12. yang harus diselesaikan

58 26 6
                                    

Koreksi typo!!

Hepiriding🌻🌻🌻

☆☆☆

Dalam kamus besar bahasa Indonesia, berusaha dimaknai dengan melakukan suatu usaha; bekerja giat (untuk mencapai sesuatu).

Iya, untuk mencapai sesuatu. Tapi sayang, dalam kamus besar itu tidak dijelaskan tentang waktu yang akan menjadi batas dari berusaha itu sendiri. Dan... di situlah letak masalahnya. Mungkin terlalu dini untuk aku menyatakan bahwa aku menyerah dalam berusaha melupakan Raja yang nyatanya tak bisa kubuang begitu saja. Mungkin terlalu pagi untuk aku mengatakan bahwa aku ingin pergi dari dekapan Rifky yang... tak bisa kupungkiri bahwa ia adalah pembawa kenyamanan. Tapi, bukan untukku. Karena rasa nyamanku terlampau aku pusatkan pada Raja.

"Ky!" Panggilku ketika ia mulai memasang kacamata berbingkai hitamnya agar matanya bisa melihat dengan jelas objek yang akan dibacanya. Iya, mata Rifky minus 1,5. Katanya, ia baru mengetahuinya setahun lalu.

"Iya, Al?" Sahut Rifky sembari menoleh ke arahku.

"Soal tadi..."

"Kayaknya kita harus bahas tentang unsur ekstrinsik cerpen dulu deh, baru ke unsur instrinsiknya!" Bukannya mendengarkanku terlebih dahulu, Rifky yang menangkap sinyal bahwa aku akan membicarakan kejadian beberapa saat lalu, langsung menyelaku sekenanya dengan materi bahasa Indonesia yang akan kami pelajari selanjutnya.

Mendengarnya berkata demikian, aku mengangguk pelan setelahnya, segera menghabiskan makan siang yang dibelikan Rifky dan setelahnya menyusul Rifky yang sudah tenggelam dalam dunia pembelajarannya.

☆☆☆

Ada satu waktu dimana kita akan berpikir, ini gue lagi ngapain sih? Ini kenapa bisa begini sih? Capek juga ya, pengen tiduran aja deh kayaknya. Pengen deh jadi dia yang hidupnya enak terus!

Hal-hal yang seperti itu... sebenarnya adalah hal manusiawi yang kita sendiri nggak bisa menolak kehadirannya. Sekalipun orang lain memandang kita sempurna, tapi pasti ada yang tetap saja jadi bahan insecure dalam hidup. Dan sekali lagi aku katakan bahwa semuanya adalah manusiawi, seperti rasa senang, sedih, kecewa, bahagia. Itu semua manusiawi.

Namun untuk semua perasaan itu, kita bisa memilih rasa mana yang akan kita ambil. Bisa saja tanpa sadar kita telah memilih dua atau bahkan tiga sekaligus.

Hari ini adalah hari terakhir kami menghadapi Ujian Nasional, wajah tegang dan takut perlahan sirna karena waktu yang telah selesai. Semua siswa diperbolehkan meninggalkan ruang ujian. Aku berada di ruang 1, sedangkan Rifky dan Raja berada di ruang 3.

Setelah semua selesai dan memastikan tidak ada barang bawaan yang tertinggal aku memutuskan untuk menunggu dua anak manusia itu di depan ruangan mereka. Akhir-akhir ini, kami sering menghabiskan waktu bertiga. Tidak ada kecemburuan, pun anggapan tidak dipedulikan. Semua berjalan sebagaimana mestinya, Raja tau bagaimana harus memposisikan dirinya, pun Rifky yang tidak pernah menyalahkan kehadiran Raja di antara kami.

Saat pintu kaca ruangan ujian ditarik dari dalam, aku bisa melihat wajah kusut Raja yang pertama muncul. Rambutnya yang pagi tadi tersisir rapi, sekarang justru berantakan tanpa arah. Tanpa sadar seulas senyum terbit di wajahku. Sebesar itulah pengaruh dirinya terhadapa hidupku, bahkan aku bisa melakukan hal di luar kesadaranku.

"Kita selesai!" Sorak Raja yang setelahnya menjadi provokasi pesorak-pesorak lainnya. Dan tertawa bersama adalah hal yang dilakukan setelahnya.

Raja menghampiriku dengan senyuman merekah sempurna. "Gimana? Lancar jawabnya?" Tanyaku ketika dia tepat berada di depanku.

AKHIR CERITA [COMPLETED]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang