Kepergian Ibu.

1K 86 9
                                    

Kayla menatap jam yang menunjukkan pukul lima pagi. Yatuhan siapa yang meneleponnya pagi-pagi begini. Ia terbangun karena ponselnya berbunyi tadi.

"Hallo tante Neni? Ada apa?" Tanya Kayla tanpa basa basi. Matanya belum terbuka benar. Ia berbicara dengan bahasa Indonesia saat mengetahui tetangganya yang sedang meneleponnya. Kok bukan ibunya yang menelepon? Tumben.

Deg.

Hati Kayla mencelos mendengar suara tangisan tetangganya dari hpnya. Hp yang dipegangnya itu terlepas bebas dari tangannya. Tangan Kayla bergetar, matanya berkaca-kaca siap menumpahkan segala tangisnya. Kayla meluruh ke lantai dan menangis tergugu.

"Nggak mungkin, nggak mungkin!" Teriak Kayla sambil menangis tersedu-sedu.

"Waeyo Kayla?" Bibi Sung nampak khawatir dan membawa Kayla kedekapannya. Kayla menangis meraung raung membuat seluruh penghuni rumah ini menghampirinya. Tak terkecuali Taehyung sang majikan.

"Ada apa bibi?" Tanya Taehyung dengan muka bantalnya, sedangkan bibi Sung hanya menggeleng tidak tahu.

"Ibu hiks, tidak mungkin." Seluruh orang disitu mengernyitkan dahinya mendengar ucapan Kayla yang menggunakan bahasa Indonesia.

Taehyung menghampiri Kayla dan menarik gadis itu kepelukannya. "Ada apa Kayla, mengapa kau menangis?" Taehyung mengusap pipi gadis itu.

"Ibuku meninggal Taehyung-oppa hiks," Taehyung memeluk tubuh Kayla dan mengusap bahu gadis itu. Sungguh ia tak tahu harus berkata apa, kehilangan sosok orang satu satunya yang ia sayang itu sangat berat pastinya.

"Aku yakin kau pasti kuat. Aku akan memesankan tiket, kita akan pergi ke rumahmu di Indonesia." Ucap Taehyung.

Gadis itu sudah bekerja disini selama satu minggu dan itu membuat Taehyung sudah menganggapnya seperti keluarga. "Kau jangan menangis, sudah bersiap siaplah." Ucap Taehyung.

Bibi Sung membantu Kayla bersiap siap sedangkan Taehyung sudah melenggang pergi.

****

"Kau yakin akan mengantarku ke Indonesia? Aku bisa pergi sendiri oppa.  Dan soal biaya, em aku akan menggantinya. Kau bisa memotong gajiku." Ucap Kayla.

Taehyung menatap mata sembab Kayla tak tega. Bagaimanapun juga Kayla adalah tanggung jawabnya karena Kayla bekerja untuknya. Jadi ia harus menemani gadis itu. "Aku akan pergi bersamamu. Dan soal biaya kau tak perlu memusingkan hal itu. Kau adalah tanggung jawabku disini." Ucap Taehyung.

"Tapi oppa, aku akan tetap mengganti uangmu. Aku tidak mau berhutang."

"Ck! Terserah." Decak Taehyung pasrah membuat Kayla tersenyum.

Disatu sisi hatinya masih belum terima ibunya meninggalkannya untuk selama-lamanya tapi disatu sisi hatinya menghangat dengan perhatian-perhatian kecil dari majikannya ini. Memang ibunya sudah lama menderita sakit keras, dan mungkin inilah takdirnya. Setelah ia menguburkan ibunya, ia akan selamanya menetap di Korea. Kenangannya di Indonesia akan membuatnya tak bisa lepas. Kenangan pahit selama hidupnya dengan ibunya disana.

"Kayla-ya, kau menangis?" Kayla menunduk dalam. Kini mereka sedang dalam perjalanan ke bandara.

"Hei, jangan menangis. Kau harus menyimpan banyak-banyak air mata untuk digunakan menangis di Indonesia." Kayla mendelik kesal pada Taehyung.

"Jangan menangis Kayla, aku juga pernah merasakan yang kau rasakan. Kau tahu appa ku juga sudah tiada."

"Jinjja?"

"Iya, aku berkata jujur."

"Tapi kau masih mempunyai ibu yang menyayangimu Taehyung-oppa. Sedangkan aku sekarang hidup sebatang kara." Ucap Kayla dengan pandangan kosong.

My Idol Boss (KTH) Tamat!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang