Hari ini adalah Tahun ajaran baru. Semua sekolah, kantor, pesantren dan warung ceu Eti yang sering dikunjungi oleh banyak santri pun sudah kembali buka. Ah dasar ceu Eti, dia hanya akan membuka warungnya disaat santri mondok saja, karena katanya, hanya santri lah yang sering menghabiskan dagangannya dalam waktu sekejap. Jadi dia bahagia.. Ah Ada-ada saja.
Seorang santriyah cantik berbusana muslimah dengan kerudung panjangnya sedang duduk termenung di atas lantai tiga, tepatnya di jemuran tempat semua santriyah menjemur pakaian basah mereka.
Saat ini dia lebih terlihat gugup dan tersenyum sndirian disana.
Diatas kakinya terdapat buku kotak hijau dan pulpen putih bening, mungkin dia sedang menulis pelajaran, atau mungkin sedang curhat kepada buku diary nya.
Medina, seorang gadis baik hati berusia 16 tahun, dia adalah anak ke tiga dari lima bersaudara, dia adalah Putri dari pimpinan pondok pesantren Raudhatul Jannah, Kyai Syairazi Alkatib Abdullah dan Ustadzah Tsummayah Syahidah.
Setelah dia menginjak bangku Sekolah Menengah Atas, Dia sangat dianjurkan Ummunya untuk tinggal di pondok, dia harus mencoba hidup mandiri dan tidak ketergantungan dengan para pembantu atau baby sitter dirumahnya, dia harus bisa mencuci, mengepel, menyapu dan beres-beres rumah sendiri. Karena sekarang usianya sudah menginjak angka 16 tahun.
Dengan berat hati, meskipun dia tidak mau menuruti kemauan sang ummu dan Abi nya untuk tinggal di asrama yang terkadang jauh dari kata rapi dan berisik itu, tapi ini adalah yang terbaik, memang benar, bagaimana ia akan mandiri jika selalu dibantu oleh orang lain?
"Kak Medina, Lemarinya sudah dibawa bi Nyai, dan katanya mau disimpan dimana?" Ucap Anita, adik kelasnya yang sudah tiga tahun mondok di pondok pesantren Abi nya.
"Santri baru udah pada datang belum?" tanya Medina, dia paling malas jika harus terus disapa dan tersenyum kepada orang yang memanggilnya,
"Santri baru masih berlalu lalang, mereka masih beres-beres kak" ucap Anita
"Yasudah, kamu dan yang lain saja yang bantu mereka ya? Soalnya kakak lagi ngerjain tugas, dan bilang sama bi nyai, lemari kakak di simpannya dekat pintu saja biar strategis"
"Oh iya kak, saya pergi dulu" ucap Anita pergi setelah diangguki Medina
Apa tadi kata Medina, ngerjain Tugas? Tugas dari mana? Orang sekolah sama mondoknya juga belum.
"Yaa Allah saya tidak berbohong, emang lagi ada tugas kok, tugas curhat dan merangkai kata-kata " ucap Medina mengelus dadanya tersenyum
Eh by the way kuat banget ya bi Nyai,bisa ngangkat lemari berat itu sampai ke kobong sendirian. Kita juluki aja dia samsonah ya? hehe...kan kalau cowok itu samson, kalau cewek pake ta marbutoh jadi samsonatun haha....#Gaje
......
Seperti biasa,pada tahun ajaran baru,semua santri akan mengenalkan nama dan Alamatnya masing-masing di depan semua orang.
Hari ini belum ada jadwal mengaji,semua berkumpul di aula untuk perkenalan, santri baru tahun ini Alhamdulillah berjumlah 300 orang, semoga pimpinan dan staf pengajarnya bisa amanah dalam mendidik mereka Aamiin
Tanpa basa basi, Kyai Katib pun segera membuka acara Ta'aruf santri dan memberikan arahan juga peraturan yang ada dipesantren Raudatul Jannah, dan setelah itu santri baru pun dipanggil satu persatu oleh ustadzah fania untuk berkenalan di depan yang lainnya
"Nama saya ojan osep, kalian bisa panggil saya Oo, tapi jangan panggil saya Ee,ii,uu dan aa ya? karena itu semua adalah nama saudara-saudara saya" Ucap Oo tertawa sendiri didepan, sementara semua yang mendengarkan hanya diam tidak ada yang tertawa
"Gak lucu ya? Maaf hehe, saya lupa ini pesantren, saya kira kalian adalah audients stand up komedi, saya pernah juara di stand up komedi loh, kalian gak percaya? Sebentar saya akan ambil piala saya di dalam tas" ucap Oo hendak pergi, tapi Ustadz Uwaisy yang familiar disebut Ustadz Killer itu langsung bangkit dari duduknya
"Kamu hanya disuruh untuk mengenalkan nama dan Alamat saja, jadi yang lainnya tidak usah!" ucap Ustadz Uwaisy sembari membulatkan matanya
Please deh O, santri yang belum kenalan itu masih banyak, nah kamu malah bisa bisanya basa basi gak jelas..
"Dimana Alamat kamu?!"
"Di-di Bojong Ustadz" ucap Oo, semua santri pun tertawa, dan Oo pun bahagia.
Akhirnya mereka tertawa, berarti dia masih bisa mendapatkan kesempatan untuk meraih juara di acara stand up komedi
Disaat Oo ingin berbicara kembali, Ustadz Uwaisy langsung membulatkan matanya lagi "Ucapkan salam!" ucap ustadz uwaisy
"I-iya ustadz Assalamualaikum warahmatullahi wabarakaatuh" Ucap Oo kembali duduk
"Buang-buang waktu aja lo! " kata teman sebangku Oo
"Yaa terserah gue lah"
"Oke selanjutnya nomor 57" Ucap Ustadzah Fania
Bukan berarti peserta, tapi semua santri memang sengaja diberikan nomor undian supaya semuanya teratur dan kondusif untuk maju ke depan
Santri baru yang memiliki nomor undian 57 pun segera maju ke depan dan menyalami semua staf guru dengan sopan, hanya dia yang berani melakukan itu
"Bismillahirrahmannirrahim, perkenalkan Nama Saya Muhammad Kasyaf Al fathir dari Jakarta. Syukran, Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh "
"Waalaikum salam warahmatullahi wabarakatuh " Semua orang pun bertepuk tangan dan tersenyum. Termasuk Medina. Dia adalah salah satu dari golongan orang yang paling pelit dalam memberikan senyuman, meskipun dia tahu tersenyum kepada sesama saudara itu adalah sedekah, tapi dia tidak bisa melakukannya tanpa ada yang menyuruh.
Tapi lihat? Perlakuan anak itu telah membuatnya tersenyum, entah sihir apa yang telah dia berikan pada Medina.
Dia adalah lelaki itu
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta dan Luka (TAMAT)
Teen FictionFOLLOW DULU YA TEMAN-TEMAN 😊 Mempercaimu adalah hal yang paling menyakitkan dalam hidupku _Medina Jaisya Abdullah_ Mencintaimu adalah pilihanku, tapi bersamanya adalah takdirku _Muhammad Kasyaf Al Fathir_ Memilikimu adalah mimpi mustahil bagiku, ta...