•Manja Clara

17 3 2
                                    

Clara lebih memutuskan untuk pergi dari kantin dengan rasa marah nya kepada Davino
Sesekali mengusap matanya pelan agar air mata tidak turun ke pipinya.
Ia berjalan melewati koridor yang tampak ramai dengan siswa siswi,mata mereka tentu saja melirik Clara tajam.

"Ohh,jadi ini pacar Davino.udah jebol yah"
Bisikan salah satu siswi mampu di dengar telinga Clara membuat nya semakin keras menahan air matanya.

"Iya nih kasian banget Davino pacaran sama cewe yang gada harga diri,masih mending gue kalo gitu mah, percuma cantik kalau kerjanya jual diri"ketus siswi itu melemparkan gumpalan kertas.

Cukup.clara tak sanggup menahan ini semua bebannya semakin merambat ke seluruh tubuh nya.Dada nya sangat sesak matanya memanas.clara berlari sekencang mungkin meninggalkan siswi itu

Clara memutuskan ke ruang kepala sekolah untuk meminta izin pulang ke rumah lebih awal karena kondisinya yang melemah.
Clara mengetok pintu ruangan itu dengan hati hati sampai pak imam kepala sekolah itu menyambut nya.

"Iya.ada apa kemarin nak"ucap kepsek itu sambil mempersilahkan Clara untuk duduk
Pak imam saat melihat bahwa Clara sedang menyembunyikan sesuatu matanya terlihat jelas sedang menahan air mata

"Maaf sebelumnya pak,saya boleh izin pulang ke rumah tidak?badan saya rasanya cape sekali pak" rintih Clara sambil menenggelamkan kepalanya ke bawah dan tangannya yang menggenggam sebagian kain rok nya.

"Ohh iya nak boleh kamu istirahat saja di rumah"jawab pak imam."trimakasih pak"
Sahut Clara lalu berdiri dan keluar dari ruangan itu

•••••
"Dav, bener juga kata si Clara"ucap syam.selepas dari kantin mereka memutuskan untuk pergi ke markas.hanya ada beberapa anggota geng Davino di sana termasuk Syam dan Aril

"Hmm"jawab Davino,singkat terlihat ia sedang memikirkan sesuatu entah rasa bersalah nya atau apa,Syam yang melihat itu hanya menghela nafas pelan

"Lo harus minta maaf ke dia dav"ucap Syam melanjutkan bicaranya sambil menepuk pundak Davino dan mengelus nya pelan

"Yauda kalau gitu gue balik kelas duluan" Davino hanya diam tak menghiraukan ucapan Syam tadi,namun otaknya tetap berfikir bagaimana cara meminta maaf

Davino tak pernah bergaul dengan wanita wajar saja ia tak tahu bagaimana sifat wanita
"Lo selalu bikin gue pusing clar" batinnya.lalu menyusul Syam yang sudah berlalu pergi cukup jauh dari nya

••••••
"Clara pulang"Clara membuka pintu berwarna putih yang menjulang tinggi di depannya, melihat tidak ada respon dari siapapun ya,hal ini sudah biasa ia dapatkan.

Clara menaiki anak tangga langkah demi langkah pikiran nya mulai sedikit tenang di banding saat di sekolah,berjalan menuju kamarnya yang ada depan mata nya

"Pah,Clara rindu pengen di peluk sama papah" sambil melemparkan tas nya di ranjang dan ikut duduk di sana, mengambil bingkai Poto di atas meja yang berisikan diri nya dan kedua orang tuanya,sedikit berdebu,Clara membersihkan debu itu dengan kasar.
Jangan lupakan bahwa Clara anak yang manja meski ia tak menunjukkan nya.

Ia memilih untuk mandi agar tubuhnya terasa lebih tenang, tubuh nya yang lengket membuat nya semakin gelisah, setelah rapi Clara turun ke bawah untuk mengambil air putih.matanya mendapati Bu Inna yang tengah memotong motong sayuran.

"Bi!"seru nya,lalu menghampiri bi Inna,bi Inna menoleh dan melontarkan senyum tipis di sudut bibir nya

"Non,bibi lagi masak ayam kesukaan non Clara"ucap bi Inna semakin terlihat raut wajah yang mulai keriput itu kembali melontarkan senyuman nya dengan tulus.clara membalas nya dengan senyuman lebar lalu memeluk bi Inna

"Makasih bi,bibi selalu sayang dan perhatian sama Clara"ucap nya. Membuat bi Inna tersentuh, bagaimana tidak mulai dari Clara masih kecil bi Inna sudah mengurus nya bahkan orang tua nya yang sibuk bekerja itu jarang sekali menemaninya bermain,bi Inna selalu menjaga nya dan mengajarkan hal hal baru untuk nya.

"Sama sama non,udah non Clara jangan sedih gitu dong"ucap bi Inna lalu mengelus punggung Clara yang masih Ter tempel pada tubuh nya Clara meletakkan kepala nya di bahu bi Inna dengan wajah cemberut.

"Clara kesel bii,papah sama mamah selalu sibuk dengan urusannya,papah juga jahat ninggalin Clara secara tiba tiba,dan bibi liat kan kelakuan mamah makin lama makin gak beres.bikin Clara cape sama semua ini Bii Clara pengen ketemu sama papah Clara pengen peluk papah erat erat pokonya gamau Clara lepes"celoteh Clara seperti anak kecil,ya Clara sangat manja Kepada bi Inna,bi Inna yang mendengar celoteh itu hanya terkekeh melihat tingkah Clara yang semakin seperti anak kecil.

"Non Clara yang sabar yah,ini cobaan dari Tuhan non Clara kan anak yang kuat buktiin sama papah kamu kalo kamu kuat"ujar bi Inna meyakinkan Clara sambil mengusap kepala Clara lembut,nyaman sekali rasanya batin Clara berkata bahwa ia sangat nyaman saat di perlakukan dengan manja seperti itu hanya bi Inna yang memperlakukan nya seperti itu bagaimana jika bi Inna pergi?

••••
"Dav, berenti Lo"

Davino menghentikan langkahnya menuju tangga dan menoleh ke sumber suara.itu adalah Alan

"Kenapa"balasnya,dingin membalikkan badan sepenuhnya ke arah alan,entah Davino merasa Alan semakin hari semakin membencinya bukankah peristiwa kelam itu sudah berlalu bertahun tahun

"Jaga pacar Lo kalau gak mau gue rebut"ucap Alan sambil tersenyum licik,membuat rahang Davino langsung mengeras mencoba mengerti arti dari ucapan Alan,pacar? Davino bahkan tak memiliki pacar.

Davino tak menghiraukan ucapan itu,ia kembali berjalan menuju kamar nya meninggalkan Alan yang sedang memperhatikan nya dengan tajam

•••••••
Gmna cerita kali ini:(
Keanya gak nyambung deh
Jangan lupa vote nya yah




SeeYouu>Ω<

Clara_DavinoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang