Tuhan Hara, aku menghukumnya lebih dari yang seharusnya. Eveline bahkan sudah mencoba berteman dengannya, memaafkannya. Tapi aku tetap menutup pintu hatiku! Kalau dia tidak selamat… aku tidak pernah mencoba menjadi adik yang baik untuknya Hara. Aku menghukumnya padahal aku tahu dia pun terluka karena kejadian malam terkutuk itu!”

Hara semakin terisak. Kukunya tertanam di pundak Han untuk mengantisipasi semua rasa sakit yang menderanya sekarang, “Kau akan mendapat kesempatan itu, Han. Vendra pasti sadar. Ia akan baik-baik saja.” Ucap Hara dengan yakin.

            Han tidak mengatakan apapun lagi. Dadanya sesak oleh penyesalan, namun ia tahu Hara benar. Ia harus berharap sekarang, berharap agar Eveline dan Vendra selamat dari kondisi mereka sekarang. Dan kalau Tuhan memberi kesempatan, ia akan memberitahu pada Vendra kalau ia sudah memaafkan pria itu atas kesalahannya.

-

“Bunda? Bunda? Ayo main. Main.”

Glamorous MessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang