sakit hati

36 4 0
                                    

Hai,, update lagi dong

Semoga suka.

Kalau suka silahkan tinggalkan jejak.

Selamat membaca......

-love story-

"Terkadang seseorang harus menjaga lisannya agar tidak menyakiti orang lain, atau orang lain akan membuatmu merasakan hal serupa, ingat lah itu"balas Alfin tidak peduli.

Bau harum dari dapur tercium jelas hingga kekamar milik Sinta, membuat sang punya kamar mengernyit, tidak biasanya bi ipah memasak sampai baunya seenak ini. Setelah menyelesaikan makeup nya untuk pergi ke sekolah, Sinta menyambar tas nya kemudian turun menuju arah dapur berada.

Sinta semakin tidak mengerti, ia mematung di tempat nya, sungguh sebuah pemandangan yang sangat langka audina berdiri di dapur memasak sesuatu untuk keluarga, dan yang terpenting tidak bekerja seperti biasanya.

"Mama bisa masak?" Tanya Sinta menghampiri.

"Bisa dong, duduk disana dulu ya sayang, mama masak makanan kesukaan kamu, sebentar lagi selesai" balas nya tersenyum cerah membuat Sinta ikut menarik sudut bibirnya. Tidak mau menyiakan kesempatan ini, Sinta segera duduk di meja makan memperhatikan pergerakan audina yang masih sibuk menyiapkan semuanya, entah lah, hati nya merasa hangat melihat semua ini mengingat audina jarang ada waktu untuk nya selama ini.

"Ayo makan sayang, nanti telat" seru audina setelah mengisi lauk di piring milik putri semata wayangnya.

"Makasih ma, enak" balas Sinta memuji, tidak henti hentinya gadis itu tersenyum bahagia.

"Kamu bawa bekal nya ya, mama udah nyiapin."ucap audina lagi dibalas anggukan dari Sinta.

Setelah usai makan, Sinta segera memasukan bekal buatan audina kedalam tas, mencium tangan ibunya sebelum akhirnya pergi keluar rumah menuju sekolahnya.

*****

Sinta berjalan seorang diri menuju kelasnya, gosip tentang pertengkaran nya dengan argas usai waktu lalu masih belum juga menghilang, semua orang masih membicarakan nya secara terang terangan, Sinta sendiri mencoba untuk tidak peduli walaupun pada kenyataannya hatinya merasa ada yang janggal. Perubahan sikap argas entah kenapa membuatnya tidak nyaman.

Hari hari berlalu setelah waktu itu, argas berubah menjadi dingin, jangankan mengganggunya seperti dulu menatapnya saja dia enggan. Begitupula dengan ALESTOR, mereka yang biasanya selalu menyapa dan tersenyum saat berpapasan dengannya kini hanya mengabaikan dan acuh tak acuh. Sial Sinta benar benar tidak tahan.

Semua orang memperhatikan nya, Sinta masih enggan untuk peduli, gadis itu masih terus berjalan menyusuri koridor menuju kelasnya berada. Entah tanpa ia tau, Irene datang menghampiri nya dengan seringai dibibirnya, bersama viona disampingnya mereka menghentikan langkah Sinta secara paksa. Gadis itu mendongak, tidak bergeming ia rasa tidak ingin membuat keributan dengan Irene di hari bahagia nya ini

"Mau kemana?"tanya viona sinis

"Sorry, gue gak mau cari ribut. Biarin gue kekalas" ucap Sinta sabar.

"Cewek gak punya didikan yang setelah menghina seseorang bisa tidak merasa bersalah sedikitpun. Astaga, orang tua Lo pernah ngajarin tata Krama gak sih" ucap Irene sedikit berteriak.

Sinta mendongak, menatap keduanya dengan tajam "gak usah cari ribut" lirih nya lagi

"Apa? Gue gak salah, itu kan yang Lo ucapin ke argas tempo lalu. Cewek murahan, gak tau diri, gak punya etika, dan gak punya rasa malu" jawab Irene semakin terkekeh sinis.

Love StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang