Hari sudah pukul 22.15 malam pun semakin gelap tetapi aleta masih berjalan di pinggir trotoar hanya untuk membeli makan, cacing di dalam perutnya sudah teriak meminta asupan.
Tempat orang berjualan makanan memang tidak jauh dari rumahnya hanya jalan sedikit keluar komplek lalu belok kiri sudah bertemu dengan tenda-tenda yang berjejer di pinggir jalan biasanya tempat ini ramai tapi karna sudah cukup malam jadi sedikit sepi mungkin hanya anak muda yang sedang nongkrong.
Saat sedang berjalan mencari makanan yang ia inginkan aleta melihat para preman sedang berjalan berlawan arah denganya fikiran aleta masih biasa saja.
"Eh neng cantik mau kemana ko sendirian aja," kata orang yang sedikit paruh baya dengan tato di tangan kanan dan kirinya
"Tau nih mau di temenin abang gak?" Timpal pria yang telinganya di tindik dan ada tato si plipisnya
Aleta menelan salivanya susah payah tubuhnya sudah mengeluarkan keringat dingin "permisi bang saya mau lewat gausa ganggu saya," tekan aleta masih berusaha tenang
Pria yang bertato mengeluarkan senyum smirknya "gak usah sok mahal, mending main sama kita dulu," ajaknya
Aleta menggeleng "plis jangan ganggu gue, gue mau lewat kalian gak tuli kan!" Hardik aleta masih berusaha tenang sebisa mungkin
"Halah gak usah bacot ayok ikut kita!" Dua pria itu menarik tangan aleta
Dan tiba-tiba ada seseorang yang menendang punggung pria yang menariknya.Aleta bukanya cengeng tapi dia sedikit kaget karna dua preman itu sangat brani untuk menariknya air matanya lolos begitu saja membasahi pipinya dan sekarang telinganya mendengar orang yang saling pukul dia tidak brani melihatnya lebih memilih menutup mata dengan telapak tanganya
"Gak usah ganggu dia ataupun orang lain kalau kalian gak mampu bayar wanita jalang untuk menuhin nafsu kalian. Pergi!" Tekan orang yang sedang menatap preman yang sudah terdampar di aspal dan mukanya penuh lebam karna pukulanya
Dua preman itu kabur terbirit-birit karna takut dengan arga, orang yang menolong aleta adalah arga.
Aleta masih menangis telapak tanganya menutupi wajahnya ia masih belum sadar kalau yang menolongnya adalah argaArga berjalan menuju aleta "heii, udah jangan nangis buka mata kamu, aku disini," kata arga dengan lembut
Aleta tau pemilik suara itu dia membuka telapak tanganya lalu dengan spontan memeluk arga "hiks, takut" isaknya
Arga membalas pelukan aleta mengelus punggung gadis itu dengan lembut "sutt udah jangan nangis kamu udah aman," katanya
Aleta merenggangkan pelukanya "maaf gak sengaja, makasih udah nolongin," ucap aleta sambil mengelap pipinya yang basah
"Sama-sama, kenapa keluar malem-malem gini?" Tanya arga
"Mau beli makan," jawabnya
"Nenek?" Kata arga lagi
Aleta menundukan kepalanya "tidur aku kluar diem-diem,"
Arga menghela nafas dia sudah hapal dengan aleta gadia itu walaupun sudah makan pasti masih bisa laper, sewaktu pacaran dengan arga hanya arga yang mengantarkan makanan yang gadis itu mau kerumah aleta tapi sekarang gadis itu nekat berjalan sendiri keluar rumah "kenapa gak telfon aku? Kan biar aku yang anter kerumah,"
Aleta mendongak "aku gak enak ga kita cuman temen masa aku repotin kamu terus,"
"Itukan gunanya temen buat di susahin kalo cuman buat seneng doank gak guna lah, yauda ayok aku temenin cari makan," ajak arga menggandeng tangan aleta, sedangkan aleta hanya mengangguk kepalanya
KAMU SEDANG MEMBACA
ARGA ALETA (TAHAP REVISI)
Teen FictionArga aleta by babyoreoo Aleta dirgantara rinjani cewe yang kalo emosi mengeluarkan jiwa bar-barnya Kedua orang tuanya meninggal dunia aleta di angkat sebuah kluarga untuk menjadi anaknya akan tetapi aleta tidak mengetahui siapa orang tua angkatnya...