JNE🤑

67 12 1
                                    

Bagi Fareen, Medina adalah guru terbaiknya.

Baginya seorang guru itu tidak harus selalu bergelar panjang dan mengajarkan pelajaran di depan semua murid dalam kelas, baginya guru itu adalah siapapun yang bisa mengarahkan seseorang ke arah yang lebih baik lagi.

Medina telah melakukan itu semua kepada Fareen, mulai sejak Fareen tidak betah berada di lingkungan pesantren sampai Fareen tidak mau keluar dari pondok pesantren

Fareen sudah menganggap Medina sebagai kakak sahabatnya, kemanapun Medina pergi, ia pasti mengikutinya, dan terkadang juga ia suka ikut-ikutan bergabung dengan Alisa dan Rumi.

Sekaran sikapnya sudah bisa ia kendalikan  sendiri, mula-mula ia memang selalu tidak mau mengaji, tapi setelah Medina menasehatinya dan menyarankannya untuk mendengarkan, hanya mendengarkan petuah asatidz asatidzah saat mengajar tanpa ketiduran, ngobrol dan sbagainya, lagipula hanya satu jam, itu tidak terlalu sulit,kan?

Fareen pun menyutujui arahan dan saran Medina, setiap kali pelajaran datang ia selalu memperhatikan setiap ucapan pengajar, kata Medina kunci mencari ilmu itu ada tiga, yaitu Sam'a, Abshar dan Af,idah alias Pendengran, penglihatan dan hati.

Semua itu harus Fareen gunakan jika ia ingin memiliki ilmu, setiap hari ia belajar dan memperhatikan setiap guru hingga niatnya berubah

Dari awal, niat Fareen mengaji memang hanya untuk mendiamkan Medina yang terus saja menasehatinya karena teman-temannya mengadukan perlakuan tidak baiknya saat dikelas, kemudian niat keduanya supaya cepat-cepat bertemu dengan papanya.

Tapi kini niat itu sudah berbeda, semakin hari ia semakin tertarik dengan agama islam, Fareen selalu senang jika sudah mengkaji ilmu agama, sekarang belajar ilmu agama adalah hal yang paling ia tunggu-tunggu.

Islam mengajarkannya banyak hal, islam telah mengubah hidupnya menjadi lebih baik, dan tanpa sadar islam telah membuat dirinya jatuh cinta kepada sunnah.

Fareen baru tahu kalau seorang muslimah itu harus berhijab, Fareen baru tahu kalau saat sudah haid, wanita harus mandi besar dengan tata cara yang sudah ditentukan, Fareen juga baru tahu kalau orang yang lalai dalam shalat itu dianggap sebagai pendusta agama, yang lalai shalat saja seperti itu apalagi dirinya yang tidak pernah melakukannya

Tapi untunglah Allah berfirman dalam Qs Az zumar ayat 53


قُلْ يَا عِبَادِيَ الَّذِينَ أَسْرَفُوا عَلَىٰ أَنْفُسِهِمْ لَا تَقْنَطُوا مِنْ رَحْمَةِ اللَّهِ ۚ إِنَّ اللَّهَ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ جَمِيعًا ۚ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ

Artinya:

Katakanlah: “Hai hamba-hamba-Ku yang malampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.

Allah memang baik, dia senantiasa mengampuni semua dosa hambanya yang ingin bertaubat, selagi masih hidup, jika kita ingin bertaubat, allah pasti akan mengampuni semua dosa kita, asal kita menyesal, beristighfar dan tidak melakukannya lagi, semoga Fareen istiqamah dan bisa memiliki akhlak dan prilaku yang baik seperti Medina

Tidak terasa, sekarang pembelajaran di pondok pesantren Raudatul Jannah sudah berada dipenghujung tahun, rasanya baru kemarin Fareen masuk ke pesantrennya ini.

Disetiap satu bulan sekali, Syara dan Fathur pasti menjenguk kedua anak-anaknya, Kasyaf dan Fareen pun selalu berjalan bersama menyalami kedua orang tua mereka.

Cinta dan Luka (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang