1

16.2K 708 9
                                    

jarum jam menunjukkan tepat pukul sepuluh pagi. saat itu aku resmi menjadi satu dari sekian banyak bagian dari dunia ini.

aku menangis ketika suhu dingin ruang bersalin langsung menyerbu tubuh polosku yang sebelumnya terasa hangat karena berada dalam rengkuhan tubuh mama.

setelah sekian lama aku bersemayam di perut mama yang nyaman, akhirnya aku bisa merasakan segarnya dunia. aku tidak sabar untuk segera melihat wajah kedua orangtuaku yang selama ini juga ingin segera melihatku.

tangan terampil para suster langsung menggendongku yang masih berlumuran darah untuk segera dibersihkan. setelah itu aku kembali diangkat dan diberikan kepada seseorang.

apakah itu mama?

ah, aku salah. ternyata pahlawankulah yang mendekapku kali ini. ajaibnya, aku langsung berhenti menangis ketika wajah binar papa menatapku dengan penuh haru.

"ini papa, gaby," ucap papa seraya menghujaniku dengan kecupan hangatnya. "kamu berhak mendapatkan kasih sayang papa meskipun papa bukanlah papa kandungmu."

aku mendesah pelan. bukan papa kandung?

lalu beberapa detik kemudian aku tersadar. aku belum melihat wajah mama. dalam anganku, mungkin ia adalah malaikat terkasih yang akan kutemui.

selepas aku berpikir demikian, tiba-tiba seseorang merengkuhku. apakah itu mama?

ah, aku salah lagi. Ternyata itu adalah dokter yang tadi membantu mama saat mentransferku masuk ke dunia yang indah ini. dalam rengkuhan sang dokter, ia mengantarku ke sebuah sudut ruangan dimana mama sedang kehabisan tenaga di tempatnya bersalin.

terbesit sedikit rasa sedih melihatnya terkapar lelah seperti itu karena melahirkan aku. kuharap mama akan kembali segar ketika melihat wajahku yang kuharap juga, terlihat mirip dengan wajahnya.

namun, pada saat dokter memindahkanku dari gendongannya ke gendongan mama,

kenapa?

kenapa mama justru menghindar?

apa ada yang salah denganku?

mama, aku ingin merasakan bagaimana rasanya berada dalam pelukanmu.

kudengar dokter beberapa kali melontarkan bujukan agar mama mau menggendongku untuk sebentar saja. tapi tetap saja mama tidak mau menggendongku.

bahkan, ia memalingkan wajahnya dariku dan menyuruh sang dokter keluar bersamaku.

hal itu membuatku sedih hingga akhirnya aku menangis. disamping itu ada-yang menurutku-eyangku yang terlihat sedang menenangkan mama. dokter pun akhirnya membawaku keluar ruangan.

meskipun begitu, setidaknya aku cukup senang karena telah melihat wajah mama.

aku harap besok ia mau mendekapku seperti halnya teman-teman seumuranku yang ditimang dengan penuh sayang oleh malaikatnya.

×

an

lahaulawalaquatailabillah ...

berbulan digantung dengan status 'on editing' padahal editingnya baru dimulai dari hari jumat kemaren dan dikebut direwrite dipublish hari ini wkwk

alurnya ga berubah sih. cuma ditambahin, dikurangin, dan diganti beberapa bagiannya

trus juga ini diganti jadi lowercase ya, semuanya ditulis pake huruf kecil, gatau knp lebih pewe bacanya hehe

anyway makasih banyak yaaa yang udah bersedia ngintip kesini

maaf juga kalo ceritanya malah jadi ancur huhu

lobe u all

republish on : tue, july 12nd 2016

Mama, Can You Love Me?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang