☀️Part 8☀️

1.5K 102 1
                                    

Ayra menatap langit langit kamarnya, pikirannya rasa berputar tentang ucapan arya ditaman belakang tadi.

"Ayra gue dah nyaman sama lo, gue dah suka sama lo, gue dah sayang sama lo, gue ga mau kehilangan lo, bahkan gue cinta sama lo"

"Gue cinta sama lo" beo ayra.

"Gue berarti aku, cinta, sama, lo berarti kamu" monolognya.

"Berarti kalo disambungin? Aku cinta sama kamu?" Ucap ayra, dia terdiam beberapa saat memikirkan kata kata itu.

"Berarti?! Kak ar cinta sama ayra!" Pekik ayra meloncat dari kasur.

"Beneran kak ar cinta sama aku?!" Pekiknya lagi.

"Yeayyyyyyy kak ar cinta sama aku" ucap ayra berjoget asal dengan tangan keatas.

"Aaaaa seneng banget!" Ucap ayra membanting tubuhnya dikasur.

"Eh tapi?" Ayra kembali terdiam.

"Kan mau dijodohin" lesunya.

"Berarti nanti cintanya ga buat ayra lagi dong?"

"Buat istrinya nanti dong?"

"Terus nanti aku juga cintanya sma suami aku dong?"

"Eh tapi ya sampai kapanpun aku bakal cinta sama kak ar"

"Suami akumah buang aja kepantai kidul biar dinikahin sama nyiroro selatan"

Ayra kembali diam setelah acara dadakannya. Dia harus dijodohkan? Diusia yang masih bisa dibilang remaja? Apa nanti dirinya akan sibuk dengan rumah tangga?

Mening kalo arya yang menjadi pasangannga nanti. Bagaiman jika ayahnya menjodohkannya dengan pria yang cacat, terus tak laku makanya dijodohkan.

Ayra mengahapus pikiran nistanya itu, siapapun pasangannya nanti. Dia berharap pria itu mirip seperti arya, tinggi, putih, mancung, manis, kelakuannya sama, tingkahnya sama, bila perlu sifatnya sama. (Dah aje arya kalo gitumah tong_-)

"Aminnnn"

"Dah lah tidur, besok sekolah ketemu deh sama kak ar, jadi harus tidur, biar kak ar ga kemana mana, eh apa hubungannya coba? Ish kok ayra bego sih setelah kemakan cintanya kak ar? Dah lah tidur, good night penjaga ayra" ucap ayra lalu tertidur.

"Bunda kenapa tangan aya sakit kalo dipegang temen? Padahal sama bunda ayah engga" adu seorang anak yang baru saja datang.

"Kulit kamu sensitif sayang" ujar bunda mengelus kepala putranya.

"Tadi aya diejek katanya aya punya penyakit, terus sama ibu ibu yang lain juga gitu" ucapnya cemberut.

"Aya, ayatuh ga penyakitan aya emang dari lahir seperti ini, kata dokter kulit aya emang sensitif, emang aya ga denger kemarin kata dokter?" Ucap bunda memberi pengertian.

"Iya, kata dokter aya ga sakit, aya gini karena dari lahir, tapi aya juga pengen rasanya disentuh temen" ucapnya.

"Aya, aya tau? Suatu hari nanti akan ada seseorang yang bisa menyentuh aya, entah siapa, tapi itu akan ada" ucap bunda berusaha mengibur.

"Aya ga yakin ada yang bisa sentuh aya, yang bisa sentuh aya cuman ayah sama bunda, yang lainnya engga" keluhnya.

"Aya harus yakin kalo aya mau itu terjadi, aya tunggu aja sampe aya besar, bunda bakal selalu ada disisi aya sampe orang itu ada" ucap bunda memeluk putranya.

"Iya bunda aya yakin bakal ada yang bisa sentuh aya seperti ayah sama bunda" ucapnya.

Arya membuka matanya, tubuhnya penuh keringat, nafasnya tak teratur. Untuk yang kesekian kalinya dia bermimpi bertemu bundanya.

|| Untouchable Man || End ✔ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang