epilog

134 13 3
                                    

Liburan semester adalah bagian dari kegiatan yang diidam-idamkan nyaris oleh seluruh mahasiswa dari seluruh fakultas dan program studi, tak terkecuali aku. Karena di saat itulah, aku bisa berkumpul dengan orang-orang yang kusayangi.

"Pagi, ma, pa, abang!" Sapaku ketika aku tiba di meja mekan dan mendapati ketiganya sedang sibuk berkutat dengan sarapan masing-masing.

"Pagi, sayang! Sini duduk, mau sarapan apa?" Sahut mama.

Aku duduk di samping mama. "Mau nasi goreng aja, ma!" Seruku setelahnya.

Mama mengangguk dan mengambilkanku sepiring nasi goreng lengkap dengan telur mata sapi sebagai lauknya.

"Manja banget! Sarapan aja harus diambilin!" Gurau bang Agung sembari menyuap roti berselai cokelatnya.

"Sirik aja!" Sahutku dengan cengiran lebar. "Makasi, mama!" Ujarku sembari memeluk mama dan menjulurkan lidah kepada bang Agung yang langsung membuatnya bergalak seperti orang muntah.

Tidak tinggal diam, papa justru berpihak pada bang Agung. "Mau papa transfer berapa, gung, untuk ucapan selamat pagi!"

"Sampai dompet Agung nggak bisa ditutup deh pokoknya!" Seru bang Agung yang membuat kami tergelak.

Semenyenangkan itu pagi yang kulewati sekarang. Indah. Penuh warna. Hidup memang selalu seperti itu. Kadang, satu sisi retak adalah untuk masuknya sisi lain yang jauh lebih dari sekedar indah.

☆☆☆

"Naya!" Aku berteriak memanggil namanya ketika tidak mendapatinya di teras rumahnya. Padahal, ia bilang ia sudah menungguku disini.

Tidak lama setelahnya, Naya melongok dari ambang pintu rumahnya. "Tadi mules, makanya masuk sebentar!"

Aku manggut-manggut, mengerti. "Yaudah ayo, nanti keburu siang!" Ujarku.

"Oke!" Setelahnya, Naya menghidupkan mesin mobilnya dan perlahan kami mulai beranjak menuju makam Raja.

Raga Raja memang tak lagi bisa kupeluk. Tapi, Raja tetap hidup bersama kami. Jantungnya berdetak di dalam tubuh Naya. Dan... aku bersyukur atas itu. Semua seolah sudah direncakan semesta agar terlihat sedikit lebih indah dari apa yang ada di dalam pikiran.

Keluarga, pendidikan, persahabatan, percintaan, semua memiliki porsi masing-masing dalam memberikan sebuah pelajaran bagi kehidupan manusia.

Kadang, ada satu dua hal yang membuat kita seolah berada pada titik terendah dalam hidup. Hingga untuk sekedar mencari jalan keluar saja enggan. Padahal, tanpa sadar ada kekuatan dalam genggaman kita yang lebih hebat dari apapun, yaitu kekuatan mencintai diri sendiri. Karena, satu-satunya orang yang akan selalu mencintaimu adalah dirimu sendiri.

Raja, lewat penyelesaian cerita kita ini, aku telah mengikhlaskanmu. Terimakasih sudah pernah hadir dan mengambil tokoh penting dalam cerita ini. Tanpa kamu apalah arti cerita yang kuberi judul akhir cerita ini karena belum menemukan akhirannya.

Selesai.

☆☆☆

Haii!
Seneng banget akhirnya bisa selesaiin work kedua aku!

Gimana kesan kalian sama cerita ini?

Terimakasih sudah selalu setia baca cerita ini ya!!!

Bye-bye!!

See youu on my next work yang berjudul REUNI HATI


With love,
Mandahuuu

AKHIR CERITA [COMPLETED]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang