[Sabtu Malam, Central Park Mall, 23.10]
"Jadi, gimana filmnya menurutmu?"
Jae dan Alesha keluar dari studio teater bersamaan dengan puluhan orang yang juga ikut menonton, mereka jalan bersebelahan, karena gang keluar agak sempit dan banyak orang buru-buru keluar jadilah Jae menarik Alesha ke sisi sebelah kiri, persisi di depannya. Sekarang Alesha benar-benar terlihat ngantuk, wajar sih. Jae ngerti. Karena ini memang sudah jam dua belas lewat, jadilah mereka sebaiknya langsung pulang.
"Keren banget..."
Jae juga tahu kalau Alesha tertidur hampir sepanjang film, lucu banget. Alasan kenapa Jae bertanya kepada Alesha tentang film. Hanya untuk menggoda gadis itu, karena Alesha melewatkan dari pertengahan ketika climax hingga anti climax-nya.
"Keren? You sure? Soalnya yang gua tahu elu hampir nggak lihat film-nya sama sekali." Jae berujar.
Alesha kemudian menoleh ke arah Jae dan menggigit bibir bawahnya, ia benar-benar terlihat seperti ketahuan melakukan kesalahan yang fatal. Jae menahan diri untuk nggak mencubit hidung Alesha karena ekspresinya menggemaskan dan lucu, "ngantuk banget ya emang?"
"Ih! Aku hampir nggak lihat bagian yang paling seru, Ko. Capek banget mataku, udah kaya digadulin kingkong..."
Jae tertawa, cukup keras dan membuat beberapa orang menoleh ke arahnya namun Jae bahkan nggak memperhatikan. Ia hanya tertawa karena Alesha sangat lucu. Alesha hanya manyun karena diketawain habis-habisan oleh Jae.
"Oke, sorry..."
"Jahat banget, aku tuh udah ngebut deadline ya Ko, dari jam dua belas siang, sampai jam delapan tadi tanpa berhenti. Terus, diajak nonton nih sama Koko -dan aku nggak menyalahkan itu - tapi aku juga nggak bisa disalahkan dong kalau aku tidur sepanjang film..."
Jae juga nggak menyalahkan gadis itu untuk tidur di tengah-tengah film, sama sekali, karena Alesha lucu banget tidurnya. Meringkuk kaya little puppy. Intinya, Alesha benar-benar menggemaskan. Bikin Jae pusing bukan kepalang karena kegemasannya.
"Ya udah, habis ini ku anterin pulang Le. Nggak usah khawatir, tapi ke apartment medit dulu ya, ambil mobil..."
"Nggak usah Ko, aku pulang naik ojol aja."
"Nggak, harus sama aku pulangnya. Orang berangkat bareng kok pulang sendiri-sendiri."
Alesha menatap Jae dengan tatapan yang cukup sulit di tebak, entah kebingungan atau tersanjung. Yah, sebenernya Jae juga bakal nganterin cewek siapa aja sampai ke rumah kalau dia yang ajak pergi, walaupun Jae jarang banget ajak cewek main keluar selain Candice. Dan Candice juga biasanya nginep di apart Jae dan itu jaraaaaaang banget. Jae lebih sering main sama temen cowok daripada temen cewek. Kalaupun main sama temen cewek itupun pasti bareng-bareng sama temen-temen cowoknya.
"Kalau baliknya dari starbuck sendiri..."
"Enggak, harus sama aku pulangnya sampai kamu masuk rumah dengan selamat dan nggak ada apa-apa."
Kali ini kilatan lain di mata Alesha yang membuat Jae merasa sedikit bingung, karena biasanya cewek nggak akan nolak kan kalau di anter sampai di depan rumah? Toh itu malah justru memberikan rasa aman, kan? Atau... Alesha takut kepadanya?
Ah sial! Yang gini-gini nih yang kadang bikin Jae luar biasa sangsi, ia jadi insecure mendadak. Jae cuman bisa menghela nafas panjang dan dalam. Mungkin memang kelihatannya Alesha adalah gadis yang mudah untuk diajak berteman, tapi terkadang satu dan lain waktu, Alesha bisa menjadi gadis super misterius yang kalau di bilang sama Marsha 'nggak esensi'. Hanya saja Jae bisa mengerti. Mungkin Alesha khawatir.

KAMU SEDANG MEMBACA
Call Me by My Name - Lokal! Alternate Universe • pjh
Chick-LitJae always hates his name "Anjaeni" since childhood. For some reasons, he just found his name makes no sense. That's why Jae risih banget waktu denger temen-temen "Cell Group"-nya manggil seorang cewek berparas lugu dengan senyum manis dengan mata s...