Hai, kami datang membawa lanjutan dari cerita Glamorous Mess. Maaf kalau cerita ini terlalu lama diupdate karena baik Odelia maupun Vallerie mempunyai kesibukan jam kerja. Semoga cerita ini untuk selanjutnya bisa semakin cepat diupdate. Jangan lupa tinggalkan vote dan komentar kalian ya ;)
-OdeliaVallerie-
________
Han Pov
Aku berjalan masuk ke dalam studio milikku sambil menguap. Asisten pertamaku, yang bertugas untuk mengurusi segala keperluan studio, Eveline, mengangkat wajahnya dan melemparkan senyum manis.
“Begadang lagi eh?” tanyanya dengan seringaian mencemooh.
Kenapa pekerjaku ini berani mencemoohku yang jelas-jelas pemilik studio? Karena tadi malam dia lembur dan melihatku keluar sambil bergandengan dengan salah satu teman kencanku. Aku tidak menyalahkan pandangan menghina yang sedang dilemparkannya padaku. Salahku sendiri karena memberikan celah baginya untuk melemparkan tatapan sinis itu.
“Hmmm.” Gumamku tak jelas sambil duduk di hadapannya.
Eveline berjalan menuju dapur studio dan tak lama kemudian sudah muncul membawa kopi kental. Sialan. Dia akan menggunakan cairan pahit itu lagi untuk mengembalikan kesadaranku dari sisa mabuk semalam.
“Eve, tidak bisakah kau bertindak lebih manis dengan menyajikan sup ikan mungkin? Atau kalau kau tidak ingin repot-repot masak untukku, tidak bisakah kau menyerahkan dua butir aspirin dan cafein saja? Kau tahu kalau aku membenci kopi pekat sialan ini.” Ucapku kesal.
Eveline menatapku dengan pandangan menghina, “Ku beritahu satu hal bos, kopi merupakan cafein!”
“Yang aku maksudkan adalah coke, kau perempuan jenius!” Sergahku kesal. Oke, aku memang tolol. Sudah jelas kopi mengandung cafein, justru mengeluarkan kalimat bodoh yang membuat wanita bermulut pedas ini semakin menghinaku.
“Pertama, aku tidak akan memasak sup ikan hanya untuk menghilangkan efek mabukmu. Sup ikan terlalu enak. Bisa-bisa kau justru semakin senang mabuk hanya untuk merasakan masakanku. Kedua, kau belum memberikan belanja bulanan dan kita kehabisan coke. Jadi, terima saja nasibmu dan jadi jantanlah, bos. Habiskan saja kopi itu.”
“Kau tidak perlu meragukan kejantananku. Kau tahu itu.” Ucapku asal-asalan sambil menyeruput kopi dan mendapat timpukan majalah pada tengkuk akibat ucapanku itu.
“Tidak bisakah kau bertindak dewasa? Kau pikir kejantananmu itu mainan? Berhenti bermain-main dengannya dan simpan saja sampai kau memiliki istri!!” Sembur Eveline murka. Aku semakin bertanya-tanya tentang siapa yang menduduki posisi bos disini, karena seingatku aku tidak pernah memukul tengkuknya menggunakan majalah.
“Sudahlah. Aku akan menemanimu ke mall untuk berbelanja.” Ucapku sebal.
Eveline hanya menggumamkan beberapa kalimat tidak jelas sebagai tanda belum puas kalau harus mengakhiri khotbahnya. Terdengar pintu diketuk disusul dengan kemunculan sosok tubuh tinggi milik Hezeriel, asisten keduaku. Ku beritahu saja, dia hanya asisten magang disini. Pekerjaannya? Mengikuti ke mana pun aku pergi. Istilah kasarnya? Kacung.
Dengan tinggi tubuh mencapai 178cm dan wajah yang bisa dikatakan tampan, sangat aneh bila Hezeriel rela menjadi kacungku selama 8 bulan ini. Banyak yang berkata, seharusnya Heze –nama panggilan Hezeriel- menjadi model saja. Namun dia mencintai fotografi. Dia ingin menjadi fotografer sepertiku, bukan menjadi objek dari kameraku. Ketika aku melakukan seleksi untuk asisten sekaligus murid untuk dilatih, dia mendaftar dan aku memilihnya. Pilihanku tidak salah. Bajingan tampan ini memiliki minat belajar yang sangat tinggi, bahkan mengalahkan bakatnya. Dia tidak pernah malu atau gengsi saat seharian di lokasi syuting dan hanya bertugas menjadi pembawa kamera atau peralatan syuting lainnya. Atau ketika kami hanya bertugas di studio dan anak buahku yang lain dengan kurang ajarnya memesan kopi padanya, maka dengan senang hati dia akan meramu minuman untuk semua kru. See? Karena itulah kenapa dia mendapat julukan kacung disini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Glamorous Mess
RomanceHan. Fotografer seksi yang memiliki banyak teman kencan namun terikat pada seorang gadis hingga tidak bisa berkomitmen. Gerald. Petualang sejati yang tidak bisa menerima penolakan hingga berujung pada kesalahan. Hara. Punya masa lalu rumit yang hany...