17: Baby Ece Alone

65 36 0
                                        

"Saya sangat berterima kasih kepada para pengurus OSIS, yang telah bekerja keras demi kelancaran Dies Natalis SMA Jagadhita

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Saya sangat berterima kasih kepada para pengurus OSIS, yang telah bekerja keras demi kelancaran Dies Natalis SMA Jagadhita. Kemudian, kami berikan kehormatan untuk musisi-musisi sekolah, karena semuanya berhak tampil dalam acara ini. Mewakili kepala sekolah, saya ...."

Usai dengan bagian sambutan pada pembukaan acara, Atra bergegas kembali ke belakang panggung. "Selanjutnya, gue benar-benar ngandalin kalian semua. Maaf ya gak bisa bantuin, ada urusan lain!"

"Gak apa-apa, At. Justru kami makasih banget lu mau datang." Anggota OSIS itu tersenyum lebar.

Atra memaksa raut serupa, kemudian berpamitan seraya menepuk pundak siswa tersebut. Dia tak memiliki banyak waktu tersisa. Dalam perjalanan meninggalkan sekolah, dia melihat Sadi sibuk dengan buku-buku di kelasnya.

Berpapasan dengan Raven, Den, dan Yaya, dia berhenti sebentar guna berpesan pada mereka agar sungguh menyiapkan prestasi masing-masing.

Atra berlari menuju Apartemen Excellent. Pasalnya, Baby Ece tinggal sendirian selagi sang pimpinan menghadiri pembukaan Dies Natalis SMA Jagadhita untuk memberi sambutan.

"Jangan, jangan, jangan! Baby Ece!" Atra merasa hampir copot jantung saat mengetahui bocah itu berguling-guling dan hampir menabrak lemari kecil, yang memungkinkan barang-barangnya jatuh bila disenggol sedikit saja.

Tanggap Atra mengangkat tubuh mungil Baby Ece, memastikan si bayi aman dalam dekapannya. Helaan napas tak terelakkan. Dia tak bisa lagi membayangkan skenario buruk yang mungkin saja terjadi.

"Ya ampun, Baby Ece ...." Atra kian tak habis pikir saat gadis kecil itu malah mengoceh santai.

Belum genap niatnya untuk menenangkan pikiran, Atra dibuat mendengus oleh dering ponsel. Sekeras mungkin menahan kepala yang ingin meledak, dia menerima panggilan telepon.

"Saya minta maaf, gak bisa ikut ulangan harian kemarin." Atra melirik Baby Ece seraya memastikan bocah itu tak akan tiba-tiba bersuara. "Tolong pertimbangan tugas pengganti saja, Pak."

Jumlah absensi Atra akibat sering merawat Baby Ece, akhirnya berdampak pada kegiatan belajar mengajar. Dia telah memutuskan menjaga bayi itu sampai anggota Excellent menyelesaikan target prestasi semester ini. Artinya, dia akan meninggalkan kelas sampai beberapa hari ke depan. Maka karena itu, ulangan harian susulan sangat tak sesuai.

Selesai dengan panggilan, dia menyimpan ponsel kembali. "Gue harus bekerja keras atau bakal mengulang kelas sebelas. Itu gak lucu." Atra mengangkat sebelah sudut bibir.

Berselang sebentar, perhatian tercuri karena Baby Ece merengek. Bila diperhatikan, sekarang memang saat untuk gadis mungil itu mengisi ulang perut. Tiada pilihan lain, Atra membaringkannya di atas spring bed ruang tengah selagi dia membuat susu formula.

Semua tak semata-mata usai setelah Atra membuat Baby Ece tenang dengan botol dot di mulutnya. Panggilan telepon lain datang, kali ini dari penanggung jawab eksistensi Excellent.

ExcellentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang