13. pulangnya sang 'ratu'

68 27 10
                                    

Hepiriding gengss!!🌻🌻🌻

Vote and comment, bisa ditinggalin yaaa!!

💙💙💙

☆☆☆

Aku tidak marah jika kau ingin menyebutku tidak waras dengan memilih mengiyakan ajakan Raja; mengakhiri hubunganku dengan Rifky. Aku tidak keberatan jika kau ingin mengataiku pembual karena berkata ingin melupakan Raja dan mencintai Rifky tapi nyatanya aku malah berbuat sebaliknya.

Apapun itu, aku terima semuanya dengan lapang dada. Sebab jika kau pernah jatuh cinta maka kau tidak akan terheran-heran mengapa aku melakukan semua ini. Bukankah cinta menuntut pengorbanan?

Mandi sehari dua kali itu bukan lah ritual hari libur. Berhubung aku sedang libur panjang dan tidak memiliki kegiatan di luar rumah, jadi tidak heran jika sudah pukul sembilan pagi aku masih duduk manis di meja makan lengkap dengan baju piyama berwarna biru muda yang belum ku ganti.

"Pagiii!" Aku terkejut dan menoleh saat mendengar seruan itu.

"Abang?" Pekikku dengan mulut yang dipenuhi roti tawar berselai cokelat. Setelahnya, aku berlari dan berhambur ke pelukannya. Abang membalas dengan mengusap-usap punggungku. "Abang kok nggak bangunin aku sih pas sampe semalam?" Tanyaku setelah menelan roti yang ada di dalam mulutku.

"Iya soalnya abang liat kamu tidurnya pules banget yaudah deh, tunggu pagi aja!"

"Oleh-olehnya mana?" Tanyaku setelah mengurai pelukan.

"Nggak ada oleh-oleh buat kamu!"

"Ih, abang! Pelit!"

Abang terkekeh, merangkul pundakku dan berjalan ke meja makan. "Oleh-olehnya di kamar abang nanti ambil aja apa yang kamu suka!"

"Yaudah lanjut makan!" Ujar bang Agung setelah kami duduk di kursi masing-masing dan ia mulai menyendok nasi goreng dengan telur mata sapi, "mbak Tuti mana? Nggak ikut makan?"

"Udah pergi belanja, nggak tau deh pulang jam berapa, tapi dia udah makan kok!"

Abang manggut-manggut. Dan mulai menyuap nasi gorengnya.

"Bang!"

"Hm!"

"Coba tebak adek mau bilang apa?"

Abang mengedikkan bahunya. "Mana abang tau, kan belum dikasih tau!"

"Ih, abang! Tebak dulu!"

"Apa sih? Ribet amat, tinggal kasih tau aja!" Abang berlagak tidak peduli. "Palingan juga soal Raja kan?"

Aku menggeleng cepat, "bukan, abang!"

Bang Agung memutar bola matanya ke atas, seolah sedang berpikir. "Tentang pacar baru kamu itu? Siapa namanya? Lupa abang!"

"Rifky, bang!"

"Nah itu dia, pasti tentang dia kan?"

Aku kembali menggeleng. "Bukan, abang!"

"Terus apa dong? Udah aha cepetan kasih tau!"

Aku berdehem sebentar, "dengar baik-baik ya?" Aku memberinya instruksi.

"Iya, bawel!" Sahut bang Agung cepat.

"Coba tebak, siapa orang yang udah setahun hilang dari peradaban?"

Bang Agung mengedikkan bahu malas. "Kamu kalau ngomong suka mutar-mutar gitu ya? Makanya Raja nggak mau sama kamu, ribet sih!"

Aku mengetuk meja dengan kesal. "Ih, jangan dikait-kaitin sama Raja deh abang! Cepetan ditebak!"

AKHIR CERITA [COMPLETED]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang