21. Bolos pelajaran

228 14 1
                                    

Hai kembali lagi sama aku, selamat membaca cerita aku ya. Jangan jadi silent readers ya oke👌

Setelah kejadian di kantin, Kei dan teman-temannya pergi ke Rooftoof untuk menenangkan dirinya. Di sepanjang jalan ke Rooftoof, Indah dan Rifa mengoceh tiada hentinya membuat Kei dan Ana menutup telinganya karena berisik menurut mereka.

"Ah gue masih kesel sumpah sama Kay," geram Rifa.

"Sama Fa, gue juga kesel banget. Rasanya gue pengen tak bunuh tuh orang," ucap Indah.

"Iya sama tuh, apa kita bunuh aja tuh orang sekarang," usul Rifa yang di balas anggukan oleh Indah.

"Boleh tuh," ucap Indah yang menyetujui usulan dari Rifa untuk membunuh mereka.

"Gila kalian," ucap Ana yang tiba-tiba.

Ya Ana, Kei, dan juga Ara hanya diam saja mendengarkannya ocehan Rifa dan Indah yang menurut mereka unfaedah sekali pikir mereka.

"Mereka yang gila bukan kita," bela Rifa.

"Betul tuh," kata Indah.

"Terserah kalian deh," ucap Ana acuh pada mereka berdua.

Setelah itu tak ada lagi percakapan di antara mereka. Ara hanya diam saja dengan memainkan gawai miliknya. Sampai ada suara yang mengagetkan mereka.

"Hello abang Erick yang ganteng ngalahin manu rios kembali." teriakan itu membuat Kei dan yang lainnya kaget bukan main, untung saja mereka tidak jantungan.

"Kaget bego," omel Riko sambil menoyor kepala Erick. Erick yang di toyor hanya mengendus kesal sembari mengelus kepalanya yang sakit akibat toyoran dari sahabatnya itu.

"Apaan sih lo, main toyor aja. Kalau otak gue tambah bego gimana," oceh Erick yang di hiraukan oleh mereka.

"Emang lo bego dari lahir lah," kelakar Reza.

Ya yang masuk mengagetkan mereka adalah Vano dan yang lainnya. Vani melirik Kei yang terdiam saja tanpa menghiraukan ocehan teman-temannya.

"Eh Neng Ara yang cantik jelita kenapa diam saja biasanya kan bawel," ucap Riko.

Mereka semua melihat Ara yang benar ternyata hanya diam saja tak berbaur pada mereka. Indah yang duduk di samping Ara merasa khawatir karena tak biasanya Ara diam seperti ini

"Ra, lo kenapa? Apa pipi lo masih sakit karena di tampar nenek lampir itu Ra?" tanya Indah yang memancarkan rasa kekhawatiran untuk Ara

Ara hanya diam saja tidak menjawab atau pun mendongak ke atas menatap Indah. Ia masih menundukan kepalanya. Indah semakin khawatir melihat Ara yang seperti ini. Tak selang beberapa lama suara isakan terdengar dari samping Indah, ya itu suara isakan dari Ara.

"Ra, kenapa jangan bikin gue sama yang lainnya khawatir gini Ra," ucap Indah, Ara masih saja menangis tidak menjawabnya.

Karena tidak mendapatkan jawaban dari Ara, Indah semakin khawatir padanya.
Vano yang melihat adiknya menangis langsung menghampirinya lalu memeluknya erat. Kei dan yang lainnya hanya tercengang melihat kelembutan Vano yang sebelumnya belum pernah di lihat oleh mereka.

"Kenapa nangis Dek? Ada yang sakit? Pipinya masih sakit Dek?" tanya Vano beruntun dan khawatirnya. Ara tak menjawab pertanyaan dari abangnya itu hanya dengan gelengan kepala saja yang di rasakan oleh Vano.

"Terus kenapa Dek?" tanya Vano lagi.

"Kei maafin gue," gumam Ara pelan di pelukan abangnya.

Vano bingung kenapa adiknya malah meminta maaf pada Kei. Dia mengangkat kepala adiknya agar menatapnya dan menghapus air mata yang mengalir di pipi adiknya itu.

KEISYA (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang