Hai guys, kembali lagi dong.
Selamat membaca.
~lovestory~
Matahari sudah hadir diatas sana, menjalankan tugasnya di pagi ini. Sinarnya bahkan sudah menerobos masuk kedalam kamar bernuansa putih milik sinta, sementara sang empunya malah masih asik berkeliaran di alam mimpinya.
Tok tok tok "non sinta" teriak bi ipah
Berulang kali wanita paruh baya yang sudah bekerja selama lima tahun dirumah itu menggedor pintu kamar, meneriakan nama anak majikanya dengan keras, waktu sudah semakin mepet, tapi gadis itu masih enggan untuk membuka mata, tidak menyerah, bi ipah terus menggedor pintu ruangan itu semakin keras.
"lima menit bi"ucap sinta lirih, masih dengan posisi memeluk guling tanpa membuka mata.
"astaga non, ini udah siang" teriak bi ipah membalas.
"iya bi"balas sinta, dengan malas dia mengucek matanya beberapa kali lalu meraih jam di atas meja melihat sendiri di angka berapa jarum jam itu menunjuk. Sinta mengangguk,masih setengah sadar "oh setengah tujuh"
"WHAT SETENGAH TUJUH,YA ALLAH GUE TELAT" teriak nya lantang, seketika saja dia langsung berlari menuju kamar mandi.
Di luar sana, bi ipah hanya tersenyum simpul mendengarkan teriakan panik gadis itu, astaga,sangat tidak sopan.
Beberapa menit berikutnya dengan tergesa gesa sinta langsung turun menghampiri bi ipah di dapur, mengambil sepotong sandwitch dan menegak susu nya dengan cepat. Kemudiaj mencium pipi wanita itu sekilas, "non sinta"
Sinta menoleh "tadi mobil nya di bawa nyonya soalnya mobil nyonya lagi rusak"ucap bi ipah
Sinta melotot, "mampus gue"gerutunya, jam Pertama adalah jam bu narti, guru kimia yang tentunya galak, dan sensitif, bisa mampus dirinya jika terlambat mengikuti pelajaran itu apalagi hari ini ada ulangan harian.
Setelah menempuh perjalanan yang sulit untuknya bisa cepat sampai, saat ini sinta duduk dengan lesu di bawah pintu gerbang, merutuki nasib nya hari ini, "tuhan, kirimkanlah pangeran buat nolongin gue dari bu narti"ucap sinta menengadahkan tanganya berdoa.
"ngapain lo"ucap seseorang, menghentikan motornya tepat di depan gadis itu.
Sinta mendongak, memutar bola matanya malas "pangeran kodok kalau ini"gumamnya kesal.
"ngemis, ya lo lihat sendirilah gue telat"pekik sinta menjawab, wajahnya sudah ia buat sejutek mungkin, nihil itu tetap mengemaskan bagi semua orang
"masuk aja lah gas"ucap teman nya.
Dia, argas putra nawaz, pria berkulit putih seputih susu, mata tajam bagaikan elang, senyum manis semanis madu, wajah yang bisa terbilang imut, lucu, dan juga tegas dengan model rambut jambul nya, semakin terlihat sempurna untuk kaum hawa, leader alestor, geng besar yang katanya ditakuti semua orang. Raja jalanan yang memang tidak seharusnya diganggu.
Memikirkan argas yang katanya sempurna, sinta ingin tertawa jadinya, kenapa? Karena argas itu pendek untuk ukuran cowok. Dan,orang yang katanya menyeramkan ini baginya adalah pria arogan yang sangat menyebalkan.
"naik"perintah argas.
"ogah"tolak nya cepat.
"naik aja cantik, biar aman, dari pada duduk disitu kaya orang ilang"saut haykal, salah satu pengikut atau anggota alestor
Sinta tidak bergeming, dia masih kekeh untuk duduk di bawah sana tanpa memperdulikan argas dan yang lainya.
"kalau gak mau, udahlah gas gak usah di paksa,gue buru buru"ucap alfin,
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Story
Jugendliteraturbagaimana rasanya dicintai oleh dua anggota gengster sekaligus? dan, bagaimana rasanya harus bersaing dengan saudari tiri sendiri? KALAU KEPO MAMPIR DONG........