21

310 29 10
                                    

SinB POV

"jadi kenapa Sojung eonni nganter kamu? kalian dari mana?"

"hmm itu..."

"bentar bentar, baju kamu juga kenapa masih yang kemaren, dan... itu bukannya jaket yang kemaren dipake Sojung eonni?" Ya ampun, aku lupa kembaliin jaketnya eonni, harus bilang apa nih.

"itu eonni-"

"SinB, Yuna, kenapa di luar? Loh Yuna bukannya tadi ada urusan makanya tidak jadi menunggu SinB?" Tiba2 eomma keluar dari pintu gedung dengan plastik sampah. Eomma, makasih udah nolongin😭.

"iya eomma, aku bertemu SinB di luar, hmm ini aku mau pergi. SinB, kita lanjutkan lagi nanti ya, aku di panggil sajangnim (trans: bos)."

"iya eonni, hati2 di jalan." dan Yuna eonni pun masuk ke mobilnya.

"eomma huhu, aku sayang eomma." kataku sambil memeluk eomma.

"anak ini kenapa sih, awas, eomma mau buang sampah."

"sini TtinB yang angkat, nanti eomma capek."

"tumben."

"hehe TtinB kan anak idaman."

"..."

Yerin POV

"jadi appa kamu gak ada di rumah?"

"iya eonni, eonni datang aja, eomma bilang sama Una buat nyuruh eonni datang."

"ya udah, aku kesana ya."

Sejak kejadian di klub malam dulu, appanya Eunha tidak setuju aku dan Eunha berpacaran, jadi selama 2 tahun ini aku berjuang untuk mendapatkan hatinya lagi.

Apa yang terjadi di klub? kalian tau, si Jung Yerin yang bodoh itu hampir melakukan hal yang tak senonoh dengan Jung Eunbi. Aku waktu itu sedang mabuk dan Eunha terlihat sangat menggoda, jadi aku bawa Eunha ke satu ruangan di dalam klub itu. Eunha pada saat itu tak mengerti mauku, tapi setelah mulai kucumbui dan ingin ku lepas pakaiannya, dia mulai mengerti dan meronta tidak mau. Eunha sepertinya sudah menghubungi appanya untuk menjemput kami sebelumnya, karena tau aku sudah mabuk dan tidak mungkin berkendara. Entah appanya tau dari mana kami berada di ruangan itu, tiba2 pintu kamar terbuka dan muncullah appanya Eunha dan memisahkan kami, dia tidak memukulku karena tau aku seorang yeoja, tapi dia mendorongku hingga aku terjatuh.

Malam itu, Eunha memohon appanya untuk mengantarku pulang juga karena tidak tega membiarkanku sendirian dalam keadaan mabuk di klub malam. Akhirnya dengan sangat terpaksa, appanya Eunha mengantarku pulang.

Eunha si malaikat itu beberapa hari setelah kejadian itu memaafkanku setelah aku beberapa kali datang untuk memohon maaf padanya. Tapi appanya, sudah 2 tahun berlalu, tetap membenciku. Aku mengerti, Eunha adalah putri yang sangat disayanginya. Aku juga.. sangat menyalahkan diriku yang mabuk saat itu.

Eommanya di satu sisi, walaupun awalnya juga sangat marah padaku, tapi setelah Eunha menjelaskan bahwa itu bukan salahku dan aku hanya mabuk, akhirnya mengerti dan memaafkanku.

"Mina, eonni pergi dulu ya, restoran tolong di pantau ya." kataku kepada asisten manajerku.

"baik eonni."

Aku bekerja sebagai manajer dan koki di restoran ini, sementara pemilik restoran ini adalah appaku, tapi intinya appaku sudah menyerahkan restoran ini padaku, appa mengurusi cabang lain di kota lain.

ding dong~

Aku membunyikan bel pintu rumah Eunha. Eommanya keluar dari pintu dan menyambutku dengan memelukku.

Your Face is Pretty Like an AppleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang