Mr. Albara | 16. Rumah Albara

1.5K 126 4
                                    

Happy reading



Lena tercengang ketika tiba di bandara. Lena menatap Albara yang berdiri di sampingnya tanpa bicara apapun. Albara pun tidak menjelaskan apapun prihal masalah ini. Ingin rasanya Lena bertanya tapi di urungkan ketika melihat wajah lelah Albara.

"Ayo." Albara mengandeng tangan Lena menuju ke pesawat.

Tanpa banyak bicara Lena mengikuti Albara yang menuntunnya menuju ke dalam pesawat. Lena sedikit bingung saat masuk kedalam pesawat karena hanya ada mereka berdua dan juga pegawai pesawat saja.

"Pak, kok kita berdua saja?" tanya Lena menahan tangan Albara.

"Apa kamu lupa? Jika aku memilikimu pesawat pribadi sendiri?" Albara berlalu menuju kursi.

"Astaga, betapa bodohnya dirimu ini, Lena. Kamu menikah dengan siapa? Kamu menikah dengan keluarga Kurniawan yang memiliki kekayaan yang luar biasa." batin Lena.

"Kenapa masih berdiri di sana?" Albara mengangetkan Lena.

Lena duduk bersebelahan dengan Albara yang tengah memainkan ponselnya.

"Pak, kita mau kemana?" tanya Lena.

"Cukup diam jangan banyak tanya, dan satu lagi jangan manggil aku Bapak. Aku ini suamimu jadi jangan memanggilku seperti itu." pesan Albara.

"Maaf." cicit Lena.

Lebih baik diam dari pada harus bertengkar. Batin Lena.

Pesawat masih berada di atas awas, tapi mata Lena sudah tidak tahan lagi menahan kantuk yang terus saja melandanya. Lena membenarkan letak batalnya kemudian merebahkan badannya untuk tidur. Lena sudah tidak tahan lagi. Tidak memerlukan waktu yang lama Lena akhirnya tertidur dengan pulas.

"Kamu mau makan sekarang atau nanti saja?" Albara bertanya kepada Lena.

Tidak ada sahutan dari Lena membuat Albara menoleh kearahnya. Wajah damai yang pertama kali Albara lihat. Ternyata Lena tidur sebab itu tidak ada sahutan dari Lena. Albara menatap wajah Lena dari dekat, menatap penuh teliti.

"Cantik." kalimat itu yang keluar dari mulut Albara.

Albara menyingkirkan beberapa helai rambut yang menutupi wajah Lena. Kecupan di kening Lena dapatkan dari Albara. Entah kenapa Albara sekarang mulai berani melakukan sentuhan fisik kepada Lena. Tangan Albara menyentuh perut rata Lena yang tengah mengandung anaknya. Senyum terbit di bibir Albara membuat para pramugari yang melihat terpesona akan wajah tampan Albara. Mereka hanya bisa mengagumi saja tidak bisa memiliki karena mereka sadar jika sekarang Albara sudah memiliki istri yang begitu cantik.

Menempuh perjalanan yang sangat jauh akhiri pesawat milik Albara tiba di tujuannya. Albara menoleh kepada Lena ternyata ia belum terbangun juga. Terpaksa Albara mengendong Lena. Dengan sangat hati-hati Albara mengangkat tubuh Lena. Perilaku Albara yang menyayangi istrinya membuat pramugari semakin kagum akan sosok Albara. Di dalam mobil pun Albara dengan hati meletakan tubuh Lena.

"Jalan, Jhon." perintah Albara.

"Baik, Tuan." Jhon mengemudikan mobilnya menuju tempat tujuan Albara.

Demi kenyamanan Lena yang tertidur Albara menaruh kepala Lena di pundaknya. Menyingkirkan helaian rambut yang menutup Lena di belakang rambut Lena. Mobil mereka telah tiba di tujuan Albara. Seperti yang Albara lakukan di pesawat tadi sekarang pun Albara harus mengendong Lena untuk memasuki rumah. Para pekerja Albara menundukkan kepalanya ketika Albara memasuki rumah.

Albara menuju kamar yang berada di lantai 3 menggunakan lift yang memang Albara beri. Lift berhenti tepat di lantai tidak dan dengan segera Albara keluar untuk menuju kamarnya. Dengan menggunakan kaki Albara membuka pintu kamarnya dan dengan perlahan menaruh tubuh Lena agar tidak membangunkan Lena yang memang benar-benar terlelap.

Mr. Albara ( #2 KURNIAWAN SERIES )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang