Amanah💪

222 21 0
                                    

Satu pekan kemudian...

Alhamdulillah anak yang pekan kemarin merengek minta pulang, akhirnya dia sudah semakin membaik dan bisa beradaptasi, hal itu tentunya sangat membuat Medina bahagia,

Selain pintar dalam pelajaran, ternyata dia juga berbakat dalam hal menenangkan orang.

Tapi sampai sekarang, belum ada satu lelaki pun yang berhasil ia tenangkan.

Jika ada laki-laki yang mendekati dirinya, dia langsung menolak dan menjauh sejauh-jauhnya sampai ke ujung dunia, entah type laki-laki seperti apa yang ia dambakan, hanya Allah dan buku diary nya saja yang tahu.

"Ada kabar buruk guys! " teriak pipit, salah satu santriyah yang terbilang tidak kecil di kobong Qanita, dia berteriak sambil berlari memasuki kobong.

"Pelan-pelan pit, memangnya ada apa sih?" ucap Lila, badan lila itu sebaliknya dari badan pipit, mungkin berat badannya juga cuma salawe kg hehe, eh maaf lila..

"Iyaa bikin penasaran aja, cepet dong bilang" ucap fathia sembari mematikan setrikaannya, sementara si kembar Rara dan Riri yang sedang belajar hanya diam menunggu jawaban Pipit

"Ra-Raisah Thia gak bakalan ke pondok lagi! " ucap pipit yang berhasil membuat semua santriyah kobong Qanita terkejut

"What?! " ucap semua santriyah kecuali Medina, karena Medina malah tersedak makanannya

"Kenapa?! " Tanya Zahira

"Katanya ibu Raisah Thia meninggal, dan dia disuruh tinggal sama ayahnya di Riau untuk mengurusi adik-adik nya"

"Innalillahi wainnailaihi raji'un kak Thia" Ucap Zahira menangis, dia adalah santriyah yang sudah lama dekat dengan Thia, baginya Thia sudah ia anggap seperti kakak sendiri.

Karena Thia selalu membangunkan semua santriyah kobong Qanita, ia juga selalu memberikan solusi kepada semua warga kobong disaat mereka mencurahkan isi hatinya, dia juga sabar dan selalu tersenyum.

Bukan hanya Zahira yang menangis, Fathia pun langsung menghentikan aktifitas menyucinya, Alisa, Rumi, Lila dan trio Caper yang baru saja datang pun langsung bersedih,

Sekarang siapa yang akan menggantikan posisi Thia di kobong ini?

"Assalamualaikum " Ucap Ukhty Hilwa, dia adalah salah satu pembina santriyah putri

"Waalaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh "

"Maaf, tadi saya ada urusan sebentar, jadi kabarnya saya titipkan kepada pipit"

"Ukhty, saya pengen ketemu Raisah Thia" Ucap Zahira sesenggukan

"Iyaa, nanti Kita Video call Raisah Thia, ya? " Ucap Ukhty Hilwa diangguki semua santriyah kobong Qanita

"Untuk sekarang kuta do'a kan Raisah Thia dan keluarganya, semoga mereka sangat mua diberikan ketabahan dan kesabaran"

"Aamiin"

"Dan untuk Raisah penggantinya, apakah disini ada yang kelas dua belas? "

"Ada ustadzah, dua orang kelas dua belas dan tiga orang kelas sebelas tapi saya rasa mereka belum cukup dewasa" ucap Alisa

"Memangnya siapa saja? " tanya Ukhty Hilwa

"Kak venti, kak Ranti, kak elina, kak resa dan kak vina" jelas Alisa "Kalau mengaji, kak venti sama kak Ranti kerjaannya ngecengin santri putra Ukhty"

"Nah kalau kak Elina sama kak Vina kerjaannya bobo aja, saya mah da gak pernah lihat mereka hidup kalau lagi ngaji"

"Dan kalau kak Resa, dia mah orangnya pasrahan, mau di gimana-gimana juga, maksud saya teh kurang tegas"

Cinta dan Luka (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang