25 - Wasting The Time ✓

204 20 73
                                    

I'm, okay.

I'm, okay

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.








[No edit]

Gue turun ke lantai dasar, tidak terlihat keberadaan Ananda, udah balik mungkin ya?
Lagian dia juga gak bawa salin, hari ini kan masuk sekolah.

"Pah?"

"Duduk sini Lin," panggil papa yang lagi serius olesin selai nanas ke selembar roti tawar.

"Aku pikir papa belum pulang."

"Tadi papa pulang larut malam, terus liat Bagas tidur di sofa. Kasian, jadi papa suruh pindah ke kamar abang."

"What!?" Gue sedikit teriak. Dengan buru-buru gue bangun lalu berjalan ke kamar abang.

"Na." Ucap gue sembari menggedor pintu kamar. "Woy na! Bangun, Lo gak pingsan kan?"

Tidak ada sautan, gue menempelkan telinga gue ke daun pintu. Tidak ada suara apa-apa.

Tangan gue beralih ke knopnya, "Gak dikunci?"

Perlahan pintu itu gue buka, tidak ada siapapun di sana.

"Pah, Ananda udah bali-" ucapan gue terpotong oleh suara pintu kamar mandi yang terbuka.

Menampilkan seseorang yang tengah berdiri dia ambang pintu dengan bermodalkan handuk yang melilit dari pinggang ke lutut.

AAAAAAAA!

Gue menutup mata lalu membalikan badan, "Lo ngapain disitu!?" Mampus banget, malu gue udah sold out.

"Ya Lo pikir aja." Nanda balas dengan santai, anjing banget. "Lo yang ngapain disitu?"

"Ya- ya gue pikir Lo belum bangun, makanya gue kesini. Gue teriak juga Lo gak kedenger kan?"

"Gue rasa, kamar bang Doy kedap suara deh." Tiba-tiba suara Ananda jadi kerasa Deket banget. Dan, wangi Citrus.. shampoo Abang, hapal banget gue aromanya. Menyeruak kuat ke hidung gue.

"Na?"

Dia balas dengan deheman, lagi-lagi deruan nafasnya kerasa dengan jelas.

Jangan-jangan,

"Lo bisa gak agak jauhan dikit, ganti baju sana Lo!" Teriak gue sembari menutup pintu asal.

















~~~~~













"Oke. Yang merasa nilainya dibawah KKM silakan menemui Bu Irene di kantor selepas KBM." Gue memperhatikan beberapa teman satu rombel gue, pucet. Kalian pasti paham.

"ANJIM, gue gak remed. Makasih ya Tuhan!" Haechan sujud syukur, benar-benar suatu keajaiban.

"Haechan." Tegur salah satu guru.

a MIRACLE • Na Jaemin ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang