My little Wife[END]

9

Dira dan karel pun berjalan masuk ke ruangan yang sudah banyak sekali para tamu.saat mereka berjalan bersamaan banyak sekali orang orang yang berbisik tentang dirinya dan karel.

"Aku ganyaman ka"ucap dira.

"Biarin"jawab karel lalu menggenggam lengan dira menuju teman bisnisnya.

"Hey rel gue kira lo gabakal dateng"seru arkan teman karel.

"Gue dateng"ucap karel.

"Siapa tuh pacar lo ya?"tanya arkan.

"Istri"ucap karel melirik sekilas dira.lalu dira pun bersalaman dengan arkan.

"Dira"ucap dira tersenyum

"Gila sih cantik banget bisa banget lo nyarinya"ucap arkan.

"Ga ngundang gue parah si tapi dia lebih cantik dari violet rel"ucap arkan membuat pikiran dira mencari kemana mana dalam hatinya ia bertanya siapa violet?apa kekasih karel?.

"Gue denger si dia dateng kesini rel"ucap arkan.

"Karel!"panggil seorang wanita berambut sepinggang dibelakang dira dan karel.

Mereka berdua pun menoleh dan perempuan itu langsung memeluk karel dengan erat dan karel langsung membalas pelukanya.

Dira yang melihatnya pun matanya memanas dadanya sangat sesak sekali melihat suaminya sedang berpelukan dengan wanita lain.

Ia pun memundurkan langkahnya pelan dengan dada yang sangat sesak dan tidak sengaja menabrak seorang lelaki.

Brak.

Dira yang sudah menangis pun mendongak melihat orang yang ia tabrak.

"Ma_

"Dira"

"Dave"

Ucap mereka bersamaan dave pun langsung menarik dira keluar dari ruangan dan duduk di taman dave menarik dira kedalam pelukanya dan dira hanya menangis terisak.

"Ra nangisnya jangan lama lama ya tuxedo gue ingus lo doang nih"ucap dave membuat dira mencubit perutnya dave.

"Ka_lo ga ikhlas gausah ngass_ih pelukan"ucap dira yang masih segukan melepaskan pelukan dave.

Dave pun menaruh lenganya dikedua pipi dira dan menghapus air mata dira mengecup kedua matanya dan membawa ke pelukannya lalu mengelus punggung dira.

"Kenapa?"tanya dave yang masih setia menenangkan dira.

"Sakit"lirih dira meremas pinggang dave membuat sang empunya hanya meringis.

"Sakit ve hiks hiks"ucap dira memukul dada dave.

"Udah cuppp gaboleh nangisss mending kita pulang ya"ujar dave dan dira pun mengangguk.

****

Mereka pun sampai dirumah dira dan karel.dira pun langsung keluar dari mobil dave dan diikuti dave.

"Tenangin diri lo besok gue jemput sekolah ya lo hutang cerita sama gue"ucap dave mengelus rambut dira dan dira hanya mengangguk.

"Gue masuk ya ve"ucap dira lalu masuk kerumahnya.setelah dave melihat dira masuk ia pun langsung melajukan mobilnya meninggalkan gerbang rumah dira.

Dira pun masuk kekamarnya dan duduk diujung tembok memeluk lututnya dan menelungkupkan wajahnya menangis sejadi jadinya.

"Mama dira kangen mama dira cape ma dira capeee"adu diraaa.

"Papa hiks hiks disalah apa sih pah sama karel dira gapernah nyakitin hati karel tapi karel terus ada nyakitin dira dicape pah dira cape dira nyerah aja kalo karel trus gini dira capeeee hikss"adu dira sambil menangis terisak masih menelungkupkan wajahnya.

"Dira capee"

"Dira cape hati cape pikiran cape fisik cape batin"

"Dira cape mah dira nyerah aja hiks mama papah dira pengen ikut kalian aja kalian disana udah bahagia tanpa dira sementara dira disini makin sengsara hiks hiks"

Disi lain karel mendengarnya pun merasa terusik hatinya dia sudah keterlaluan memang dengan dira ntah seberapa berat beban yang ia alami selama ini karel tidak mengetahui ntah kenapa karna sangat sulit sekali memepercayai Dira bahkan ia tidak pernah ada rasa belas kasihan kepada dira.

Flashback on

"Karel!"panggil violet.

"Vio"beo karel.

"Kangennnn"ucap violet memeluk erat karel dan karel pun membalas pelukan violet.

"Kangen juga"

"Kesana yu rel"ajak vio dan karel pun mengiyakan perkataan vio ntah kenapa karel nurut sekali dengan vio padahal mereka sudah tidak ada hubungan apapun hanya sebatas mantan kekasih.

Karel dan violet dulu adalah sepasang kekasih saat mereka bersekolah di sama garuda mereka berpacaran selama 2 tahun lamanya namun saat dan sang penggoda violett pun tergoda akan ketampanan aksal dan aksal pun mendekati violet sampai disitu akhirnya vio meninggalkan karel demi aksal.

Setelah sebulan vio dan aksal berpacaran aksal pun pergi dengan selingkuhannya disitu violet terpuruk dan kembali kepada karel.

Karel yang masih menyayangi vio pun tidak tega melihat mantan kekasihnya terpuruk ini akhirnya karel perhatian lagi kepada vio dan vio pun sama seperti itu sampai sekarang mereka seperti orang berpacaran padahal mereka tidak memiliki ikatan apapun.

"Kabar kamu gimana?"tanya vio.

"Baik, kamu gimana kabarnya?"jawab karel.

"Aku baik banget apalagi kalo udah ketemu kamu"ujar karel.

"Hallo tuan karel avriange holmand"sapa rekan bisnis karel.

"Hallo tuan devan"ucap karel menyalami rekan bisnisnya.

"Kita bicarakan bisnisnya disana"ucap devan menunjuk arah rekan bisnis yang lain.

Lalu mereka pun menghampirinya dan berbincang bincang.

Setelag selesai berbincang kar mencari keberadaan dira namun tak menemukan nya lalu ia bertanya kepada arkan yang tadi berada didekat dira.

"Kan lo liat istri gue?"tanya karel.

"Ck lo kemana aja ha istri lo pergi sama cowo lain dia nangis liat lo sama vio"ucap arkan.

Tidak heran jika arkan sering blak blakan atau berbicara pedas kepada karel karna mereka berdua adalah sahabat karel yang sudah mengerti gaya bahasa temanya hanya menanggapinya dengan biasa saja.

Karel pun keluar dari ruangan tidak peduli jika acaranya belum selesai yang terpenting ia memikirkan dira malam ini.

Karel melihat dira masuk kedalam mobil bersama lelaki yang dulu mengantar dira.

Ia pun mengikuti mobil itu sampai kerumah kerumahnya sendiri.karel berada lumayan jauh ia tidak mendengar interaksi keduanya.yang pasti karel hanya melihat lelaki itu memelik istrinya ntah kenapa karel mengepalkan lenganya menahan emosinya dan memukul setirnya sekuat mungkin.

Flashback off

Setelah karel melihat mobil itu pergi dari rumahnya ia pun memasuki pekaranhan rumahnya dan memarkirkan mobilnya asal asalan.

Dia berlari menghampiri pintu kamar dira ia terlalu keterlaluan akan dira ia mendengarkan semua keluh kesab dira dan karel mengepalkan tanganya merasa bersalah.karel pun berlari menuju kamarnya jika dia terus mendengarkan keluhan dira dibalik pintu ia akan semakin emosi kepada dirinya.

****