Marahan🤐

88 14 1
                                    

Setelah kejadian di acara muhadoroh kemarin, Medina sempat dipanggil ke ruangan Kyai katib,

Kyai hanya takut anaknya itu beneran pacaran, "Mencintai itu boleh, tapi pacaran itu tidak boleh, sudahlah cintai dia dalam diam saja" Ucap Kyai katib malam itu. Dan sekarang, sudah tiga hari Medina dan Alisa tak kunjung berbicara, Rumi yang menjadi penengah pun sangat bingung harus melakukan apa.

"Lis, ayolah..minta maaf sama Jays" ucap Rumi memelas

"Enggak! Dia yang salah, kenapa kamu nyuruh aku buat minta maaf?!"

"Kalau kamu mau sama dia, temanin aja sana!" Ucap Alisa marah dan kesal, mengapa mentang-mentang Medina adalah anak Kyai, jadi dia yang harus minta maaf duluan

"Aku capek lis! Mengapa kalian harus berantem gara-gara masalah seperti ini?! Pokoknya kita harus bicara bertiga di jemuran! Ayo!" ucap Rumi yang sudah kehilangan kesabaran, dia menarik tangan Alisa paksa, dan mengajak Medina untuk mengikutinya

Sekarang hanya ada mereka bertiga yang berada di atas sana, Medina dan Alisa hanya saling menatap panas

"Udah tiga hari kalian marahan! Aku capek lihatnya! Aku juga bingung harus memihak ke siapa! Aku mau kalian baikan lagi kayak dulu! Dan Aku juga gak ngerti, kenapa semuanya jadi kayak gini?!" ucap Rumi berkaca-kaca

"Dia yang salah!" Ucap Alisa

"Justru kamu yang salah! Kamu yang sudah menyebarkan semua kebohongan itu!" jawab Medina cepat

"Kebohongan apa?! Orang aku lihat sendiri percakapan kamu sama Kasyaf di buku coklat itu!"

Mendengar itu Medina langsung mengangkat kepalanya cepat "apa?! Ternyata selain memalukanku, kamu juga membaca privasiku?!" Ucap Medina marah " aku tidak menyangka Alisa seperti itu!" lanjutnya menggelengkan kepala

"Semuanya salah aku! Padahal kamu yang salah! Selama ini kamu anggap siapa kita berdua? Sahabat?!" ucap Alisa marah "masa sahabat gak terbuka, padahal aku dan rumi ingin membantu dan nyemangatin kamu ketika orang lain ada yang gak setuju" lanjutnya memalingkan muka

"Kamu juga malah ninggalin kita disaat kita menanyakan Kasyaf! Kamu senang, kita gak tahu, giliran nanti pas sakit hati pasti nyamperin lagi! Sahabat macam apa itu?!" ucap Alisa meneteskan air mata

Alisa memang salah, tapi dirinya juga salah, Medina langsung meminta maaf karena dia tahu dia salah

"Maafkan aku," Ucap Medina meneteskan air mata, Alisa pun langsung meliriknya sementara Rumi malah tersenyum senang, akhirnya salah satu dari mereka ada yang meminta maaf

Yang duluan minta maaf belum tentu dia yang salah, tapi itu adalah salah satu ciri orang hebat yang bisa melawan keegoisan

"Pas aku ninggalin kalian waktu itu, aku pikir itu bukanlah waktu yang tepat. Karena aku akan curhat panjang kali lebar ke kalian pas besok pagiya, tapi pas malemnya malah begitu"

"Kenapa kamu gak bilang kalau kamu mau curhat besoknya? Kan kalau bilang, aku gak akan emosi"

"Iyaa maaf, ini adalah pengalaman pertama aku, jadi waktu itu aku masih malu"

"Aku ngerti sekarang, aku juga minta maaf ya? Sebenarnya aku yang salah saat ini, aku hanya ingin kita terbuka biar bisa saling mendukung Jays" Ucap Alisa merasa bersalah

"Iyaa, aku ngerti" Ucap Medina tersenyum, mereka pun saling berpelukan bersama Rumi

Nah gitu dong, jangan marahan hanya karna masalah sepele, dan ketika salah satu sahabat kita bertengkar, kita harus seperti Rumi, bukan malah memperkeruh ya gaes?

Mereka pun kembali akur dan bersama lagi

.......

Detik, menit, jam, hari, pekan dan bulan..
Semuanya sudah terlewati dengan cepatnya,

Cinta dan Luka (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang