#9 sebuah peringatan

395 43 3
                                    

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Min Jung hyung......??"

Tentu saja Yunki pun berhenti, ia sangat terkejut melihat kakaknya sudah berada di depan apartemennya, jantungnya berdegup dengan sangat cepat, namun ia berusaha untuk tetap tenang dan bersikap seolah tidak ada yang terjadi.

Yunki perlahan mendekati kakaknya saat Min Jung tersenyum kepada Yunki, sungguh senyum yang sangat mengerikan yang membuat Yunki semakin gugup.

Min Jung melihat Yunki dari ujung kaki sampai ujung kepala, Yunki hanya berdiri dengan tatapan yang dingin.

"Wae...?? Kenapa kamu tidak bertanya mengapa aku ada di sini.....Min....Yun....Ki.....?" tanya Min Jubg kepada Yunki.

"Atau mungkin kau sudah tahu mengapa aku ada di sini sekarang?" ucap Min Jung sambil berseringai.

Yunki hanya diam saja, jujur dalam hatinya ingin sekali ia memukul kakaknya itu.

"Aku hanya ingin mengembalikan ini, bukankah ini milikmu?" ucap Min Jung sambil meletakkan sebuah gantungan kunci berinisial "Y" ke tangan Yunki.

"Aku tidak menyangka kau masih menyimpan benda itu.....," lanjut Min Jung.

"Jangan salah paham, aku tadi hanya kebetulan saja menemukan itu di jalan....., dan itu hanya ada satu di dunia, karena aku yang membuatkan nya khusus untukmu bukan?" ucap Min Jung sambil berseringai.

"Aku hanya ingin sekedar mengingatkan kepadamu....., kau masih ingin hidup.....atau mati?" bisik Min Jung di telinga Yunki dengan nada yang penuh penekanan.

"Jika tidak terjadi sesuatu....., kau akan hidup, tapi jika sampai terjadi sesuatu padaku, aku akan membunuh mu Min Yun...ki....," setelah mengucapkan kalimat itu, Min Jung langsung pergi meninggalkan Yunki yang kini makin memanas.

Yunki meremas gantungan kunci yang ada di tangannya, ia benar-benar sangat kesal, kemudian ia membanting gantungan kunci itu dan masuk ke dalam apartemennya.

"Hyung......kenapa Min Jung hyung ingin membunuhmu? Apa karena tadi kita melihatnya? Apa  yang harus kita lakukan hyung?"

Glughh....glughhh....glughh....

Yunki meminum habis kopi yang ia ambil dari dalam almari pendinginnya.

"Apakah kamu takut padanya?" tanya Yunki dengan sikap yang tenang, kemudian ia melanjutkan dengan tersenyum kepada Min Tae.

"Dia bukan manusia yang pantas untuk di takuti Min Tae,"

Kemudian Yunki berjalan dan masuk ke dalam kamarnya, ia mengeluarkan kanvas dari dalam tabung lalu memasangnya ke easel kayu miliknya.

"Kapan ini akan selesai hyung?" tanya Min Tae dengan sangat antusias saat kakakbya mulai mebyentuh lukisannya lagi.

"Diamlah di situ, jika kamu menuruti perintahku, ini akan cepat selesai," oerintah Yunki kepada Min Tae.

"Tapi aku ingin melihat Yunki hyung menggambarku," ucap Min Tae sambil memanyunkan bibirnya karena ia tidak mau menuruti perintah sang kakak.

"Aku akan memberimu hadiah," ucap Yunki dengan nada dingin.

Tentu saja Min Tae sangat terkejut mendengar ucapan kakaknya, sebuah kalimat yang sudah sangat lama sekali tidak ia dengar dari mulut kakak nya itu, dulu semasa hidupnya, Yunki adalah kakak yang paling sering menjajikan sesuatu kepadanya, walaupun hal itu sangat dilarang oleh nyonya Min.

"Woaahh......sungguh? Hadiah apa hyung?" tanya Min Tae dengan sangat antusias.

"Aku tidak akan memberitahumu sebelum kamu menyelesaikan tugasmu," tegas Yunki sambil menyiapkan cat ke palet miliknya.

Hi, Bye Hyungie - (Kim Taehyung)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang