"Barakallahu lakuma wabaaraka alaikuma wajama'a bainakuma fii khair, selamat ya bro Kasyaf and dede lucu, semoga ane cepet nyusul, hehe" Ucap Akbar yang sedang melihat status orang-orang di handpone Medina, dia memang seperti itu, jika kakaknya itu sedang mandi, pasti saja dia menyelinap masuk dan memainkan game candys di handpone Medina..
Tapi entah kenapa jarinya sekarang malah menekan tombol WhatsApp dan memilih untuk melihat story orang-orang
Suara pintu kamar mandi terbuka, akbar langsung berdiri tegak, hari ini dia akan ketahuan lagi
"Akbar?" Tanya Medina memasang ekspresi ala seorang ibu yang akan menasehati anaknya
"Kamu sedang apa?" tanyanya mendekati Akbar
"Ak-akbar lagi mainin handpone kakak" Ucap Akbar gugup
"Memangnya hp akbar dimana?"
"Bosan," ucapnya polos, ternyata adiknya yang baru menginjak kelas satu SD itu sudah pintar dan berani mengotak-atik handpone kakaknya ya? Jangan jangan jika sudah besar nanti dia akan jadi pemilik alat elektronik. Sudahlah, bayangannya sudah merambat kemana-mana, mungkin ini adalah pengaruh karena sebentar lagi dirinya akan bertemu dengan Kasyaf di restaurant alum alun.
Hari ini Kasyaf mengajaknya bertemu disana, Medina harus mengajak Tsabit supaya tidak terjadi Fitnah.
Dia sangat penasaran dengan apa yang akan kasyaf katakan, mengapa dia tidak langsung datang ke rumahnya? Mengapa harus bertemu di tempat lain? Dan mengapa sangat tumben sekali?
Medina hanya menyimpan semua pertanyaan itu, meskipun sebenarnya dia risih jika harus langsung bertatap muka dengan kasyaf, apalagi ini untuk pertama kalinya, karena sebelumnya dia tidak pernah melakukan ini.
Medina terpaksa mengiyakan permintaan kasyaf, karena katanya ada sesuatu hal yang sangat penting yang tidak bisa kasyaf katakan di chatt, telephone, vidio call bahkan dirumah Medina sekalipun.
Medina sangat penasaran sekali dengan apa yang akan dikatakan Kasyaf. Degdegdegdeg
"Oh gitu, tadi lihat apa aja di handpone kakak?"
"Status orang" ucap Akbar diangguki Medina begitu saja.
Medina pun memakai kerudung pasmina pinknya, seperti biasa dia hanya memoleskan bedak dan lip blam natural ke wajahnya, tapi sungguh wajahnya sangat terlihat cantik sekali, apalagi jika memakai hiasan pengantin? Ah tidak terbayang lagi...
Medina berjanji, jika sudah menikah dengan Kasyaf nanti, dia akan mempercantik dirinya setiap hari, dia akan berdandan hanya untuk suaminya, dia akan masak dan tersenyum jika Kasyaf terbangun dari tidurnya, dia akan terus melayani dan ta'at pada suaminya, supaya nanti dia bisa dikumpulkan bersama lagi di Syurga dengannya.
Setelah selesai memakai hijabnya, Medina dan Tsabit pun langsung berpamitan kepada orang tua mereka, mereka izin akan ke lestaurant untuk bertemu temannya, dan itu memang benar, tapi sayangnya Akbar ingin ikut, dengan terpaksa mereka pun pergi bertiga bersama Akbar dengan menggunakan mobil hitamnya.
Diperjalanan Medina tidak berhenti untuk tersenyum, akhirnya setelah sekian lama dia akan bertemu dengan Kasyaf, dan sebentar lagi cengkraman kak Fath akan terlepas dari hidupnya.
Setelah memarkirkan mobil di depan restaurant, Medina dan Tsabit pun menggandeng tangan Akbar untuk masuk.
Disana, di Meja nomor empat Kasyaf sudah duduk dengan kemeja kotak birunya, dia sangat terlihat tampan sekali karena tersenyum ke arah Medina. Terlihat sorot rindu dari mata Kasyaf dan Medina, mereka saling mendekat dan akhirnya duduk berhadapan.
"Assalamualaikum kasy-eh khy" Ucap Medina gugup, dia sungguh bingung harus memanggil Kasyaf dengan sebutan apa, karena sebelumnya dia memang tidak pernah memanggil Kasyf langsung.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta dan Luka (TAMAT)
Ficção AdolescenteFOLLOW DULU YA TEMAN-TEMAN 😊 Mempercaimu adalah hal yang paling menyakitkan dalam hidupku _Medina Jaisya Abdullah_ Mencintaimu adalah pilihanku, tapi bersamanya adalah takdirku _Muhammad Kasyaf Al Fathir_ Memilikimu adalah mimpi mustahil bagiku, ta...