31

58 11 2
                                    

• Flashback on.

Saat Dongju baru berusia sekitar 5 tahun.

Di sebuah pedesaan.

"Kamu abis dari mana?"

Dongju tersenyum manis. "Tadi aku diajak ke kebun teh sama bunda, di sana aku dorong kursi roda bunda keliling kebun teh itu, udaranya sejuk loh.."

"Oh ya? Eh, tadi Papa ku menitipkan sebukungkus makanan ini buat bunda kamu."

Dongju menerima bungkusan itu. "Keliatannya enak! Nanti aku kasihin ke bunda, samapein ke Papa kamu, makasih!"

"Eh, tapi— kata Papa aku, cuma bunda kamu yang boleh makan ini, ayah, kamu sama kakak-kakak kamu gak boleh makan!"

"Kenapa?"

"Gak tau, mungkin karena makanan ini cuma buat orang sakit, bunda mu kan lagi sakit demam."

"Oh, o— oke..."

"Dan satu hal lagi, jangan kasih tau yang lain kalo ini dari papa aku."

"Terus aku harus bilang apa ke ayah?"

"Bilang aja, dapet kamu beli di pinggir jalan."

Dongju yang kala itu terlampau polos, akhirnya ia turuti saja perkataan Cya. "Oke, terimakasih Cya."

"Aku suka nama panggilan itu.."

-x-x-x-x-x-x-

Setelah pulang, Dongju memberikan makanan itu ke bundanya.

"Wah! Apatuh? Kayaknya enak!" Ravn.

"I–ini buat bunda! Cuma buat bunda! Kak Ravn gak boleh mau!" Dongju berlari menuju kamar ayah bundanya.

"Ayah.."

"Apa itu nak?" Ayah.

"I— ini, tadi Dongju beli makanan di pinggir jalan buat bunda.."

"Wah martabak kacang ijo! Bunda suka itu nak.. sini-sini suapin bunda!" Kata bundanya yang sedang terbaring lemas di kasur dengan wajah yang pucat.

Dongju menghampiri bundanya dan menyuapi sepotong martabak kacang ijo itu ke mulut bundanya, awalnya biasa saja, bunda Dongju terlihat senang karena martabak kacang ijo adalah favoritnya.

Namun, tiba-tiba...-----

"AAAAAAKKKKKKKKHHHHHH!!!!" Bunda Dongju menjerit hebat  ketika rasa pusing menusuk kepalanya seperti jarum.

"Emely!!!" Ayah Dongju langsung panik dan menghampiri istrinya.

Dongju sendiri hanya mematung syok, ia tidak tau apa yang terjadi pada bundanya.

Domyeong, Leedo, dan Ravn juga panik dan memasuki kamar bunda dan ayah.

Bunda terlihat menggeliat aneh, dengan mata yang melihat ke atas, lalu detik kemudian bunda Dongju meninggal dengan keadaan mulut berbusa.

"Bunda!!!" Domyeong dan Ravn segera menghampiri bundanya yang sudah tidak bernyawa.

Sang ayah menatap Dongju tajam dengan kilatan penuh amarah. Ayah langsung merampas martabak kacang ijo di pangkuan Dongju dan membuangnya ke sembarang arah.

'PLAK!'

"KECIL-KECIL UDAH BERANI RANCUNIN BUNDA MU SENDIRI!!"

"AKKHH!! Ayah! Maaf ayah!!"

"UDAH BESAR MAU JADI PEMBUNUH KAMU HMM?!!"

'BUGH!'

'PRAAAANGG!'

Uncover the perpetrator [Oneus & Onewe]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang