17.

253 16 0
                                    

Happy Reading this book guys🤗
Jangan jadi silent readers ya dan jangan lupa follow akun wp aku juga yaa👌😉

Setelah bercanda dengan adiknya itu, Vano melangkah memasuki kamarnya untuk beristirahat karena hari sudah malam. Vano membaringkan tubuhnya yang lelah itu di atas tempat tidur dan menatap ke langit-langit kamarnya.

"Kok gue rasa perumahan Kei sama seperti rumah ke arah Reza ya, apa mereka seperumahan ya, tapi kok enggak saling sapa kalau ketemu atau yang lainnya ya?" tanya Vano kebingungan.

"Gue pusing mikirin Kei sama Reza, mending gue tidur deh besok harus berangkat pagi," ujar Vano.

Setelah itu Vano menutup matanya untuk memasuki dunia mimpinya yang menurutnya indah.

********

Sedangkan di tempat lain, Kei sedang di marahin habis-habisan oleh Mamanya karena pulang terlambat.

"Kemana saja kamu ah, baru pulang sekarang mau jadi apa kamu ah?! tanya Bunda dengan begitu marahnya.

"Paling dia mau jadi jalang Bun," celetuk Kai dengan seenaknya saja.

"Benar tuh Bun apa kata Kai," imbuh Diana yang ada di samping Kai itu.

Bunda yang mendengar ucapan dari Kai dan Diana menatap tajam ke arah Kai. Kai yang di tatap seperti itu hanya menundukkan kepala karena takut dengan tatapan tajam dari sang Bunda.
"Benar yang di ucapan kakak kamu Kei?" tanya Bunda pada Kei.

Keisya hanya diam saja tidak menjawab atau melihat ke arah Bundanya. Kei masih saja menundukan kepalanya, menatap lantai yang ada di bawah.

"Jawab pertanyaan dari saya Keisya Raniar Mahendra," ucap Bunda dengan menekan namanya.

"Enggak Bun, aku tidak seperti itu. Aku ke rumah teman. Jadi aku pulang terlambat ke rumah." Kei mencari alasan yang masuk akal walau alasan itu sepenuhnya berbohong.

"Halah alasan aja dia tuh Bun." Kai
berceletuk lagi.

"Iya, Bun benar apa kata Kai dia paling cuman alasan aja," timpal Diana lagi.

"Enggak Bun, aku beneran kerja kelompok kok sama Rifa dan yang lainnya juga. Bunda kalau enggak percaya boleh tanya sama Rifa," elak Kei.

Bunda berpikir sejenak memikirkan ucapan dari Kei yang menyuruhnya untuk menghubungi salah satu dari para sahabatnya. Kalau ia gegabah untuk menghubungi mereka rahasia yang selama ini di tutupi akan terbongkar kalau Kei adalah bagian dari keluarga Mahendra pikir sang Bunda.

"Sudah kamu pergi ke kamar dan jangan keluar sebelum saya suruh kamu keluar dari kamar," perintah Bunda yang langsung di laksanankan oleh Kei.

Kei berjalan ke arah tangga dengan pelan karena kakinya sudah capek karena hari ini ia baru bekerja di hari pertama. Samar-samar Kei mendengar percakapan antara Kai, Diana, dan sang Bunda.

"Bun, kenapa Bunda enggak hukum dia sih kan dia sudah pulang terlambat dan seharusnya Bunda hukum dia dong," ucap Kai pada Bundanya. Kai tidak terima karena Bundanya tidak menghukum Kei dan malah membiarkannya saja.

"Bunda capek kalau menghukum dia malam-malam begini. Sudah biarkan saja dulu kalau dia begitu lagi nanti Bunda akan menghukum dia," ucap Bunda yang menenangkan Kai yang sedang merajuk ini.

Kai tersenyum mendengar ucapan dari Bundanya, kalau Bunda akan menghukum Kei.
"Janji ya Bun," ucap Kai dengan semangat dan senyum juga menyodorkan jari kelingkingnya kepada sang Bunda.

"Iya Bunda janji sama kamu Kai," ucap Bunda dan mengaitkan jari kelingkingnya ke jari kelingking Kai.

Kei yang mendengarnya pun hanya tersenyum miris melihat itu. Segitu gampang kah Bundanya itu selalu menuruti keinginan Kai, sedangkan dirinya hanya bisa tersenyum tipis.

Kei melanjutkan langkahnya yang sempat tertunda tadi karena menndengar percakapan mereka itu. Setelah sampai di kamar, Kei langsung merebahkan tubuhnya yang capek karena bekerja tadi. Termenung dan menatap ke atas memandangi langit kamarnya.

"Kapan ya Bunda sama Ayah turutin keinginan gue ya," gumam Kei pada dirinya sendiri.

"Kapan ya gue bahagia seperti mereka,"

"Kapan Bunda sama Ayah sudah enggak benci sama gue,"

"Dan kenapa mereka benci sama gue tanpa ada alasan yang jelas dan itu yang enggak gue mengerti,"

Itulah berbagai pertanyaan yang bersarang di kepala Kei. Entah kenapa Kei berpikir seperti itu.

"Sudah ah, mending gue tidur aja dari pada mikirin yang enggak pasti kaya mengejar doi," kelakar Kei kepada dirinya sendiri.

Kei bersiap untuk memasuki dunia mimpinya yang indah tidak seperti dunia nyata yang begitu mengerikan untuknya.

"Istirahatlah untuk sejenak, lupakan masalah yang ada dan jangan lupa untuk tetap tersenyum walau masalah yang di hadapi begitu besar, karena itu adalah kunci sebuah kebahagiaan"

~MegaNabastala ☁️🖤~

   

KEISYA (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang