Sejak awal Alesha memang nggak pernah berfikir untuk memenjarakan Ayah atau semacamnya, hanya saja Bunda sepertinya sudah jengah dan ingin menyadarkan Ayah kalau semua tindakan ada konsekuensi. Turns out, Ayah punya banyak hutang di mana-mana. Alesha benar-benar tidak tahu kalau alasan Bunda kerja keras banting tulang sejak Ayah pergi hanyalah untuk melunasi utang Ayah. Waktu mengetahui hal itu jelas Alesha kembali hancur. Bunda dan Alesha akhirnya saling jujur satu sama lain waktu itu. Sebenarnya Alesha nggak pernah memiliki banyak rahasia, sementara Bunda yang harus menanggung semua tindakan Ayah. Tentu dengan begini Alesha memutuskan untuk cuti pelayanan sementara, dan mulai kembali bekerja di rumah.
Soal Jae...
Dia rupanya benar-benar serius dengan ucapannya tentang tidak mau melepaskan Alesha pergi. Laki-laki itu benar-benar mendampingi Alesha disela-sela membagi waktu dengan pembuatan bisnis dan lain-lain. Bahkan ketika Alesha tidak mau ditemui pun, Jae bakal ada dan hadir. Kemarin adalah sidang pertama mengenai Ayah. Bunda tidak bisa hadir jadi diwakilkan pengacara atau semacamnya. Jae duduk di sebelah Alesha sambil memegangi tangannya, sepanjang sidang walaupun setelah itu Alesha bakalan minta pulang sendiri di antar pengacara Bunda bukan di antar Jae. Terkadang Alesha bakal menolak sama sekali untuk menemui Jae karena emosinya yang terkadang tidak stabil. Mey atau Marsha yang lebih sering menemani Alesha kontrol atau kadang Alesha datang sendiri ke rumah sakit dan Diva akan menemaninya.
"Jangan harap kita bakalan temenan lagi ya Cha," itulah yang dikatakan Diva ketika mereka nongkrong di salah satu kedai kopi rumah sakit. Alesha mengangkat kepala dari cangkir yang berisi teh panas kepada Diva. Ia masih mengenakan jaket dokter sambil menyilangkan kedua tangan di depan dada.
"Kan kamu yang dari kemarin nongol di depan ruangan fisioterapi. Aku sih seneng-seneng aja ditemenin, tapi kalau kamu sibuk juga nggak masalah," jawab Alesha sambil menyunggingkan senyumnya.
Ekspresi Diva berubah kesal, ia mendengus keras dan meminum kopinya. Ia jelas terlihat lelah dan stress, sebenarnya Alesha kesal sama dirinya sendiri karena masih peduli dan masih ingin tahu tentang apapun yang dirasakan oleh Diva padahal gadis itu sudah mengkhianatinya. Hubungan mereka jadi aneh, dibilang teman tidak mau, tapi musuhan juga tidak.
"Kamu nggak usah ngerasa nggak nyaman gitu. Kan kamu sendiri yang bilang, Diva kalau kamu sama sekali nggak merasa bersalah dengan apapun yang kamu lakuin sama Stanley. You being like this, just show me, how much you feel guilty though," ujar Alesha, hati-hati menyandarkan punggungnya ke belakang. Ia mengernyit pelan, karena rusuknya sakit luar biasa.
"Sialan."
Diva sih memang tidak pernah sok manis atau cewek sok lembut. Sejak awal mereka kenal juga Diva emang kasar, terang-terangan menunjukkan perasaannya dan sama sekali bukan tipe cewek yang suka dikekang. Alesha juga tahu kok sebelum sama Stanley dia pernah pacaran sama pria yang jauh lebih tua hanya untuk kenikmatan seksual. Sepertinya Diva tengah mengalami krisis ini juga sekarang.
"Gua putus sama Stanley," ujar Diva.
Alesha mengerjapkan matanya dengan cepat, ia tidak tahu harus menanggapi apa. Tidak ada perasaan bersyukur atau ingin tertawa keras-keras dengan apa yang terjadi saat ini. Anehnya justru Alesha merasa sedih sekarang. Bagaimana sebuah keinginan dibuahi, lalu berujung hancur. Diva menatap Alesha seolah berharap Alesha berkata atau bereaksi sesuatu namun ia sama sekali tidak bisa menunjukkan reaksi apapun selain, "oh."
"Ketawa kek, ngumpat kek, apapun Cha selain 'oh'. Sukurin gua kek," ujar Diva gemas. Alesha menyeringai dan menggelengkan kepala, "males Div. Buat apa. I don't get anything though."
Diva mendengus, "kenapa sih lu baik banget, Cha?"
"Buat apa jahat ketika kita bisa berbuat baik?"
![](https://img.wattpad.com/cover/234326414-288-k768051.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Call Me by My Name - Lokal! Alternate Universe • pjh
ChickLitJae always hates his name "Anjaeni" since childhood. For some reasons, he just found his name makes no sense. That's why Jae risih banget waktu denger temen-temen "Cell Group"-nya manggil seorang cewek berparas lugu dengan senyum manis dengan mata s...