33. Di balik musibah

257 17 2
                                    

BUDAYAKAN VOTE DAN COMMENT SETELAH MEMBACA PART INI YA!!

1



2






3






4








5




Mulai 😎
____________________________________________

Setelah perdebatan tadi di kantin, Vano membawa Kei ke Rooftoof sekolahnya yang sepi. Keadaan Kei masih seperti tadi, menangis. Membuat Vano bingung harus berbuat apa, agar Kei berhenti menangis. Vano mendudukan Kei di salah satu bangku kosong yang ada disana.

Karena Vano bingung, ia menelepon Reza dan yang lainnya untuk datang ke Rooftoof.

"Halo, Za."

"...................."

"Datang ke sini, cepetan."

"..................."

"Ck, cepetan bego."

"................."

Vano mematikan sambungan teleponnya secara sepihak, tanpa tahu di sebrang sana ada yang kesal.

"Sudah Kei, jangan nangis lagi," ucap Vano.

"Gue malu Kei," ujar Kei.

"Iya gue tahu, tapi jangan dengerin omongan mereka. Gue percaya lo nggak kaya gitu," ucap Vano.

Tak lama kemudian, pintu masuk Rooftoof terbuka dengan kerasnya. Membuat Vano dan Kei kaget luar biasa.

"Santai dong kalau buka pintunya," ucap Vano sembari melirik tajam ke arah mereka.

Mereka cengegesan melihat Vano yang kesal karena ulah mereka. Mereka duduk mengelilingi Vano dan Kei. Reza yang ada di samping Kei langsung memeluk tubuh Kei. Ia kembali menangis di pelukan hangat Reza.

"Berita itu nggak bener bang," ucap Kei.

"Iya gue tahu Kei, kita semua percuma sama lo kok. Adik abang nggak akan perbuat begitu," balas Reza.

"Tapi siapa yang lakuin itu sama gue bang?" tanya Kei sesenggukan.

"Kita nggak tahu tapi nanti kita akan cari tahu sampai dapat. Lo tenang aja Kei," ucap Reza.

"Iya gue pasti akan bantu cari Kei."

"Kita semua juga," ucap mereka semua dengan kompaknya, lalu saling menatap dan tertawa setelah itu. Garing memang, tapi ya begitulah mereka semua.

"Gaes gue lapar," rengek Ara dengan wajah yang di imut imutkan.

"Neng Ara lapar? Sini biar  Abang Riko yang beliin," ujar Riko.

"Ya udah sana beliin."

Saat Riko akan keluar dari Rooftoof, ada seseorang yang memanggilnya, membuatnya harus berhenti bergerak.

"Rik, beliin yang lain juga. Jangan cuman Ara aja."

"Tau tuh, Mentang mentang Ara yang disuka malah langsung dituruti gitu."

Riko memutar mata malas melihat para sahabat itu. Sebelum membalas ucapan temannya itu ia melirik semua wajah sahabatnya itu secara bergantian. "Ck, bilang aja suruh beliin gitu pakai berujar kaya gitu lagi."

KEISYA (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang