7. Khawatir

391 21 1
                                    

Hayo siapa yang khawatir dengan siapa yang dikhawatirkan? Kalau penasaran silahkan dibaca, selamat membaca 🤗

"Atau jangan-jangan lo ...

"Jangan-jangan apa Rick?" tanya semua orang yang ada disitu, mereka penasaran dengan ucapan dari Erick.

"Nungguin ya," kelakar Erick yang sembari tertawa karena berhasil membuat para sahabatnya itu kesal.

Mereka yang lain hanya menahan kekesalan dan sumpah serapah kepada Erick. Rasanya mereka ingin membuang Erick ke sungai Amazon, biar jadi temannya buaya yang ada disana.

"Rick rasanya gue mau buang loe ke sungai Amazon deh," ucap Vano yang geram kepada Erick.

"Iya Van, hayuk lah kita buang nih anak ke sungai Amazon," ajak Riko.

"Kapan nih anak dibuang?" tanya Kenzi kepada orang yang ada di meja itu kecuali Erick yang hanya diam terlihat kesal karena menjadi sasaran bully dari para sahabatnya itu.

"Sekarang aja yuk, Gue malas punya sahabat gesrek kaya nih orang,"ajak Vano yang diangguki oleh semuanya.

"Skuy lah kita buang nih anak," balas Kenzi dengan sedikit terkekeh melihat Erick yang mukanya masam.

"Kalian mah jahat sama gue, apa sih salah adek uang imut ini sama kalian, kalian jahat," ujar Erick yang mendramatis dan sedikit lebay.

Vano dan yang lainnya memasang wajah yang seperti orang muntah, melihat Erick yang seperti itu.

"Jijik gue sama loe Rick," ujar Vano sembari bergidik ngeri melihat sahabatnya itu seperti orang yang ada di pinggir jalan itu.

"Kamu mah jahat sama aku mas," ujarnya lagi yang membuat orang yang ada di meja itu semakin bergidik ngeri.

"Sumpah Rick, Gue jijik banget," kata Reza yang dibenarkan oleh semuanya termasuk gue sendiri.

"Jahat banget kalian sama aku, Mas Riko lihat dech mereka menghina aku Mas." Erick mengoyang goyangkan tangan Riko yang kebetulan ada disampingnya itu. Riko yang diperlakukan seperti itu pun hanya bisa pasrah, karena menurutnya semakin ia menanggapi semakin jadi pula Erick bertingkah menjijikan seperti itu.

"Mas Riko sama jahatnya sama mereka, aku ngambek sama kalian," ucap Erick yang sembari memanyunkan bibirnya ke depan, tanda ia ngambek. Mereka yang melihat itu bukannya membujuk, mereka hanya terdiam dan membiarkan Erick yang ngambek seperti anak kecil.

"Rick lo ngambek kaya gitu bukannya imut tapi amit-amit tau gak sih," kata Reza.

"Iya Rick, berhenti kaya gitu deh Rick," pinta Vano yang diabaikan begitu saja oleh Erick.

"Rick lo masih seperti itu, Gue tebas pala lo Rick pake senjata baru gue," ucap Vano sembari memberi ancaman kepada Erick.

Erick yang mendengar ancaman dari Vano pun hanya bergidik ketakutan membayangkan dia harus kehilangan kepalanya itu. Dan yang lain juga hanya terdiam.

Semua yang ada di meja itu pun dilanda keheningan tak ada percakapan lagi. Mereka melakukan aktivitas itu apalagi kalau bukan mabar game Mobile Legend itu.

"Gaes itu ada musuh, serang dong jangan diem aja," perintah Vano yang masih fokus memainkan game yang ada ditangannya itu.

"Woy bukannya nyerang musuh, kenapa nyerang gue njir." Erick kesal dengan mereka berempat, mereka bukannya menyerang musuh yang ada didepan mereka tapi mereka malah menyerangnya.

"Salah lo sendiri yang gak bisa ngelak dan gak ngelawan musuh," ujar Riko yang masih sibuk dengan gawai yang ada ditangannya itu.

"Kalau gak bisa main game, gak usah sok-sokan main game deh Rick," kata Kenzi.

KEISYA (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang