Mr. Albara | 11. Kabur

2K 144 25
                                    

Albara tersenyum sinis dan kembali berjalan meninggalkan ruangan Lena.

"Jaga dia kau tau tugasmu bukan?" ucap Albara kepada orang kepercayaannya.

Albara berjalan meninggalkan rumah sakit dengan senyum puas. Puas telah menyingkirkan kandungan yang ada di dalam perut Lena. Banyak pasangan mata yang menatap kearah Albara yang tengah berjalan meninggalkan rumah sakit. Albara tidak memperdulikan tatapan yang tertuju kepadanya. Yang jelas hari ini benar-benar puas.

Mobil milih Albara tengah menunggu di halaman rumah sakit. Dengan santai Albara memasuki mobil miliknya untuk menuju ke perusahaannya. Senyum puas selalu di tampilan oleh Albara karena benar-benar menyingkirkan anak hasil hubungannya dengan Lena. Mobil yang di tumpangi Albara tiba di gedung tinggi dengan desain yang sangat mewah sekali.

Dengan santai Albara berjalan menuju ke ruangannya. Tapi saat di tengah jalan ia di hadang oleh seseorang yang sangat ia sayangi. Wanita itu menatap tidak suka kepada Albara. Albara mencoba bersikap biasa saja saat seseorang itu menatapnya tidak suka.

"Apa Bunda baru saja sampai? Atau Bunda sudah menunggu lama?" tanya Albara.

Plak

Bukan jawaban yang Albara terima tapi sebuah tamparan yang Albara terima dari sang Bunda–Arra. Albara cukup terkejut karena baru pertama kali sang Bundanya menamparnya. Dulu ketika masih kecil Albara tidak pernah menerima pukulan dari sang Bunda walaupun dia melakukan kesalahan yang membuat sang Bunda marah. Tapi barusan ia menerima pukulan dari sang Bunda. Albara menatap sang Bunda yang mungkin tengah menahan emosi.

"Ikut Bunda sekarang!" Arra berjalan terlebih dahulu ke ruangan Albara.

Albara menatap sekeliling para karyawan tengah menatap dirinya.

"Kembali berkerja!!" teriak Albara yang membuat semua karyawan ketakutan.

Albara berjalan menuju ke ruangannya yang berada di lantai paling atas. Ketika sampai di ruangan, Albara mendapatkan tamparan lagi dari sang Bunda.

"Bunda kenapa menamparku? Salah Al apa hingga membuat Bunda menampar, Al?" tanya Albara.

"Apa kau tidak menyadari apa kesalahanmu?" tanya Arra kembali.

"Al benar-benar tidak tau apa kesalahan, Al." jawab Albara.

Arra tertawa sinis menatap sang anak.

"Apa betul kau tidak tau kesalahanmu apa, Nak? Apa perlu Bunda yang memberi taumu?" kata Arra.

Arra melemparkan sebuah amplop coklat ke meja. Dengan segera Albara melihat apa isi dari amplop coklat yang Bunda beri. Tubuh Albara menegang ketika melihat isi amplop itu.

"Sudah tau apa kesalahanmu? Sudah tau kenapa Bunda menamparmu? Apa kau pernah melihat Bunda memukulmu atau menyakiti kalian walaupun kalian nakal sekali? Tidak bukan? Tapi kali ini Bunda bener-bener sudah marah denganmu, Al. Kau melakukan kesalahan yang membuat Bunda kecewa kepadamu!" jelas Arra.

"Bunda, Al, bisa menjelaskan semuanya." ucap Albara.

"Kalau begitu Bunda akan mendengarkan penjelasanmu." kata Arra duduk di sofa.

Dengan menarik nafas Albara mulai menjelaskan kejadian yang tengah menimpanya. Albara tidak melihat keterkejutan dari wajah sang Bunda.

"Begitu ceritanya." ucap Albara ketika sudah selesai.

"Apa Bunda percaya begitu saja dengan kisah yang kau karang itu?" tanya Arra.

"Mak--maksud Bunda apa?" tanya Albara gugup.

Mr. Albara ( #2 KURNIAWAN SERIES )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang