0.53

244 22 2
                                    

Happy reading everyone...

Don't forget vote and comment...







Merlin pov

Aku tidak tahu harus berbuat apa sekarang melihat mereka tengah berjuang melawan makhluk-makhluk kehancuran ini, sejujurnya aku tidak mau mereka terlibat tapi ada sesuatu yg membuatku tidak mau mereka menjauh dariku setelah mereka tahu niatku tapi bedanya mereka masih mau membantuku "oneesan... kenapa kamu harus ikut dalam masalahku neesan... aku tidak mau kau berada disini" ujarku sambil menatap (name), elizabeth, dan ban yg tengah pergi menuju tempat ku meski harus melawan musuh kegelapan dari kehancuran ini.

Aku memejamkan mataku sambil mengingat masa laluku.

Saat aku kecil aku memberikan sebuah apel pada seorang goddess yang sangat indah, dia tersenyum padaku sambil mengucapkan 'terimakasih' yang itu mengakibatkan aku tersenyum melihat sebuah keindahan didepanku dan kami berdua berjalan didesa kecil yg aku tinggali ini.

"hmm... goddess-sama... apa kah aku bisa menjadi penyihir hebat seperti ayahku?"

"kenapa kau menanyakan itu gadis kecil" serunya dengan senyumannya sambil mengusap kepalaku membuatku nyaman dengan sentuhannya.

"karena aku juga ingin melindungi orang yang aku sayangi goddess-sama, dan juga goddess-sama kenapa anda di tanah manusia seharusnya anda tidak disini" ujarku bingung.

"karna ini adalah hukumanku dan lagi, aku sedang mencari seseorang yang sangat berarti bagiku" ujarnya dengan senyuman menenangkan "aku yakin kau akan menjadi penyihir yg hebat... jika kau mau aku akan menjadi gurumu... apa kau bersedia gadis kecil" goddess itu melirikku dan dengan binaran dimataku aku mengangguk "hmm... aku bersedia goddess-sama , bolehkah aku memanggilmu oneesama" ujarku.

"tentu saja, jika itu nyaman untukmu"

Setelah aku mengingat itu aku mulai menyadari sesuatu akan keterdiamanku selama ini hanyalah sia-sia saja sampai tidak lama kemudian arthur tersadar dari gigitan catz itu "arthur... kau sudah sadar" seruku.

"merlin...-san..a-..aku ada dimana?" ujar arthur mulai membangunkan dirinya dari tidurnya meski tubuhnya ada yg masih terasa sakit sehabis kejadian itu dan dia menatap kesekeliling yang membuat dia merasa aneh.

"merlin-san, kita ada dimana?" tatap arthur ke merlin meski aku tidak menanggapinya karna masih ada rasa keresahan yg belum bisa aku utarakan untuk menjawab pertanyaan arthur.

"merlin, kenapa aku diam! Cepat jawab aku!! Kita dimana, MERLIN!!!" tegas arthur, dia sudah mulai lelah dengan gelagat diamku.

"ki-kita ada di di... dimensi lain, dan semua ini berawal dari kesalahan aku arthur" seruku membuat arthur tampak kaget dan belum mempercayai apa maksudku "katakan dengan jelas merlin, aku tidak ingin ada kesalahpahaman diantara kita" ujar arthur serius.



. . .



Escanor pov

BRAK!

BRAK!

"sebentar lagi, kita pasti bertemu dengan mereka" seru escanor setelah mengalahkan musuhnya yg sudah menghilang bagaikan bayangan.

BRAK!

The Seven Deadly Sins One Side Of Story in YOUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang