30

394 34 3
                                    

SinB POV

Aku bangun dari tidurku, ugh kepalaku sakit sekali. 5 menit aku di posisi tidur, ku usahakan untuk bangkit duduk. Benar2 perjuangan...

Kulihat di nighstand (meja kecil yang biasa di sampil tempat tidur, author gak tau bahasa indonya apa wkwk) ada botol minuman, langsung ku minum. Mataku tertuju kepada jam, pukul setengah 3 pagi.

Aku pun kembali dalam posisi tidur dan menatap langit2 kamar. Tak sengaja mataku menangkap siluet tubuh seseorang di sebelahku.

'Sojung eonni?' disitu Sojung eonni berbaring menghadapku dengan satu tangannya berada di dekat bantalku. Aku baru ingat tadi malam, sepertinya aku lupa meminta kunci kamar pada Jihyo eonni dan Sojung eonni mengajakku ke kamarnya.

Aku berbaring menghadap ke arahnya menatap wajah cantinya. Perasaan itu kembali. Perasaan ketika aku hanya dapat menganguminya dari jauh.

'aku mencintaimu.' tak sengaja hatiku berkata demikian. Apakah benar aku masih mencintaimu? apakah benar hanya kamu yang selama ini ku mau? Pertanyaan2 itu datang seakan menyiksaku untuk memberikan keputusan. Mataku mulai tertutup dan aku tertidur lagi.

Aku terbangun sekitar pukul setengah 6, kurasakan di sebelahku kosong. Ku lihat ke sebelahku dan benar saja, Sojung eonni tidak ada disitu. Aku bangkit dari tidurku perlahan dan duduk sejenak. Pusingku sudah tidak separah tadi

Mataku kemudian tertuju ke arah balkon, gordennya telah tersingkap menampilkan pintu kaca balkon yang terbuka sedikit dan seseorang yang sedang bersandar di pegangannya sambil menatap ke arah danau.

Aku perlahan menuju ke arah balkon, menggeser pintunya sedikit dan keluar ke balkon.

"Sojung eonni?"

Dia pun berbalik ke arahku. Akhirnya ku lihat apa yang sedang dilakukannya. Di antara jari telunjuk dan jari tengah tangannya terselip sebatang rokok.

"eonni sejak kapan merokok lagi?"

"ah SinB-ya, i-ini..." aku menunggunya melanjutkan.

"..."

"...aku terkadang merokok, hanya terkadang, untuk menghilangkan stres, jadi tidak sering kok."

"..."

"..." kami pun terdiam.

Aku pun hendak masuk ke kamar, tangannya langsung memegang satu tanganku.

"maafkan aku..."

"...eonni kan sudah berjanji untuk gak merokok lagi."

"...aku tau, maafkan aku." dia memelukku dari belakang.

Iya, aku pernah memergokinya dulu waktu merokok, saat kami masih sekolah.

flashback

"Yewon-ah, aku bawa bahan-bahan untuk memasak nih, Sojung eonni mana?" kataku saat masuk ke dalam apartemen Sojung eonni dan Yewon.

"hmm Sojung eonni ada di atap gedung."

"ngapain malam2 gini di atap gedung? aku temui dia dulu ya."

"jangan Eunbi-ya!"

"kenapa Yewon-ah?"

"..." Yewon terlihat gugup.

"ya udah aku telpon aja ya."

"sebenarnya.. eonni juga tidak membuat hp.

"sudah malam, udaranya pasti sangat dingin di atap, lebih baik aku ajak eonni turun." tanpa menunggu jawaban Yewon aku langsung keluar pintu apartemen dan menuju ke atap gedung.

Setelah membuka pintu atap, ku lihat Sojung eonni berdiri membelakangiku menatap pemandangan kota, sepertinya dia sedang memikirkan sesuatu jadi tidak mendengar pintu terbuka. Aku punya ide jail untuk mengejutkannya dari belakang. Perlahan ku berjalan di belakangnya dan memeluknya dari belakang.

"Sojungie eonni!" dia tidak merespon untuk beberapa saat.

"SinB?" aku pun membalikkan badannya. Sekilas kulihat tangannya memegang sesuatu yang kecil, namun segera di sembunyikan di belakang tubuhnya.

"itu apa eonni?"

"...eh bukan apa2." aku bisa mencium aroma rokok dari mulutnya. Aku pun memaksa untuk melihat sesuatu di belakang tubuhnya dengan menarik tangannya. Karena tidak bisa, dia lebih kuat dariku, akhirnya kukatakan yang ada di pikiranku.

"eonni merokok?!"

"eh itu anu..."

"eonni jujur, tercium aroma rokok dari mulut eonni." dia segera menutup mulutnya dengan tangannya, tangan yang memegang rokok. Karena satu tangannya menahan tanganku.

"oh sh*t." dia menyadari bahwa dia membekap mulutnya dengan tangan yang memegang rokok dan segera membuang rokoknya dan menginjaknya.

"benar kan?!"

"SinB-ya, ini..."

"eonni aku gak suka kalau eonni ngerokok ya!"

"aku gak sering kok, cuma beberapa kali kalau lagi banyak pikiran."

"kalau lagi banyak pikiran, eonni harusnya cerita samaku, bukannya ngerokok." aku mulai mengeluarkan air mata perlahan.

"jangan menangis sayang..." dia memegang wajahku.

"hiks hiks, eonni ngerokok bisa nyebab-in kanker paru2 dan penyakit lain, nanti kalau eonni sakit gimana hiks hiks." kataku disela tangisanku.

"aku minta maaf..." katanya sambil memelukku dan mengelus kepalaku.

"eonni harus janji gak akan merokok lagi, kalau ada masalah harus cerita samaku."

"..." dia tidak menjawab.

"eonni hiks hiks..."

"...aku janji sayang."

flashback end

Sejak saat itu, aku benar2 memantaunya agar dia tidak merokok, aku meminta Yewon untuk melaporkannya padaku.

"SinB-ya..."

"..."

"maafkan aku..."

"...eonni ada masalah apa?"

"hah?"

"eonni merokok lagi, pasti ada masalah yang eonni pikirin."

"...enggak kok."

"jangan bohong, eonni sendiri yang bilang begitu."

"..."

"kenapa tidak cerita padaku?"

"...aku tidak ingin membebanimu."

Aku berbalik menghadapnya, menatapnya yang berlinangan air mata. Dia menangis. Ini saat yang sangat tidak tepat, tapi dia sangat cantik. Dia menatapku setelah menunduk beberapa detik.

"kamu cantik." katanya tiba2.

'kamu yang cantik, Kim Sojung.'

Cukup lama kami bertatapan. Tiba2 hatiku mulai berdetak cukup keras. Hanya dengan menatapnya.

Perlahan dia mendekatkan wajahnya padaku. Aku menutup mataku dan bibir kami pun bertemu. Tidak ada pergerakan. Hanya menempelkan bibir.

Cukup lama kami dalam posisi seperti itu, hingga dia melepaskan tempelan(?) bibirnya. Aku membuka mataku, menatap wajahnya yang sangat dekat dengan wajahku. Dia menutup mulutnya dengan satu tangan.

"mulutku bau rokok." katanya.

Karena perkataannya aku pun tertawa. Melihatku tertawa dia pun menyusul tertawa.

TBC

Your Face is Pretty Like an AppleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang