Empatbelas🍁

213 39 5
                                    

BUDAYAKAN
VOTE AND KOMEN👇
HAPPY READING ❤️

____________________

GUE UPDATE LAGI YAH GAES
TAPI GA AKAN SESERING DULU
BAKAL GUE USAHAIN KOK

WALAU SEDIKIT DARI KALIAN YANG MINTA BUAT NERUSIN CERITA INI, MAKASIH BANGET UDAH MAU DUKUNG CERITA INI YAH❤️

Brian terduduk di kursi samping ranjang Jani, tangannya terulur untuk menggenggam tangan Jani yang terdapat selang infus di sana

Di usap-usap nya, Brian mencoba untuk tidak menangis. Mana mungkin seorang Brian akan menangis di depan istrinya, maka itu ia menahan nya

"Maaf"

Hanya itu yang mampu Brian ucapkan, Jani pun hanya diam tak bergeming namun isakan-isakan kecil mulai keluar lagi dari bibir mungil nya

"Maaf kan aku Jani"kata Brian lagi

Jani langsung beringsut duduk di tepi ranjang, menatap Brian dengan sorot mata tajam

"Maaf kata mu! Aku kehilangan anak ku Brian!!"gertak nya membuat Brian terdiam

"Hiks.. Hiks.. jahat! Kamu jahat! Hiks.. Hiks.."Brian langsung mendekap tubuh Jani

Tubuh Jani bergetar dengan tangis yang mulai mereda, Brian masih mengusap bahu Jani lembut. Entah kenapa hati nya ikut sakit melihat Jani seperti ini

Mungkin karena, ia juga merasakan kehilangan seorang anak yang banyak di ingidam-idamkan kehadiran nya

"Makan?"tanya Brian mendapat gelengan Jani

"Nanti sakit lagi"ucap Brian menyahut mangkuk bubur di nakas

Ia menyuapi Jani dengan telaten walaupun hanya beberapa sendok, yang penting perut Jani terisi

"Jessica mana?"tanya Jani

Brian terdiam, mengapa wanita di hadapannya ini masih mencari sosok yang membuat nya seperti ini. Ya walaupun bukan hanya Jessica pelakunya tetapi juga diri nya

Brian menggeleng sebagai jawaban nya

"Kakak ga ajak ke sini?" tanya Jani lagi

"Nanti nyusul"ucap Brian akhirnya

Pintu ruangan terbuka menampilkan Bastian dan Indri

"Bagaimana Jani? Sudah baikan?"tanya Bastian menepuk bahu Jani

Jani hanya tersenyum tipis, sebagai balasannya

"Kakak mau pergi dulu, kamu cepat sehat ya"pamit Indri

"Mau kemana?"tanya Brian

"Keluar kota, ketemu client dan meeting investasi client"kata Bastian

"Yaudah kita pergi dulu, dan Brian! Jaga Jani baik-baik"Bastian memeluk bahu Indri dan menghilangkan di balik pintu ruangan

Kini Jani dan Brian hanya saling diam, dengan Jani yang menatap kosong ke depan dan Brian yang diam duduk di kursi samping ranjang sambil menggenggam tangan Jani

Sakit. Rasanya mengingat hal itu.

Tapi Jani akan berusaha melupakannya, akan berusaha menerimanya dengan lapang dada

"Aku kapan pulang kak?"tanya Jani tanpa menoleh ke arah Brian

"Besok"

"Aku gamau nginep kak"rengek Jani

Marry A Cold Man-YoongHyoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang