30. Yang di sembunyikan

304 22 9
                                    

Happy Reading this book dan jangan jadi silent readers ya oke 👌

Hari ini Kei masuk sekolah dengan keadaan yang tidak bisa di bilang baik-baik saja. Wajahnya pucat dan berjalan pelan. Hari ini kelas Kei ada pelajaran olahraga yang mengharuskan mereka berganti baju olahraga.

"Aduh, gue males banget harus ganti baju olahraga," keluh Ara.

"Malah gue suka sama pelajaran olahraga," celetuk Indah.

"Sama gue juga," imbuh Rifa.

"Ayo ke ruang ganti," ajak Ana.

"Ayo."

Mereka berlima berjalan ke ruang ganti yang dekat dengan toilet cewek. Di sana ada lima ruang ganti, jadi pas untuk mereka tanpa harus menunggu salah satu dari mereka. Mereka masuk ke bilik ganti itu. Di bilik yang Kei, ia merasa kepalanya pusing.

"Ya allah, kelapa Kei pusing banget ya," gumam Kei pelan sembari memegang kepalanya yang terasa pusing.

Saat kepalanya pusing, Kei merasa ada sesuatu yang mengalir di hidungnya. Kei meraba hidungnya dan ternyata ada darah yang mengalir di hidungnya.

"Ya Allah, jangan kambuh lagi. Kei mohon ya Allah," ucap Kei memohon.

Kei membersihkan darah yang ada di hidungnya, tapi darah itu terus mengalir di hidungnya. Rifa dan yang lainnya sedang menunggu Kei yang masih berganti baju. Mereka khawatir karena Kei belum juga keluar dari ruang ganti.

"Kei, sudah belum ganti bajunya," teriak Ara sambil mengetuk pintu dari luar.

Kei kaget saat ada yang mengetuk pintunya dengan keras. Kei langsung membersihkan darah yang keluar dan langsung mencuci wajahnya, agar tidak ketahuan kalau ada darah yang mengalir.

"Sebentar, lagi nyuci muka," balas Kei dengan teriak juga.

Kei keluar dari ruang ganti dengan wajah yang basah karena air. Mereka lega karena Kei tidak kenapa-napa.

"Maaf ya gue lama, susah bajunya," ujar Kei.

"Kirain kenapa Kei, kita udah khawatir," ucap Ara.

"Ya udah ayo ke lapangan nanti di marahin sama pak Romi loh," kata Indah.

"Oke."

Mereka berlima langsung ke luar dari ruang ganti untuk pergi ke lapangan untuk pelajaran olahraga. Mereka melihat banyak teman-temannya yang ada di lapangan untuk berolahraga.

Pritt pritt

Itu suara peluit yang berasal dari Pak Romi guru pelajaran olahraga mereka.

"Anak-anak kita kumpul terlebih dahulu," teriak Pak Romi.

Mereka langsung mendekat ke arah Pak Romi. Mereka membentuk lingkaran mengelilingi Pak Romi.

"Bapak mau ngomong sama kalian," ujar Pak Romi.

"Ngomong apa Pak?"

"Begini kelas XII Mipa2 kan tidak ada guru yang mengajar karena gurunya sedang izin. Jadi Bapak gabungkan sama kalian. Apa kalian setuju?" tanya Pak Romi.

"Setuju Pak," balas mereka dengan semangat bak ketimpa durian runtuh saja.

"Asyik bisa lihat Ka Vano."

KEISYA (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang