Setelah Kasyaf mengantarnya kepada Ukhty Mala, Fareen pun ditempatkan di kobong Zahra yang di ketuai oleh Medina.
Iya, kobong Medina, Alisa dan Rumi tahun ini memang berbeda.
Medina menjadu Raisah di kobong Zahra, Alisa menjadi Raisah di kobong Mina, dan Rumi menjadi Raisah di kobong Annur.
Mulai sekarang mereka benar-benar sibuk dengan kewajiban masing-masing, sampai-sampai mengobrol pun hanya sempat di kelas saja.
"Eh Jays, katanya kemarin ada santriyah baru ya di kobong kamu?" Tanya Alisa
"Kalau bener, berarti jumlah anggota kobong kamu jadi sama dong sama kobong kita dan yang lain" timpal Rumi
"Iyaa, dia adiknya Kasyaf" Ucap Medina tersenyum
"What?! Cantik gak? Lucu gak? Pinter kayak Kasyaf gak?" tanya Alisa heboh
"Emangnya Kasyaf punya adik ya?" Tanya Rumi sembari memakan potato nya
"Yaa punya, Namanya Nausa Fareen, aku sih belum tahu sifat dan tabe'at nya gimana, tapi sejauh ini aku masih ngerti sih kalau dia susah diajak ke dalam kebaikan"
"Maksudnya?" tanya Alisa serius "masa kakaknya shaleh, adiknya brandal" Lanjutnya
"Eh, bisa jadi kali... Fir'aun sama Asiyah juga beda. Azar dan nabi ibrahim juga beda, jadi tidak menutup kemungkinan kalau Nausa dan Kasyaf beda" Ucap Rumi
"Eh itu kok namanya Nausa ya? Aneh tahu" ucap Alisa, dia memang slalu mengomentari hal-hal yang ia kira tidak biasa
"Yaa biarin lah, terserah orang tuanya!" ucap Rumi
"Panggilannya Fareen, orangnya cantik dan lucu" ucap Medina
"Tapi masih cantikkan kamu, kan?" ucap Alisa, Medina pun menggeleng pelan
"Dia yang lebih cantik" Ucap Medina Tawadhu, padahal kecantikan Medina belum ada yang menandingi sejauh ini.
"Ah massa? Jadi penasaran" ucap Alisa diangguki Rumi
"Udah-udah sana ke bangku masing-masing, ustadz Fateh udah datang"
Alisa dan Rumi pun kembali duduk dibangkunya, hari ini adalah pelajran Matematika, pelajaran yang sangat ditunggu-tunggu kekosongan jadwalnya, tapi ternyata hari ini tidak libur deh
"Oke, kita akan membahas tentang Trigonometri yaa nak-anak" Ucap Ustadz Fateh dengan kacamata minusnya, otaknya memang mumtaz karena bisa memecahkan berbagai soal yang rumusnya sangat memusingkan apabila tidak kita fahami.
.......
Di setiap kobong berisi sepuluh orang, dan diwaktu siang hari sepwrti ini para santri terkadang suka memanfaatkan waktunya untuk mencuci, menyetrika, belanja barang yang habis ke toko, atau bahkan berleha santuy di jemuran
Medina sedang menghafal ayat yang belum dia hafal, tinggal empat juz lagi untuk khatam tiga puluh juz, jika saja semua hafalannya tidak di muraja'ah, pasti angka itu akan langsung berkurang dengan sendirinya, dan Medina tidak mau hal itu terjadi
Maka dari itu setiap satu kali sehari, dia selalu memuraja'ah hafalannya sebanyak tiga juz kepada santriyah kobongnya yang lagi nganggur, atau bahkan ketika semuanya sedang sibuk, Medina sely senantiasa bersilaturrahmi ke kobong Alisa atau Rumi.
Kadang juga Medina sering mendapatkan beberapa makanan dari kobong-kobong yang ia singgahi.. Alhamdulillah, rezeki itu jangan ditolak, dan benar kata Abinya kalau silaturrahmi itu bisa mendatangkan rezeqi.
Disaat Medina ingin menggerakkan kakinya ke arah pintu, tiba-tiba Zainab, anak yang seumuran dengan Fareen menghpirinya
"Kak? Fareen belum ahalat, dari tadi dia hanya selalu tidur"
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta dan Luka (TAMAT)
Teen FictionFOLLOW DULU YA TEMAN-TEMAN 😊 Mempercaimu adalah hal yang paling menyakitkan dalam hidupku _Medina Jaisya Abdullah_ Mencintaimu adalah pilihanku, tapi bersamanya adalah takdirku _Muhammad Kasyaf Al Fathir_ Memilikimu adalah mimpi mustahil bagiku, ta...