Ayra langsung kekamarnya setelah membereskan belanjaannya. Arya yang melihatnyapun terheran, dia segera menyelesaikan pekerjaannya dan menyusul ayra.
Arya masuk dan menatap ayra yang sedang berdiri dibalkon, hm entahlah apa yang dia lakulan disana. Arya mendekat perlahan dan memeluk ayra.
"Astaghfirullah kaget kak" Kejut ayra memukul pelan tangan arya.
"Ngapain diluar?" Tanya arya menatap ayra dari samping.
"Cari angin" Ketus ayra.
"Kenapa sih?" Tanya arya membalikkan tubuh ayra dan menatapnya namun ayra memalingkan wajahnya.
"Kenapa sayang?" Tanya arya melembut.
"Gapapa kak" Jawab ayra.
"Hey kalo ngomong liat matanya sayang" Ucap arya, ayra terdiam lalu menatap mata arya yang menatapnya lembut.
"Kenapa hm? Jangan dipendem sendiri" Ucap arya menyelipkan rambut ayra.
"Aku ga suka sama kakak" Ucap ayra, membuat arya terheran, apa kesalahannya?
"Ga suka?" Beo arya.
"Kenapa kakak diem aja tadi? Ga belain aku? Apa kakak juga suka sama kasir centil itu?" Cecar ayra, arya ternganga, bagaimana bisa dia memiliki pikiran seperti itu? Sedangkan dia hanya mencintainya.
"Aku udah punya kamu, kenapa aku harus suka wanita lain?" Tanya arya mengelus pipi ayra.
"Sekarang aku gemuk, terus kasir itu badannya bagus, kakak pasti sukakan sama kasir itu? Terus kakak ga suka sama aku karena aku gemuk terus jelek" Jawab ayra menunduk. Arya mengernyitkan keningnya, mana ada yang seperti itu?
"Ngomong apa sih ay? Mana ada aku suka sama kasir itu cuman karena bodynya? Kata siapa aku ga suka sama kamu? Kamu gemuk karena mengandung anak aku, gimana bisa aku kayak itu? Segemuk apapun kamu, sejelek apapun kamu, kalo aku mencintai kamu, bisa apa wanita diluaran sana? Jangan mikir yang ga penting sayang, jangan pernah berpikir kalo aku bakal ninggalin kamu, karena kamu ada buat aku, apalagi kita jadi orang tua nanti" Jelas arya mengusap pipi ayra yang menitikkan air mata.
Ayra memeluk arya dan menumpahkan tangisannya disana. Ibu hamil sensitif bukan? Apalagi masih mudah.
"Jangan nangis sayang, nanti babynya juga nangis" Ucap arya mengecup pucuk ayra dan mengusap perut ayra.
Ayra menjauhkan wajahnya dan mengusap kasar pipinya, laku tersenyum manatap arya.
"Nah gitu dong senyum, kan cantik" Ucap arya mengcium pipi ayra.
"Ayo kebawah kak, aku mau ngabarin yang lain" Ucap ayra menggandeng tangan arya namun ditahan oleh arya. "Kenapa?"
"Kok ga mas lagi?" Tanya arya.
"Aku ga mau sama kayak kasir itu, ga suka" Jawab ayra bersidekap dada.
"Jangan kak, bosen" Ucap arya.
"Apa ya?" Tanya ayra mengetukkan jarinya didagu. Ayra tersenyum saat mendapatkannya. "Gimana kalo a'a?"
"A'a ya? Emmm? Bagus, udah itu aja" Ucap arya mengangguk.
"Oke, ayo a kita kebawah" Ajak ayra berjalan mendahului arya, arya terkekeh dan mengikuti istrinya.
☀☀☀☀☀
"Dua minggu berasa sehari anjir, dah masuk ae" Keluh dira menelungkupkan kepalanya.
"Iya karena lo jalaninnya ga pake hati, pake nafsu" Cibir yoga.
Mereka sedang berada dikantin saat ini, setelah liburnya yang dua minggu akhirnya mereka kembali masuk seperti biasa.
"Hai"
KAMU SEDANG MEMBACA
|| Untouchable Man || End ✔
Teen Fiction[ END ] 📌 Cerita sudah di revisi. 📌 𝙲𝚎𝚛𝚒𝚝𝚊 𝚒𝚗𝚒 𝚑𝚊𝚗𝚢𝚊 𝚞𝚗𝚝𝚞𝚔 𝚑𝚒𝚋𝚞𝚛𝚊𝚗 𝚜𝚎𝚖𝚊𝚝𝚊. 📌 𝙼𝚞𝚛𝚗𝚒 𝙵𝚒𝚔𝚜𝚒. . Polos, keras kepala, pantang menyerah, kuat, pintar. Mungkin itu semua sesuai untuk gadis lugu seperti Ayra. Dis...