9. menjemput kebahagiaan

72 34 21
                                    

Koreksi typo!

Hepiriding! 🌻🌻

☆☆☆

Aku pulang dari rumah nenek sehari setelah memutuskan untuk mengikat diri dengan Rifky dalam garis lingkaran yang disebut pacaran. Aku menuliskannya demikian, bukan karena aku telah mencintainya. Tapi, itu semua karena janjiku padanya pun pada diriku sendiri untuk mau berusaha membuka hatiku untuknya dan melupakan Raja. Minimal, aku harus bisa menerima kenyataan dengan lapang dada bahwa Raja tidak akan pernah mencintaiku. Minimal, aku tidak boleh lagi patah hati karena Raja.

Berhubung aku siswa kelas dua belas, mulai hari ini sampai waktu Ujian Nasional selesai, aku akan sibuk sekali. Karena, dari pagi sampai siang harus masuk sekolah dan setelahnya dilanjutkan dengan masuk les untuk persiapan Ujian Nasional.

Sebuah kabar baik datang dan ikut menyertai kebahagiaan yang mulai ku bangun bersama Rifky yang berfondasikan sebuah usaha melupakan. Kabar baiknya adalah aku yang dinyatakan lulus SNMPTN di jurusan hubungan internasional. Ini kabar baik bagiku, bahkan sangat baik. Meski aku tidak tau bagaimana nasibku setelah ini, karena mama tetap mempertahankan egonya untuk menjadikanku mahasiswa jurusan bisnis. Terlepas dari itu semua, setidaknya aku tau bagaimana perasaan bahagia karena berhasil meraih apa yang aku impikan.

"Selamat, sayang!" Rifky bersorak senang dan memelukku erat-erat begitu akun SNMPTN milikku berhasil terbuka dan menyuguhkan kebahagiaan di dalamnya.

"Makasiii!!" Aku pun ikut berseru riang dan membalas pelukannya. Jujur, rasanya itu... senang sekali, bahkan lebih dari sekedar rasa senang, bahkan kesenangannya tidak dapat ku ukir lewat kata.

Rifky mengurai pelukannya. "Kamu mau hadiah apa? Biar aku beliin sebagai tanda kalau kamu berhasil!" Seru Rifky dengan mata berbinar.

Bibirku mengerucut mendengarnya begitu kegirangan. "Ky, tapi kamu kan nggak--"

Rifky mengacungkan jari telunjuknya ke depan wajahku, menginterupsiku untuk berhenti bersuara. "Udah nggak usah pikirin aku, soal kuliah gampang, kan masih bisa ikut tes, jalur mandiri juga masih ada, PTS-PTS juga masih banyak. Yang penting sekarang kita harus rayain keberhasilan kamu, oke?"

Melihatnya yang merekahkan senyuman sempurna, membuat senyumannya tertular kepadaku, akhirnya aku menaikkan kedua belah sudut bibirku untuk tersenyum dan mengangguk, mengiyakan ajakanya untuk merayakan keberhasilanku.

"Kita happy-happy?" Tanya Rifky lagi yang langsung ku angguki.

"Meluncur!" Katanya lagi dan langsung berdiri dari kursi yang sejak tadi ia duduki. Sekarang sedang jam istirahat, para siswa sedang bergerombolan memenuhi kantin untuk mengisi perut masing-masing. Sedangkan kami, kami memilih melipir ke dalam kelas Rifky karena penasaran dengan pengumuman SNMPTN, dan kebetulan aku membawa bekal untuk mengisi perut, jadi kami tidak perlu capek-capek menerobos lautan manusia kelaparan.

"Mau kemana?" Tanyaku sembari menarik pergelangan tanga Rifky.

"Happy-happy!" Seru Rifky penuh keyakinan.

"Ya nggak sekarang juga kali, Ky!" Seruku.

"Terus kapan dong?"

"Nanti waktu pulang seko--"

"Al!" Suara itu... menghentikan suaraku secara paksa, dan sontak aku dan Rifky menoleh ke ambang pintu dan mendapati Raja di sana, sedang berdiri dengan senyuman merekah sempurna. Setelahnya, Raja beranjak mendekat ke arah kami.

Tanpa peduli pada Rifky yang memperhatikan gerak geriknya, Raja langsung berdiri di depanku. "Gimana hasilnya? Jebolkan?" Tanya Raja dengan wajah penuh harap.

AKHIR CERITA [COMPLETED]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang