•Rama

13 2 0
                                    

Rama adalah musuh bebuyutan Atmosfer lebih tepatnya musuh Davino,entah apa yang membuat Rama sangat benci pada davino, mungkin karena Davino sangat populer di sekolahnya dan selalu di sukai banyak gadis di sekolahnya.

"Halo Liv gue udah di depan rumah Clara,gue liat ada orang tua gitu lagi nyiramin tanaman"
Ucap Rama serius.sambil memperhatikan bi Inna membantu di rumah clara.

"Lo bawa dia pergi dari rumah itu,cari alasan yang bagus!"ucap Oliv,membereskan berkas berkas yang tergeletak di meja ruang tamu nya.

"Ok,kita entar gue kabarin kelanjutannya,Davino gak tau ini kan?" Tanya Rama.

"Engga,dia gak tau soal rencana ini,Lo aman tenang aja"ucap Oliv

Rama tak takut jika Davino akan menghajar nya yang ia takut adalah ia di berhentikan sekolah oleh Davino pasalnya Davino adalah anak pemilik sekolah mereka.

Rama mulai turun dari motornya yang terparkir agak jauh di seberang rumah Clara,kala itu masih sore jalanan pun sangat sepi,tanpa berfikir ia berjalan menyebrangi jalan dan membunyikan Bell di pagar rumah clara.

Bi Inna membukakan pagar itu dengan hati hati melihat seorang pria yang seumuran dengan Clara bisa di bilang pria itu tampan namun masih kalah tampan dengan Davino.

"Permisi nek"ucap Rama, walaupun ia ingin bersikap jahat ia tetap harus menghormati orang yang lebih tua,dan juga masalahnya adalah kepada Davino,ingin Davino hancur bukan orang yang tidak bersalah.

"Iya nak,panggil saya bi Inna Karena saya pembantu di rumah ini"ucap bi Inna menjelaskan tentang diri nya,Rama mengangguk mengerti

"Ayo kita masuk dulu nak"

"Ohh tidak usah BII,saya hanya ingin bertemu clara,ada?"

"Non Clara masih tidur nak,ia kurang enak badan hari ini,ada apa yah"

"Begini bi,ibu saya sedang sakit dan dia membutuhkan orang yang bisa memasak soto,saya ingin bertanya pada Clara apakah dia bisa"ucap Rama,mencari segala alasan berharap bi Inna mau ikut dengannya

"Soto?bibi sangat pandai memasak soto nak,apa bisa bibi bantu?" Ucap bi Inna dengan senyumannya yang tulus

"Itu yang gue mau,maafin gue bi"batin Rama, sebenarnya ia tak tega tapi mau bagaimana lagi,dendamnya sudah terlalu besar kepada Davino.

"Dengan senang hati bii,kita bisa berangkat sekarang?"ucap Rama,memegang pergelangan tangan wanita paruh baya itu

"Boleh,saya tutup pintu dulu"bi Inna lalu berjalan menuju pintu dan menutup nya dengan rapat TIDAK TERKUNCI!

Saat BI innah menutup pintu Rama mengambil kesempatan Untuk mengabari Oliv bahwa rencananya berjalan lancar.

Rama
Lo bisa ke sini sekarang gue bakal bawa pembantu nya pergi dari sini.

Oliv yang membaca itu langsung mengambil jaket dan berlalu pergi menuju rumah Clara.

"Gue punya kejutan buat Lo" batin Oliv lalu ia tersenyum

"Ayo nak"ucap bi Inna membuat Rama menyimpan handphone nya di saku dan berjalan menuju motornya untuk pergi.

••••••
"Bang dap!!!" Suara itu terdengar oleh Davino,Davino menoleh mendapati anggota atmosfer sudah datang sebagian.
Davino berjalan menghampiri mereka,suasana cafe cukup ramai bahkan setiap saat akan seperti itu,mereka memesan tempat yang lumayan jauh dari keramaian tempat biasa mereka berbincang-bincang

"Duduk!"ucap Davino, mempersilahkan temannya untuk duduk,kini suasana menjadi serius ruangan ber AC malah terasa panas.
Pasalnya masalah yang akan mereka bicarakan ini berhubungan dengan nyawa seseorang yaitu Clara.

"Jadi kita harus gimana bang"tanya Syam serius menatap Davino,Davino hanya memasang wajah datar nya.

"Apa ada kabar tentang Rama?" Tanya Davino menatap tajam teman temannya

"Btw,kabar Clara gimana Lo yakin dia baik baik aja, soalnya pas di sekolah tadi dia balik duluan karena sakit"ujar Syam menaikkan tangannya di meja dan mencondongkan badannya sedikit ke depan.

"Perasan gue gak tenang,gak tau kenapa"Ucap Davino,dingin lalu menyenderkan badannya di kursi

"Gini aja,Lo ke rumah Clara sekarang pastiin kalau dia baik baik aja" ucap Ryan pada Davino membuat Davino terdiam lalu mengangguk faham.

"Lo tenang aja biar gue sama anggota lain yang bakal ngurus ini"sahut Aril pada Davino sambil menghadap ke temannya satu persatu.

Dengan cepat Davino berlari keluar meninggalkan caffe dan menuju rumah Clara,sukur nya rumah Clara tidak terlalu jauh.

••••••
Mata clara terpejam berkali kali,tak percaya apa yang ia lihat. "Kenapa sayang Lo kaget liat gue di sini,gue gak macam macam kok" ucap Oliv memegang pipi Clara dan menariknya ke depan hingga mulut Clara tak bisa berbicara.

Jantung Clara berdegup kencang nafasnya menjadi tak beraturan,mencoba menahan air mata yang ingin jatuh, badannya bergetar ketakutan melihat Oliv seperti kesetanan.

"Gue udah pernah ngingatin ke Lo,jangan pernah Lo deketin Davino atau gue bakal hancurin hidup Lo,tapi Lo Seakan anggap ucapan gue mainan"ucap Oliv suaranya naik satu tingkat lebih nyaring,membuat Clara semakin ketakutan,hanya mereka berdua yang ada di rumah itu.clara tak tahu kemana perginya bi inna

Oliv melepas Clara dan menutup pintu rumah itu bahkan mengunci nya,Clara dengan gesit berlari menuju kamarnya untuk meminta bantuan,Oliv yang melihat itu tak akan membiarkan Clara lolos ia ikut berlali mengikuti Clara yang menaiki tangga

"Pah,Clara takut"batin nya,lalu ia menangis sambil berlari,sangat panik ia takut Oliv akan melakukan hal yang mengancam nyawa nya,bukankah itu yang Oliv mau?

Clara masuk ke kamar dan mengunci pintunya,terdengar suara gedoran pintu dari luar yang di lontarkan Oliv membuat Clara semakin takut dan panik,ia tak tau harus memberi tahu siapa ia memutuskan untuk menelfon Syam.

"SYAM!!plisss tolongin gue" suara Clara sangat keras mampu di dengar Oliv,Syam dan teman temannya mampu mendengar itu,membuat Syam kalang kabut bukankah Davino sudah menuju ke sana.

"Lo kenapa clar,jawab!!" Tanya Syam. Syam mendengar suara gedoran pintu yang keras membuat nya berfikir aneh aneh,mereka semua menjadi khawatir.

"O-oliv"ucap Clara terbata bata,lalu sambungan telepon itu terputus membuat Syam semakin bingung...Oliv?

"Oliv!"ucap Syam,rahangnya mengeras
"Gue harus nyusul Davino!" Lanjut nya meninggalkan teman teman nya

Pintu itu berhasil di dobrak oleh Oliv,entah gadis itu semakin seperti iblis bagi Clara santan menyeramkan dan jahat.

"Lo mau kemana!"ucap Oliv sambil tersenyum sambil memperlihatkan kepada Clara pisau yang sangat tajam yang ada di genggaman nya itu,membuat Clara lemas tak bisa berkutik apa apa.ia benar benar ketakutan sekarang.

"Pah,tolongin Clara"batin nya,ia menangis menahan sakit yang di berikan Oliv pasalnya gadis itu menyayat lengan Clara dengan pisau,beberapa sayatan yang dalam mulai memenuhi tubuh Clara, rasanya sangat sakit terlihat Clara yang tergeletak di lantai berlumur an darah.

"Gue bakal bikin Lo mati sekarang!" Bentak Oliv mengarahkan pisau nya kepada Clara.

"JANGAN SENTUH PACAR GUE!!!!" suara itu sangat keras,membuat Oliv menoleh ke sumber suara.davino mengambil pisau itu dengan cepat dan menampar Oliv

#hayyy
Gimana ceritanya?
Semoga gak ada yang ke potong yah




see youu>Ω<

Clara_DavinoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang