Duapuluh🍁

170 35 8
                                    

BUDAYAKAN
VOTE AND KOMEN👇
HAPPY READING❤️

______________________

Sudah seharian ini Jani menangis selepas gadis bernama Al itu pergi dari Mension nya, Jani sungguh meratapi nasibnya yang mungkin memang tidak akan bisa merasakan bahagia

Mengapa selalu dirinya? Yang menerima pahit nya takdir, apa mungkin takdir nya tidak akan semanis orang-orang?

Kenapa dirinya harus terlahir jika terus meneteskan air mata? Selama ibu nya ada hingga tiada, Jani masih terus menangis seperti ini walaupun alasannya berbeda

"Hiks.. hiks.. kenapa selalu seperti ini"

"Kenapa selalu aku?.. Aku hanya ingin hidup bahagia bersama Brian.. hikss.. hikss.. bawa aku tuhan!!! Bawa aku!! Hiks.. aku sudah tidak tahan hiks.."tangis nya terdengar pilu

"Apa aku memang tidak pantas untuk Brian?.. apa aku memang tidak pantas untuk mendapatkan cinta?.. apa aku tidak pantas untuk hidup dan merasakan bahagia!!! Hiks.. hiks.. huwaaaaaaaaaaa.."

Isakan dan tangis itu mereda ketika setetes darah keluar dari hidung nya, Jani begitu kaget di buatnya. Dia langsung berlari menuju kamar mandi dan membasuhnya

"Aku kenapa? Akhhh"kepalanya pun terasa pening, dan mual

Jani memutuskan untuk beristirahat saja, mungkin itu faktor kelelahan karena menangis seharian


Hingga sore menjelang Jani pun masih tertidur nyenyak dengan mata sembab, dan itu sangat parah. Brian sedikit terkejut dengan keadaan Jani yang urakan

Dia duduk di tepi ranjang sambil menyelipkan anak rambut Jani,"Bangun, sudah sore"tubuh nya perlahan bergerak dan Brian pun berpindah untuk mandi dan berganti pakaian

"Ehm kakak udah pulang dari tadi?"tanya Jani yang duduk bersandar di ranjang, kepalanya masih sangat pusing

"Baru saja"Brian melenggang masuk ke dalam kamar mandi, Jani hanya diam

Dia memilih turun ke dapur untuk memasak makan malam, setelahnya dia akan berganti mandi

___#___

Di meja makan dua orang ini hanya saling berdiam, untuk Jani sudah biasa jika Brian banyak diam karena itu sifat nya tapi, untuk Brian itu aneh ketika Jani banyak diam nya

"Kenapa?"tanya Brian membuat Jani mendongak

"Apa nya yang kenapa?"tanya Jani balik, lalu bangkit dari duduknya menaruh piring nya ke wastafel cuci piring

"Sakit?"Brian mendekat sambil membawa piring nya untuk di cuci Jani

"Aku baik-baik saja kak"kata Jani mencoba menahan sakit di hatinya

"Katakan"

"Apa yang harus ku katakan?"Jani berbalik badan

"Yang kamu rasakan, katakan."

"Aku merasakan bahagia, sangat bahagia"

Tess..

Dan darah itu pun kembali menetes lewat dia hidung mancung Jani

Marry A Cold Man-YoongHyoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang