31. Cuek jadi perhatian

252 18 1
                                    

BUDAYAKAN VOTE DAN COMMENT SETELAH MEMBACA YA😁 COMMENT KALAU ADA TYPO NANTI AKU BENERIN

Kei sudah boleh pulang dari rumah sakit. Saat ini ia ada di mobil bersama Reza. Awalnya para sahabatnya yang lain ingin mengantar Kei tapi Kei tolak dengan alasan tidak ingin merepotkan mereka semua. Di dalam mobil pun tidak ada percakapan sama sekali. Mereka berdua sibuk dengan kesibukannya. Reza sibuk menyetir dan mengarah ke depan, sedangkan Kei menatap ke arah jendela dengan tatapan yang kosong.

Reza menengok ke arah Kei lalu memanggilnya, "Kei."

"Hmm."

"Sejak kapan lo punya penyakit kaya gitu?" tanya Reza memecah keheningan yang terjadi.

"Gue udah jawab pertanyaan itu," balas Kei tanpa melihat ke arah Reza.

"Kenapa lo nggak bilang sama gue atau sama keluarga yang lain?" tanya Reza.

"Ngapain gue bilang sama kalian kalau kalian aja nggak anggap gue ada," balas Kei.

"Tapi setidaknya lo bilang walau nggak di perdulikan," kata Reza.

Kei tertawa hambar mendengar itu sebelum ia membalasnya lagi. "Apa yang harus gue bilang kalau kalian nggak mau dengerin ucapan gue."

Setelah itu terjadi keheningan kembali. Tidak ada yang mau bicara lagi. Mereka sampai di depan rumah keluarga Mahendra. Kei turun terlebih dahulu sebelum Reza keluar.

Kei masuk ke dalam rumah tanpa menghiraukan Reza yang ada di belakangnya.

"Assalamualaikum," salam Kei saat dirinya dan Reza masuk ke rumah.

Bukannya menjawab tapi Kay langsung menuduh dirinya lagi. "Bagus bukannya sekolah malah bolos nggak jelas."

"Siapa yang bolos, sayang?" tanya Shintya.

"Itu si anak yang nggak tahu diri yang seharusnya masuk pelajaran malah bolos," jawab Kayla menatap Kei.

"Oh jadi kamu bolos pelajaran, mau jadi apa kamu hah?!" bentak Shintya.

"Mau jadi orang Bun," jawab Kei berani.

"Oh berani kamu jawab ucapan saya," geram Shintya.

Shintya akan melayangkan tangannya untuk menampar pipi Kei. Kei sudah menutup matanya karena hampir tangan itu menamparnya. Tapi sebelum tangan itu sampai di pipi Kei, ada tangan besar yang menahan tangan Shintya.

"Bang, apa-apaan sih nahan tangan Bunda gitu," ucap Diana pada Reza yang menahan tangan Shintya itu.

"Iya lo ngapain nahan tangan Bunda. Udah lah lepasin tangan Bunda, biar Bunda kasih Kei pelajaran," imbuh Kayla.

Reza menatap Diana dan Kayla dengan tatapan yang tajam bahkan sangat tajam, membuat nyali mereka berdua ciut kaya kucing yang bertemu dengan tikus.

"Apa apaan ini Bang, maksud kamu apa nahan tangan Bunda kaya gini. Mau jadi anak durhaka kamu sama Bunda," cerca Shintya.

"Aku hanya membelanya Bun, bukan mau jadi anak durhaka yang Bunda katakan tadi," balas Reza santai.

"Kau membela anak sialan ini?" tanya Shintya tidak percaya.

"Yang kau bilang anak sialan itu adalah anakmu Bun, darah daging mu sendiri," ucap Reza.

Shintya semakin tidak percaya dengan percakapan dari putra sulungnya ini, begitupun dengan Kayla dan Diana.

"Bunda tidak percaya kamu membela anak sialan ini. Dia sudah bolos pelajaran dan kamu masih bela dia?" tanya Shintya.

"Dia itu bolos bareng Abang, jadi abang juga harus di hukum dong," ujar Reza enteng.

"Tidak, Bunda tidak bisa menghukum kamu. Bunda akan tetap menghukum dia tapi tidak dengan kamu," tolak Shintya.

"Kata Bunda kalau orang salah itu harus dihukum. Berarti aku juga dihukum dong kan aku salah." Reza mengingat kembali ucapan dari Shintya yang menghukum Kei hanya karena masalah yang sepele.

"Ya itu kan masalah beda," elak Shintya.

"Sudahlah Bun, abang capek mau istirahat. Bunda atau yang lainnya jangan ada yang berani hukum Kei. Kalau ada mereka akan berhadapan sama abang," ucap Reza sembari menarik tangan Kei menjauh dari ruang tamu.

Shintya dan kedua putrinya hanya tercengang melihat Reza yang membela Kei hari ini. Mereka melihat Reza dan Kei sudah tidak ada di tangga, mungkin sudah ada di kamar masing-masing.

"Bun, aku nggak nyangka Abang bisa bela Kei. Apa jangan-jangan Abang udah perduli sama Kei," ujar Kayla.

"Tapi itu nggak mungkin Kay, abang perduli sama dia," bantah Diana.

"Bener apa yang di katakan sama Diana. Abang mu nggak akan perduli sama si anak sialan itu," ucap Shintya.

"Terus apa alasan Abang bela dia?" tanya Kay.

Mereka diam, tidak bisa menjawab pertanyaan dari Kay. Mereka juga bingung kenapa Abangnya bisa membela Kei seperti itu.

Sementara di depan kamar, Reza dan Kei sedang mengontrol tidak jelas. Kei melepaskan tangan Reza yang menggenggam tangannya sendari tadi.

"Kenapa Abang bela gue tadi?" tanya Kei.

"Karena gue sayang sama lo," jawab Reza.

"Sayang? Haha bullshit lo," balas Kei tertawa hambar.

"Iya gue sayang sama lo," ujar Reza.

"Sayang kata lo? Kemana aja lo selama ini? Lo bilang, lo sayang sama gue? Bullshit," ucap Kei membuat hati Reza sakit karena perkataannya. Tapi ia sadar akan kelakuan dirinya pada Kei.

"Tapi ...," ucapan Reza dipotong Kei dengan cepatnya.

"Sudahlah, nggak usah tapi-tapian deh Bang. Gue nggak mau denger apapun dari lo," jeda Kei sembari menatap Reza lalu melanjutkan perkataannya. "Sikap lo itu kaya bunglon yang gampang berubah. Terkadang baik sama gue, perhatian sama gue, terus lo balik lagi ke sifat lo yang dingin, bodo amatan sama gue, dan selalu kasar sama gue," lanjut Kei yang menatap arah yang lain, tidak lagi menatap ke Reza yang ada didepannya.

Reza sadar akan sifatnya pada Kei selama ini. Tidak seharusnya ia lakukan hal itu pada Kei.

"Maaf Kei. Tidak seharusnya gue lakuin itu sama lo," ucap Reza menyesel.

"Hmm."

"Gue ke kamar duluan," pamit Kei.

"Iya Kei."

Kei langsung pergi masuk ke dalam kamar meninggalkan Reza yang masih mematung diluar kamarnya.

"Maaf Kei, gue salah sama lo," gumam Reza sembari menatap pintu kamar adiknya itu.

"Gue janji nggak akan lakuin hal itu sama lo lagi. Dan gue janji akan selalu ada disaat lo disiksa sama mereka," ucap Reza yang berjanji pada dirinya sendiri.

Dan Reza masuk ke kamar yang ada di depan kamar adik kembarnya. Tanpa mereka sadari ada sesorang yang melihat percakapan mereka berdua.

"Oh jadi ini alasan Abang bela Kei tadi," gumam orang itu.

"Ah gagal gue nyusir tuh orang keluar dari rumah ini. Gue harus cari cara lagi biar bisa nyusir tuh orang dari rumah ini," ucap orang itu.

"Ah mending gue tidur dulu deh, siapa tahu gue dapat cara biar keluarin tuh orang dari rumah ini," kata orang itu.

Orang itu langsung pergi dari tempat persembunyian dan langsung masuk ke dalam kamarnya.




Ayo siapa tuh orang yang nguping itu. Jangan jangan orang jahat lagi.

Spam Next ya biar aku tambah semangat update laginya.

Next ?

Nanti dulu deh kalau votenya banyak. Tapi kayanya besok atau nanti bakal update tapi tunggu aja nanti heheh.


KEISYA (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang