Happy reading
•
•
•Dengan langkah tergesa-gesa Lena memasuki ke dalam ruangan Albara sambil membawa tumpukan berkas yang lumayan banyak dan juga berat. Keringat membasahi pelipis Lena akibat terus berjalan ke sana kemari untuk menjalankan perintah Albara yang memang semaunya sendiri. Lena membuka pintu ruangan Albara sambil membawa berkas yang tadi di minta oleh Albara.
"Ini berkas yang Anda minta, Tuan." Lena menyerahkan berkas kepada Albara.
Albara menatap Lena lekat sambil memperhatikan Lena. Keringat dan deruan nafas bisa Albara lihat dari wajah Lena yang memang sangat kelelahan akibat ia suruh kesana kemari. Albara mengambil berkas dimeja dan mengeceknya. Di dalam hati Lena berharap jika ini terakhir Albara menyuruhnya.
"Kamu boleh kembali," ucap Albara.
Lena bernafas lega ketika Albara berhenti memerintahnya. Dengan segera Lena pergi ke mejanya, agar bisa mengistirahatkan dirinya. Setelah duduk di kursi Lena memijit kakinya yang sedikit kelelahan karena ia memakai hak tinggi. Ketika Lena ingin mengerjakan berkas yang belum ia selesaikan tiba-tiba ponsel di mejanya bergetar.
Jackson call
Lena menatap layar ponselnya menatap nama yang terasa di layar ponsel. Nama seseorang yang selalu menemani Lena. Menggeser ke kanan untuk menjawab penggilan dari Jackson.
"Halo, Jack."
"Hai, Lena. Akhirnya kamu menjawab panggilan dariku. Ke mana saja kamu selama ini? Kenapa nomermu tidak pernah aktif? Apa ada masalah?" tanya Jackson dari seberang sana.
Lena terkekeh mendengar sederetan pertanyaan dari Jackson.
"Maaf tidak memberimu kabar jika beberapa bulan lalu aku kembali ke Indonesia."
"Apa kamu ada waktu hari ini? Aku ingin bertemu denganmu. Apa kamu bisa?" Jackson mengajak Lena untuk bertemu malam hari ini.
Ingin menolak tapi Lena tidak kuasa untuk menolaknya.
"Baiklah nanti malam kita bertemu di tempat biasa." Lena menerima ajakan Jackson.
"Kalau begitu sampai bertemu nanti malam." Jackson menutup sambungan telfon dari Lena.
Nanti malam ia harus bertemu dengan Jackson apa Lena harus ijin dengan Albara? Karena bagaimana pun juga Albara adalah suaminya. Tapi jika ijin pun Albara mungkin bersikap seperti tidak menganggapnya istri sesungguhnya. Yang di pikiran Lena sekarang adalah ia bisa menyelesaikan pekerjaan terlebih dahulu baru memikirkan yang lainnya. Tumpukan berkas satu-satu Lena kerjakan dengan teliti ia tidak mau terjadi kesalahan yang membuat Albara memarahinya.
Butuh waktu 3 jam Lena selesai mengerjakan semua pekerjaannya. Lena merenggang tubuh untuk menghilangkan kaku di tubuhnya. Tumpukan berkas yang sudah Lena kerjakan ia berikan kepada Albara untuk di periksa siapa tau ada kesalahan lagi yang mungkin bisa Lena kerjakan lagi.
Tok! Tok! Tok!
Suara barito menyuruh Lena masuk. Dengan segera Lena memasuki ruangan Albara yang terdapat Sonia. Tapi tunggu dulu, sejak kapan Sonia memasuki ruangan Albara. Apa mungkin ketika Lena tengah mengerjakan pekerjaannya. Tatapan sinis Sonia berikan kepada Lena. Lena berjalan menuju meja Albara.
"Ini berkas yang sudah saya periksa. Beri tau jika ada kesalahan, maka dengan segera saya akan memperbaikinya," ucap Lena memberikan berkas yang di bawa tadi.
"Kalau begitu saya permisi." pamit Lena.
Lena mengemasi barang kemudian ia akan menuju ke tempat di mana ia akan bertemu dengan Jackson. Sebuah taksi Lena hentikan untuk mengantarnya ke tempat ia bertemu. Memandang keluar jendela menatap langit yang sedikit mendung membuat Lena sedikit merasa kedinginan. Taksi berhenti di tempat cafe Gelora. Cafe dimana Lena sering bertemu dengan Jackson.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mr. Albara ( #2 KURNIAWAN SERIES )
Romance( Usahakan baca Sweet Doctor dulu ) #2 in Albara ( 23 / 01 / 2023 ) Albara Athalla Ashari Kurniawan adalah seorang CEO yang memiliki perusahaan besar di Kota Amerika. Albara sering kali menerima penghargaan, tapi sifat Albara berbanding terbalik den...