"Sayang, I love you" Ucap Kasyaf tersenyum sangat manis di depan wajah Medina,
Pipi Medina pun langsung merah merona, dia tidak tahu harus menjawab apa, tiba-tiba mulutnya itu sangat susah untuk berkata apapun sekarang
"I-I Lov-ve Y-"
Triiiiingggg!!!!!
Alarm handphone Medina berbunyi dengan sangat dahsyat mengguncang telinganya, dia sampai terkejut dan langsung berdiri, oh mungkin dia lupa manaruh handphonenya di atas lemari, karena tadi dia ketiduran dikala sedang menatap wajah tampan Kasyaf."Astaghfirullah!" Ucapnya sambil memegang dada "Alhamdulillah, Ternyata cuman mimpi" lanjutnya lagi.
Dia tidak bisa membayangkan jika kejadian yang tadi adalah nyata. Di mimpi saja menjawabnya masih gagap, apalagi jika di alam nyata.
"Non sudah bangun?" tanya bi Nyai di angguki oleh Medina
"Non mau langsung ke kobong atau mandi dan solat dulu di rumah?"
"Mandi dan shalat di rumah aja dulu deh, nanti sore baru aku ke kobong, lagian ngaji kan lagi libur"
"Oh iya atuh non, kalau sudah shalat non langsung ke meja makan ya? soalnya bu ustadzah dikirimin brownis yang enak banget dari salah satu orang tua santri"
Medina hanya membalas ucapan bi Nyai dengan menganggukkan kepala saja dan tersenyum "Aku mandi dulu bi" Ucapnya sembari membawa handuk dan pergi ke kamar mandi
"Iyaa non" Ucap Bi Nyai
.......
"Kakak, gimana rasa Red velvet nya?" tanya ust Tsumayyah tersenyum dan menghampiri Medina di meja makan
"Enak ummu, memangnya ini kiriman dari mana?" tanya Medina sembari memakan makanan itu, "kayaknya aku akan memasukkan makanan ini ke daftar makanan favoritku deh" lanjutnya tersnyum
"Itu dari Bu Naumi, bundanya Kasyaf"
"Uhuk uhuk" Medina langsung tersedak dan meminum air putih yang ada di depannya
"Kakak, makannya hati-hati dong, red velvet nya masih banyak kok di kulkas" ucap bu Tsumayyah
"Hehe iyaa ummu maaf," Ucapnya sembari tersenyum kaku, dan sekarang Medina memakannya lagi dengan khidmat, kali ini penuh dengan senyuman
"Kakak? Kok mukanya gitu? Oh ummu tahu, jangan-jangan kakak dan kasy-"
Mendengar kata itu Medina langsung sadar, dan tidak mau menjawabnya dengan suara gugup
"Mmm Ummu, aku harus ke kobong, soalnya udah kelamaan dirumah hehe" Ucapnya langsung pergi ke kamar untuk memakai kerudung dan mengambil handphone nya
"Aku bawa red velvetnya ya ummu?" Ucapnya sambil membawa kotak makanan itu dan menyalami ummunya
"Assalmualaikum"
"Waalaikumsalam" Ucap Ust Tsumayyah sembari menggelengkan kepalanya
Di sepanjang jalan, Medina terus saja beristighfar, untung saja dia selamat dari pertanyaan-pertanyaan ummunya yang kadang suka tak disangka-sangka soalnya dan cukup sulit untuk mencari jawabannya
Dipikir-pikir, suasana dilapang itu sangat sepi sekali ya? Tidak seperti biasanya.
Biasanya Akhy Ja'far selalu menyapu-nyapu halaman kalau dia lagi gabut, Akhy Yusuf juga selalu melantunkan murattal di mesjid, sebagian santri juga biasanya selalu mengajak main Akbar di lapang, tapi sekarang? Kasihan Akbr bermain sendiri di depan mesjid. Benda pipih itu memang sudah benar-benar menguasai mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta dan Luka (TAMAT)
Teen FictionFOLLOW DULU YA TEMAN-TEMAN 😊 Mempercaimu adalah hal yang paling menyakitkan dalam hidupku _Medina Jaisya Abdullah_ Mencintaimu adalah pilihanku, tapi bersamanya adalah takdirku _Muhammad Kasyaf Al Fathir_ Memilikimu adalah mimpi mustahil bagiku, ta...