•rencana licik

19 1 0
                                    

Davino tak heran mendengar kata Alan keluar dari mama nya.davino hanya berdehem pelan menjawab ucapan mama nya tadi.

"Dav,clar,gue pulang duluan.takut telat ke sekolah ntar"ucap Syam, mengambil jaket yang ada di sofa ruangan itu.ucapan Syam di balas anggukan oleh Clara dan Davino.

"Cepat sembuh clar,gue khawatir"batin Syam lalu menutup pintu kamar Clara.

"Lo lapar"tanya Davino pada Clara, Clara tersenyum tipis"laparr"ketus nya

"Gue keluar bentar,cari makanan di sekitar sini"ucap Davino lalu berdiri,namun tangannya di genggam oleh Clara

"Jangan tinggalin gue sendiri,gue takut"ucap Clara manja,membuat Davino iba melihat sikap clara,Davino tau Clara masih syok dengan kejadian kemarin.

"Iya gak jadi,gue pesan online aja"jawab Davino,kembali duduk di samping Clara,Clara tersenyum ria.

•••••••
"Halo pak dimas,gimana semuanya udah di siapin"ucap Desi,sambil melihat pantulan nya di cermin

"Sudah Bu, semuanya beres"ucap pria paruh baya dari telfon. "Baik,saya akan balik ke Jakarta hari ini,jadi tolong di persiapkan dengan bagus"ucap Desi, tersenyum entah apa lagi yang di rencanakan orang tua itu.
Desi mematikan'telfon itu dan memutuskan untuk menelfon bi Inna karena dia tak tahu kabar mereka.

"Halo bi."

"Nyonya!non Clara-" suara bi Inna terputus putus membuat Desi bingung,apa maksud nya

"Kenapa bi,ada apa?" Tanya nya

"Non Clara di rawat di rumah sakit"ucap bi Inna terdengar khawatir suaranya terbata bata.membuat Desi terkaget apa yang terjadi pada anaknya,tapi bukankah harusnya ia senang?

"Apa yang terjadi di rumah?"tanya Desi menaikkan satu alisnya "ceritanya panjang nyonya"jawab bi Inna

"Saya pulang hari ini bi,tunggu saya di rumah"
Desi lalu memutus sambungan telepon nya kepada bi Inna.

"Aku harus buat rencana lain"batin desi.

•••••
Davino dan Clara kini asik dengan makanan masing masing,Clara sempat bete menunggu makanan yang tak kunjung datang tadi.

"Pelan pelan"ketus Davino melirik ke arah clara dengan tajam. "Gue laper"ucap nya singkat, terlihat sekali bahwa Clara sedang sangat lapar pasalnya kemarin ia tak sempat makan malam karena kedatangan Oliv.

Davino sesekali melirik ke arah clara,gadis itu memang sangat mirip dengan anak kecil,ia makan dengan lahap seperti tidak ada jeda.

"Gue seneng liat lo begini"tanpa sadar Davino mengeluarkan kata itu membuat Clara menoleh lalu berhenti menyaupkan makanan ke mulutnya.pipi Clara memanas senyumannya mengambang kala itu.

Mereka lalu terkekeh kecil,dan melanjutkan makan nya.Saat hendak pulang Davino merasa ada deringan telfon di saku nya lalu mengambil handphone itu.

"Ril,kenapa"

"Dimana Lo dav!"

"Rumah sakit,ada apa sih!"

Clara yang melihat Davino berbicara dengan jengkel membuatnya bingung.

"Mending sekarang Lo pulang ke rumah!!"

"Emang ada apa di rumah?"tanya Davino, menjadi semakin heran, sahabatnya itu terlihat sangat panik.

"Lo liat aja sendiri bangsat!!!! Cepat pulang!"
Aril berteriak sangat kencang,ia benar benar serius kali ini.

"Clara gimana"

"Syam lagi otw ke sana biar dia yang jaga Clara,Lo ke rumah Lo sekarang gue sama anggota yang lain bakal nyusul,kita gak punya waktu banyak"Ucap Aril lalu memutus sambungan telpon nya. Davino melihat ada pesan masuk di handphone nya.

Alan.
Pilih mana mama atau Clara hahaha.

Davino yang membaca itu seketika semakin emosi,rahangnya mengeras emosinya meluap merambat ke seluruh bagian tubuhnya.ia tak tahan lagi kakaknya itu benar benar keterlaluan.

Davino mengambil kunci mobil yang ada di sofa dan menuju keluar, namun Clara menghentikan langkah nya
"Mau ke mana dav"

"Jangan pergi dari rumah sakit ini apapun yang terjadi"ucap Davino, ia takut jika terjadi sesuatu lagi pada clara.clara yang mendengar itu semakin kebingungan, ini semua apa sih sebenernya batin nya

••••••
Davino sampai di depan rumah nya terlihat ramai karena anggota atmosfer berada di sana hanya Syam yang tidak ada.

"Kenapa" tanya Davino menutup pintu mobilnya. "Alan ngancam mau ngebunuh emak Lo" ucap Aril, apa yang sebetulnya di rencanakan Alan sampai melibatkan orang tuanya itu. "SIALANN!!!" ucap Davino lalu membuka pintu yang menjulang tinggi itu dengan keras.

BRAKKK!!

pintu itu terbuka lebar namun tak mendapati Alan ataupun mama nya. "Coba cari ke kamar Lo dav"ucap Ryan, menunjuk ke arah kamar Davino, seluruh temannya menoleh dan mengangguk lalu menuju kamar Davino yang berada di lantai dua.

"Ke kunci anjing!!" Ucap Aril,berusaha membuka pintu itu,Davino semakin emosi melihat perlakuan Alan.

"Davino tolongin mama" suara yang terdengar dari dalam kamar Davino,yang mirip seperti suara mama nya,Davino semakin khawatir.

"Dobrak!"ucap Davino lalu mengambil Ancang-ancang,teman temannya pun membantu untuk mendobrak

"Satu,dua tiga" ucap Aril mendobrak pintu itu dengan keras namun tak terbuka, mereka mencoba sekali lagi. Satu,dua.BRAKK.
pintu itu berhasil di bobol oleh mereka,namun yang ia lihat adalah kamar kosong,tak ada Alan maupun mama nya,Davino berjalan mendekati kasur nya dan terlihat handphone yang sedang menyetel rekaman suara yang pasti bukan suara wulan

"Anjing!! berani banget dia ngejebak kita!!!!"ucap Aril,sangat emosi ia menendang meja coklat yang ada di samping kasur davino.rahang Davino mengeras tangannya mengepal kuat.

"Kalau Alan gak ada di sini,berarti..Clara"ucap Aril terbata bata,mereka terlalu khawatir dengan orang tua Davino sampai lupa dengan Clara hanya Syam yang berada di sana.

"Sialll!!!matii aja Lo Alan anjing!" Teriak Davino berlari menuruni tangga.

•••••
"Clarr!kok pintunya di kunci,gue mau masuk"ucap Syam menggedor-gedor pintu kamar Clara,ia bingung kenapa Clara mengunci nya bagaimana Clara bisa mengunci pintu itu sedangkan kakinya saja belum cukup kuat untuk sekedar berdiri.

"Wahh gawat nih"batin nya,Syam mendobrak pintu itu sekali dan langsung terbuka,kaget melihat siapa yang sedang berada bersama Clara sedari tadi.

"Hay Syam,!"

"A-alan!"Syam mengepal tangannya rahangnya mengeras sangat geram melihat Alan yang asik menggenggam tangan Clara lembut seolah ia adalah pacarnya. Terlihat bahwa Clara tak sadarkan diri alat bantu oksigen yang di gunakan Clara di cabut oleh Alan membuat Clara pingsan

"Sialan Lo!!!" Ucap Syam mengambil kerah baju Aril dan mendorongnya dengan keras hingga Alan terjatuh ke lantai.

••••••

Hayyy
Maap telat update nya,lagi banyak pikirann:),
Jangan lupa vote nya yah




Seee youuuu|| ichayy_27 || clara_davino

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 14, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Clara_DavinoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang